Kebakaran RS Tewaskan 73 Orang
KOLKATA – Kebakaran yang terjadi kemarin di sebuah rumah sakit berlantai tujuh di kota Kolkata India timur menewaskan sedikitnya 73 orang.
Sebagian besar korban tewas merupakan pasien yang dirawat di rumah sakit itu. Kebakaran yang tidak cepat dikuasasi itu terjadi pada dini hari. Para petugas penyelamat tidak mampu memberikan pertolongan cepat. Mereka hanya mampu mencari jenazah para korban, termasuk diantara dua anak kecil.
“Sedikitnya 73 orang tewas. Sebagian besar mereka adalah pasien,” ujar S Upadhay, wakil presiden rumah sakit AMRI kepada reporter dikutip Reuters. Dia menambahkan, 90 pasien lainnya berhasil diselamatkan. Rumah Sakit AMRI dikenal rumah sakit mahal yang memiliki fasilitas mewah. Rumah sakit terletak di pemukiman Dhakuria di Kalkota selatan.
Otoritas menyebutkan kebakaran dimulai di lantai dasar di mana tempat penyimpanan material yang mudah terbakar, seperti tabung oksigen. “Kebakaran terdeteksi pada pukul 3.30 pagi. Kita menghubungi tim pemadam kebakaran yang tiba lima menit hingga 10 menit setelahnya,” ujar Upadhay.
Sekitar 24 truk pemadam kebakaran diterjunkan ke lokasi untuk memadam api dan mengevakuasi para korban selamat. Tapi, asap tebal mengakibatkan upaya penyelamatan mengalami banyak hambatan.
“Upaya penyelamatan mengalami hambatan karena asapnya terlalu tebal dan berada di tingkat kewajaran,” ujar Firhad Hakim, Menteri Pembangunan Urban untuk Negara Bagian West Bengal. Dia juga menambahkan, sebagian besar korban meninggalkan karena menghirup asap sehingga meninggal dalam kondisi lemas.
Menurut kepala pasukan pemadam kebakaran, Gopal Bhattacharya, pihaknya berhasil menyelamatkan sejumlah pasien. “Kita telah memindahkan 50 pasien ke rumah sakit lainnya. Situasinya sangat mencekam,” kata Bhattacharya.
Kemudian, Menteri Besar Negara Bagian West Bengal, Mamata Banerjee mengatakan ijin rumah sakit itu telah dicabut. “Kebakaran merupakan kejahatan yang tidak termaafkan. Siapa yang bertanggungjawab akan diberikan hukuman berat,” katanya. Banerjee berjanji akan menggelar penyidikan penuh untuk mengetahui apakah upaya pencegah kebakaran di gedung itu memang dibawah standar.
Insiden menghebohkan sempat terjadi ketika Banerjee tiba di rumah sakit itu. Para keluarga pasien komplain karena konvoi mobil Banerjee justru menghalangi mobil ambulans masuk ke kompleks rumah sakit. Apalagi, polisi juga menggunakan tongkat untuk menertibkan warga ketika Banerjee memasuki kompleks.
Banerjee pun langsung marah. “Hentikan itu. Apa itu? Tidak ada pemukulan dengan tongkat! Apakah kamu datang ke sini untuk memukuli rakyat!” kata Banerjee kepada petugas polisi dikutip Times of India.
Menurut petugas rumah sakit bahwa jumlah total pasien mencapai 160 saat gedung itu terbakar. Para keluarga pasien pun menunggu di luar gedung untuk mengikuti operasi penyelamatan. Banyak di antara keluarga korban berteriak histeris karena mengetahui keluarga mereka tewas terpanggang. “Ibu saya berada di unit perawatan intensif. Usianya 70 tahun. Saya tidak tahu apakah dia masih hidup atau tidak,” kata Khokon Chakravathi kepada AFP. Menurut Badal Sikari, penduduk lokal yang menolong tim penyelamat, beberapa jenazah tampak meninggalkan karena lemas.
Sementara, pasien yang berhasil diselamatkan harus mendapatkan perawatan khusus karena menghirup terlalu banyak asap. “Saya sangat ketakutan. Saya berteriak sekeras mungkin untuk mencari pertolongan,” ujar Jyoti Chaudhary, seorang pasien yang telah dirawat satu pekan. “Akhirnya, seorang perawat membawa saya keluar kamar dan saya tiba di lantai dasar.”
Kemudian, Ananya Das, 34, seorang pasien yang masih memakai perban setelah operasi kecil, mengaku dia masih dalam tahap pemulihan setelah operasi. “Saya berjalan keluar dan kemudian keluar melalui sebuah jendela. Saya melihat banyak jenazah,” tuturnya. (andika hendra m)
Sebagian besar korban tewas merupakan pasien yang dirawat di rumah sakit itu. Kebakaran yang tidak cepat dikuasasi itu terjadi pada dini hari. Para petugas penyelamat tidak mampu memberikan pertolongan cepat. Mereka hanya mampu mencari jenazah para korban, termasuk diantara dua anak kecil.
“Sedikitnya 73 orang tewas. Sebagian besar mereka adalah pasien,” ujar S Upadhay, wakil presiden rumah sakit AMRI kepada reporter dikutip Reuters. Dia menambahkan, 90 pasien lainnya berhasil diselamatkan. Rumah Sakit AMRI dikenal rumah sakit mahal yang memiliki fasilitas mewah. Rumah sakit terletak di pemukiman Dhakuria di Kalkota selatan.
Otoritas menyebutkan kebakaran dimulai di lantai dasar di mana tempat penyimpanan material yang mudah terbakar, seperti tabung oksigen. “Kebakaran terdeteksi pada pukul 3.30 pagi. Kita menghubungi tim pemadam kebakaran yang tiba lima menit hingga 10 menit setelahnya,” ujar Upadhay.
Sekitar 24 truk pemadam kebakaran diterjunkan ke lokasi untuk memadam api dan mengevakuasi para korban selamat. Tapi, asap tebal mengakibatkan upaya penyelamatan mengalami banyak hambatan.
“Upaya penyelamatan mengalami hambatan karena asapnya terlalu tebal dan berada di tingkat kewajaran,” ujar Firhad Hakim, Menteri Pembangunan Urban untuk Negara Bagian West Bengal. Dia juga menambahkan, sebagian besar korban meninggalkan karena menghirup asap sehingga meninggal dalam kondisi lemas.
Menurut kepala pasukan pemadam kebakaran, Gopal Bhattacharya, pihaknya berhasil menyelamatkan sejumlah pasien. “Kita telah memindahkan 50 pasien ke rumah sakit lainnya. Situasinya sangat mencekam,” kata Bhattacharya.
Kemudian, Menteri Besar Negara Bagian West Bengal, Mamata Banerjee mengatakan ijin rumah sakit itu telah dicabut. “Kebakaran merupakan kejahatan yang tidak termaafkan. Siapa yang bertanggungjawab akan diberikan hukuman berat,” katanya. Banerjee berjanji akan menggelar penyidikan penuh untuk mengetahui apakah upaya pencegah kebakaran di gedung itu memang dibawah standar.
Insiden menghebohkan sempat terjadi ketika Banerjee tiba di rumah sakit itu. Para keluarga pasien komplain karena konvoi mobil Banerjee justru menghalangi mobil ambulans masuk ke kompleks rumah sakit. Apalagi, polisi juga menggunakan tongkat untuk menertibkan warga ketika Banerjee memasuki kompleks.
Banerjee pun langsung marah. “Hentikan itu. Apa itu? Tidak ada pemukulan dengan tongkat! Apakah kamu datang ke sini untuk memukuli rakyat!” kata Banerjee kepada petugas polisi dikutip Times of India.
Menurut petugas rumah sakit bahwa jumlah total pasien mencapai 160 saat gedung itu terbakar. Para keluarga pasien pun menunggu di luar gedung untuk mengikuti operasi penyelamatan. Banyak di antara keluarga korban berteriak histeris karena mengetahui keluarga mereka tewas terpanggang. “Ibu saya berada di unit perawatan intensif. Usianya 70 tahun. Saya tidak tahu apakah dia masih hidup atau tidak,” kata Khokon Chakravathi kepada AFP. Menurut Badal Sikari, penduduk lokal yang menolong tim penyelamat, beberapa jenazah tampak meninggalkan karena lemas.
Sementara, pasien yang berhasil diselamatkan harus mendapatkan perawatan khusus karena menghirup terlalu banyak asap. “Saya sangat ketakutan. Saya berteriak sekeras mungkin untuk mencari pertolongan,” ujar Jyoti Chaudhary, seorang pasien yang telah dirawat satu pekan. “Akhirnya, seorang perawat membawa saya keluar kamar dan saya tiba di lantai dasar.”
Kemudian, Ananya Das, 34, seorang pasien yang masih memakai perban setelah operasi kecil, mengaku dia masih dalam tahap pemulihan setelah operasi. “Saya berjalan keluar dan kemudian keluar melalui sebuah jendela. Saya melihat banyak jenazah,” tuturnya. (andika hendra m)
Komentar