Jong-un Terapkan Pemerintahan Kolektif

PYONGYANG – Pascakematian Kim Jong-il, Korea Utara (Korut) melakukan sedikit perubahan dalam pemerintahannya. Mereka akan menerapkan sistem pemerintahan kolektif.


Seorang sumber yang memiliki kedekatan dengan Pyongyang dan Beijing mengungkapkan, militer telah menyatakan sumpah setia kepada penerus Kim, putra bungsunya,Kim Jong-un. Kepemimpinan kolektif itu melibatkan,Jong-un; adik ipar, Kim Jang Song-thaek, 65; dan militer. Itu jelas menunjukkan adanya perbedaan dengan model kepemimpinan Kim Jong-il dan Kim Il-sung.

Ketika berkuasa, kedua tokoh Korut itu sangat memiliki kekuatan penuh dalam memimpin negara paling tertutup di dunia itu. Tapi, posisi bagi-bagi kekuasaan saat ini sangat penting bagi Jong-un untuk mengembangkan pemerintahan yang stabil pascakematian ayahnya. ”Tidak bakal terjadi kudeta,” kata sumber itu kepada Reuters. ”Militer telah menyatakan sumpah setia kepada Kim Jong-un.” Sementara,Jang Song-thaek adalah adik ipar Kim yang otomatis adalah paman Jong-un. Dia bakal menjadi orang di belakang layar bersama Kim Kyonghui, adik Kim.

Adapun pihak militer diwakili Ri Yong-ho, jenderal paling senior saat ini. Reuters merasa perlu untuk mengklarifikasi kapabilitas sumber rahasianya. Sumber yang menolak namanya disebut itu pernah memprediksi beberapa kejadian di Korea Utara yang kemudian terbukti benar.Salah satunya adalah dia memprediksi Korea Utara akan melakukan uji coba nuklirnya pada 2006, sebelum peristiwa itu terjadi. Sumber itu menambahkan, uji coba peluru kendali yang dilakukan negara itu pada Senin (19/12/2011) merupakan peringatan pada Amerika Serikat (AS) untuk tidak melakukan tindakan apa pun.

”Dengan uji coba rudal itu,Korut ingin mengirim pesan bahwa mereka punya kemampuan untuk melindungi diri sendiri,” tegas sumber itu.Namun, dia menegaskan, Korut sepertinya tidak akan melakukan uji coba nuklir dalam waktu dekat kecuali diprovokasi oleh AS dan Korea Selatan (Korsel). Tak bisa disangkal bahwa program nuklir Korut menjadi sumber ketegangan internasional. Negara itu kemudian keluar dari perundingan enam negara yang di dalamnya terdapat Korea Selatan,Amerika Serikat, China, Jepang, dan Rusia.

Kelima negara itu meminta Pyongyang menghentikan program nuklirnya dan kembali pada Perjanjian Nonproliferasi. Sementara, sumber rahasia itu menyebutkan, China menyambut kepemimpinan Kim Jong-un dan mengundangnya berkunjung ke China setelah masa berkabung usai. Posisi China sangat signifikan bagi Jong-un untuk membangun dukungan internasional. China merupakan sekutu terdekat dan penyumbang bantuan terbesar ke Korut.

Dengan dukungan di dalam negeri dan China, posisi Jongun dirasa sangat aman dari terkaman kudeta. Menurut para analis,meski Jong-un memiliki pendukung sendiri, dia itu tidak cukup kuat untuk mengonsolidasikan kekuatan. ”Saya tahu bahwa dia mampu membangun kelompok pendukung di sekitarnya yang berasal dari generasinya,” kata Koh Yu-hwan,Pesiden Asosiasi Korea untuk Kajian Korut di Seoul.”Tapi,tidak semua orang tua yang berusia 70-an, seperti Jang yang berusia 60-an,memberikan dukungan bagi Jongun. Dukungan pemuda bakal berkembang sesegera setelah Jong-un berkuasa.

” Koh menuturkan, orangorang pembesar yang setia kepada Jong-il telah disatukan terlebih dahulu sebelum kematian mendadak diktator Korut itu.”Semuanya relatif tenang selama beberapa hari setelah kematian Kim Jong-il. Itu sangat efektif.Jika tidak berjalan lancar, kita akan melihat periode yang cukup lama Korut dipimpin oleh mumi,”kata Koh. Jong-un telah menerima proses pengaturan sukses dari ayahnya yang sangat manis.

”Menganggap tradisi pemerintahan militer dari ayah dan kakeknya, itu bukan hal yang mudah bagi Jong-un,”kata Koh. Senada dengan Koh, Ralph Cossa, Presiden Forum Pasifik CSIS, mengatakan bahwa kelompok penguasa telah bekerja sama dengan erat.”Semua kepentingan di dalam rezim tetap eksis,”katanya.”Saya pikir pemerintahan tetap stabil, minimal dalam waktu dekat.” Sementara, duka mendalam masih menyelimuti warga Korut.Media milik pemerintah Korut melaporkan warga Korut menyatakan kesetiaannya kepada pemimpin baru Kim Jong-un setelah kematian ayahnya Kim Jong-il.Media negara memberikan pujian kepada ”Penerus Besar” dengan menggambarkannya sebagai ‘’mercusuar harapan’’ bagi negara yang tersapu oleh ”‘lautan tangis dan duka”.

Kemarin, media Korut melaporkan, sedikitnya 5 juta orang berkumpul untuk berkabung atas kematian Kim di Pyongyang. Kim meninggal pada Sabtu (17/12) karena serangan jantung di kereta api yang dia tumpangi saat hendak melakukan lawatan. Dia akan dimakamkan pada 28 Desember mendatang setelah dipamerkan di kotak kaca. andika hendra m

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/453734/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford