Suriah Siap Hadapi Intervensi Asing
DAMASKUS– Presiden Suriah Bashar al-Assad menegaskan dia siap menghadapi intervensi asing dan tidak akan memberikan toleransi terhadap demonstran anti-pemerintah di negaranya.
Penegasan Assad itu sangat bertolak belakang dengan seruan Liga Arab untuk mengakhiri kerusuhan. Assad menegaskan, pemerintahannya tidak akan tunduk terhadap tekanan internasional yang mengkritik cara pemerintahannya menangani aksi unjuk rasa. “Saya sudah siap untuk terus bertempur dan mati untuk Suriah jika negeri ini pada akhirnya harus menghadapi intervensi asing,” katanya. Menurut Assad, konflik akan terus berlanjut dan tekanan internasional untuk menaklukkan Suriah bakal berlanjut.
“Bagaimanapun, saya menjamin Anda mengetahui bahwa Suriah tidak akan tunduk dan perjuangan itu akan terus berlanjut untuk bertahan dari tekanan,” kata Assad kepada koran Sunday Times yang terbit di Inggris. Selain itu,Assad juga menuding Liga Arab sedang menciptakan jalan untuk intervensi militer Barat terhadap Suriah. Assad memperingatkan, intervensi asing akan menciptakan “gempa bumi” di seluruh Timur Tengah.
“Jika Barat berpikir logis, rasional, dan realistis maka mereka tidak melakukannya. Invasi militer hanya akan menambah ketidakstabilan seluruh kawasan yang akibatnya akan memengaruhi semua negara,” ujar Assad dikutip dari BBC. Sebenarnya, tenggat waktu yang diberikan Liga Arab agar Pemerintah Suriah menerima rencana perdamaian yang diusulkan organisasi itu telah berakhir.
Sebelumnya pemerintah Suriah menyatakan secara prinsip menerima usulan Liga Arab, namun sejumlah pengamat menduga pernyataan ini hanyalah sekadar taktik mengulur waktu. Menurut Assad, satu-satunya jalan menciptakan perdamaian di Suriah adalah memburu kelompok-kelompok bersenjata, mencegah masuknya senjata dari negara tetangga, mencegah sabotase,dan menegakkan hukum.Jika semuanya dapat direalisasikan,maka Assad menjamin bahwa Suriah bakal tenang dan damai.
Assad menegaskan, dirinya sangat prihatin atas setiap darah rakyat Suriah yang tumpah. Dia memastikan militernya tetap akan mengejar kelompok yang disebutnya geng pemberontak. “Tugas saya sebagai presiden. Kewajiban harian saya saat ini adalah menghentikan pertumpahan darah yang disebabkan kelompok teroris bersenjata yang menyerang beberapa wilayah,”katanya. Pemerintah Suriah juga menawarkan reformasi.Assad menegaskan bahwa pada Februari atau Maret mendatang bakal digelar pemilu untuk memilih anggota parlemen.
Para anggota legislatif itu bakal membentuk konstitusi baru dan menyiapkan pemilu presiden. “Konstitusi bakal menentukan bagaimana cara pemilihan presiden, jika membutuhkan presiden atau tidak membutuhkannya,” kata Assad dikutip Reuters. Sementara, kekerasan di Suriah terus meningkat. Sedikitnya 24 orang tewas dalam bentrokan antara oposisi dan pemerintah di Kota Homs, Qusair,Kafr Takharim, Hama, Deraa dan Bokamal.
Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah menegaskan, 12 warga sipil tewas dalam bentrok yang dilakukan pemerintah pada Sabtu (19/11). Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut 3.500 orang tewas dalam kerusuhan yang berlangsung sejak Maret silam. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/445182/
Penegasan Assad itu sangat bertolak belakang dengan seruan Liga Arab untuk mengakhiri kerusuhan. Assad menegaskan, pemerintahannya tidak akan tunduk terhadap tekanan internasional yang mengkritik cara pemerintahannya menangani aksi unjuk rasa. “Saya sudah siap untuk terus bertempur dan mati untuk Suriah jika negeri ini pada akhirnya harus menghadapi intervensi asing,” katanya. Menurut Assad, konflik akan terus berlanjut dan tekanan internasional untuk menaklukkan Suriah bakal berlanjut.
“Bagaimanapun, saya menjamin Anda mengetahui bahwa Suriah tidak akan tunduk dan perjuangan itu akan terus berlanjut untuk bertahan dari tekanan,” kata Assad kepada koran Sunday Times yang terbit di Inggris. Selain itu,Assad juga menuding Liga Arab sedang menciptakan jalan untuk intervensi militer Barat terhadap Suriah. Assad memperingatkan, intervensi asing akan menciptakan “gempa bumi” di seluruh Timur Tengah.
“Jika Barat berpikir logis, rasional, dan realistis maka mereka tidak melakukannya. Invasi militer hanya akan menambah ketidakstabilan seluruh kawasan yang akibatnya akan memengaruhi semua negara,” ujar Assad dikutip dari BBC. Sebenarnya, tenggat waktu yang diberikan Liga Arab agar Pemerintah Suriah menerima rencana perdamaian yang diusulkan organisasi itu telah berakhir.
Sebelumnya pemerintah Suriah menyatakan secara prinsip menerima usulan Liga Arab, namun sejumlah pengamat menduga pernyataan ini hanyalah sekadar taktik mengulur waktu. Menurut Assad, satu-satunya jalan menciptakan perdamaian di Suriah adalah memburu kelompok-kelompok bersenjata, mencegah masuknya senjata dari negara tetangga, mencegah sabotase,dan menegakkan hukum.Jika semuanya dapat direalisasikan,maka Assad menjamin bahwa Suriah bakal tenang dan damai.
Assad menegaskan, dirinya sangat prihatin atas setiap darah rakyat Suriah yang tumpah. Dia memastikan militernya tetap akan mengejar kelompok yang disebutnya geng pemberontak. “Tugas saya sebagai presiden. Kewajiban harian saya saat ini adalah menghentikan pertumpahan darah yang disebabkan kelompok teroris bersenjata yang menyerang beberapa wilayah,”katanya. Pemerintah Suriah juga menawarkan reformasi.Assad menegaskan bahwa pada Februari atau Maret mendatang bakal digelar pemilu untuk memilih anggota parlemen.
Para anggota legislatif itu bakal membentuk konstitusi baru dan menyiapkan pemilu presiden. “Konstitusi bakal menentukan bagaimana cara pemilihan presiden, jika membutuhkan presiden atau tidak membutuhkannya,” kata Assad dikutip Reuters. Sementara, kekerasan di Suriah terus meningkat. Sedikitnya 24 orang tewas dalam bentrokan antara oposisi dan pemerintah di Kota Homs, Qusair,Kafr Takharim, Hama, Deraa dan Bokamal.
Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah menegaskan, 12 warga sipil tewas dalam bentrok yang dilakukan pemerintah pada Sabtu (19/11). Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut 3.500 orang tewas dalam kerusuhan yang berlangsung sejak Maret silam. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/445182/
Komentar