Gingrich Semakin Bersinar

WASHINGTON – Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) Newt Gingrich mendapatkan dukungan kuat dalam jajak pendapat pemilu pendahuluan untuk menyaring calon presiden (capres) dari Partai Republik untuk pemilu 2012.

Dari jajak pendapat yang digelar Universitas Quinnipiac, Gingrich mendapatkan dukungan 26% dari para pemilih Republik. Sedangkan, mantan Gubernur Massachusetts Mitt Romney mendapatkan dukungan 22%. Sekitar 14% pemilih Republik masih memberikan dukungan kepada penguasa asal Georgia,Herman Cain. Dalam jajak pendapat langsung antara Gingrich-Romney, mantan ketua DPR AS itu unggul sepuluh poin, 49% vs 39%.

Hanya, publik AS masih menganggap Romney sebagai pesaing utama Presiden Barack Obama dari Demokrat tahun depan, dengan perbandingan 44% vs 45% untuk Obama. Sedangkan, mantan pengusaha restoran Herman Cain,melihat penurunan dukungannya di antara tokoh Republik menjadi 14% dari 30% menyusul serangkaian skandal seksual yang membelutnya. “Gingrich naik dari 10% dalam survei 2 November.

Dia tercatat sebagai pesaing terbaru yang berpeluang melejit dengan dukungan para tokoh konservatif yang masih skeptis dengan Gubernur Mitt Romney,” ujar Peter Brown pada lembaga polling Universitas Quinnipiac. “Pertanyaan untuk Gingrich adalah apakah dia akan bisa mempertahankan kenaikannya yang drastis atau tidak.”

Sementara, Capres dari Partai Republik menggelar debat pada Selasa (22/11) waktu setempat mengenai kebijakan luar negeri AS terhadap Pakistan dan Iran. Hampir semua capres menyalahkan kebijakan luar negeri Obama.Isu yang diperdebatkan antara lain undang-undang anti-terorisme, Pakistan,dan Afghanistan.

Kubu Republik juga mempertanyakan Pakistan dan mempertanyakan apakah AS harus percaya kepada Islamabad. Gubernur Texas Rick Perry menyebut, Pakistan sudah tidak perlu mendapatkan bantuan AS karena tidak mampu memerangi Al Qaeda. “Menulis cek untuk negara yang tidak jelas mewakili kepentingan Amerika merupakan hal yang tidak perlu,” kata Perry.Posisi Perry memudar dalam beberapa jajak pendapat akhir ini.Tetapi, pada debat kali ini dia tampil dengan kekuatan penuh.

Sedangkan, anggota Komite Intelijen Kongres, Michele Bachmann, menyebut Perry “terlalu naif”. Bachmann menyatakan, AS seharusnya mendekati Pakistan karena Pakistan memiliki senjata nuklir. “Pakistan sangat bermanfaat untuk berbagai data intelijen mengenai Al Qaeda,” katanya dikutip dari Reuters. Mengenai isu Iran dan senjata nuklirnya, baik Perry dan Gingrich, mendukung sanksi terhadap bank sentral Iran. Gingrich menyebut itu ide itu sangat baik.

Tak bisa dimungkiri jika hampir semua capres Republik yang memperebutkan kursi untuk bersaing dengan Presiden AS Barack Obama tidak memiliki kompetensi dalam kebijakan luar energi. Bisa ditebak jika perdebatan para capres Republik dalam isu luar negeri itu tidak memiliki konsep yang jelas dan terarah.Bisa dibilang hanya Jon Huntsman,mantan Duta Besar AS untuk China,capres Republik yang memiliki pengalaman kebijakan luar negeri. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/446135/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford