Filipina Dorong ASEAN Tekan China
NUSA DUA – Presiden Filipina Benigno Aquino menggalang dukungan dari Asosiasi Bangsa- BangsaAsia Tenggara (ASEAN) untuk menghadapi China dalam konflik maritim.
“Aquino akan menekankan penyelesaian masalah secara damai atas klaim di Laut China Selatan yang menjadi perhatian utama Manila dan kawasan,” ungkap dokumen internal Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Filipina yang diperoleh harian SINDOdi Bali kemarin. ASEAN akan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Bali mulai Kamis (17/11), diikuti KTT Asia Timur yang melibatkan China dan untuk pertama kali Amerika Serikat (AS).
Klaim China atas seluruh wilayah Laut China Selatan, termasuk kepulauan Spratly dan Paracel, menjadi kegelisahan Washington dan ASEAN.Wilayah maritim itu menjadi pusat konflik karena diyakini mengandung minyak dan sumber daya mineral. Taiwan serta anggota ASEAN seperti Brunei,Filipina,Malaysia, dan Vietnam,mengklaim sebagian dan semua wilayah Spratly yang menjadi jalur transportasi laut yang sangat penting di Laut China Selatan.
Menurut dokumen itu,Aquino ingin menjadikan laut sebagai zona perdamaian, kebebasan, persahabatan, dan kerja sama, daripada menjadi pusat konflik berbagai negara.“Fili-pina menyerukan ASEAN memfasilitasi pertemuan antar-negara yang mengklaim Laut China Selatan, termasuk China,untuk membahas klaim tersebut dan menentukan kawasan konflik dan nonkonflik untuk menciptakan area kerja sama,”papar dokumen tersebut.
“ASEAN harus memainkan peranbesar saat ini jika ingin merealisasikan aspirasi untuk kepemimpinan global,”ungkap dokumen itu. ASEAN dan China mengadopsi kode etik tidak mengikat pada 2002 untuk meredam aksi-aksi permusuhan di Laut China Selatan. Filipina ingin kode etik itu dikuatkan dengan aturan yang mengikat. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/443683/
“Aquino akan menekankan penyelesaian masalah secara damai atas klaim di Laut China Selatan yang menjadi perhatian utama Manila dan kawasan,” ungkap dokumen internal Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Filipina yang diperoleh harian SINDOdi Bali kemarin. ASEAN akan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Bali mulai Kamis (17/11), diikuti KTT Asia Timur yang melibatkan China dan untuk pertama kali Amerika Serikat (AS).
Klaim China atas seluruh wilayah Laut China Selatan, termasuk kepulauan Spratly dan Paracel, menjadi kegelisahan Washington dan ASEAN.Wilayah maritim itu menjadi pusat konflik karena diyakini mengandung minyak dan sumber daya mineral. Taiwan serta anggota ASEAN seperti Brunei,Filipina,Malaysia, dan Vietnam,mengklaim sebagian dan semua wilayah Spratly yang menjadi jalur transportasi laut yang sangat penting di Laut China Selatan.
Menurut dokumen itu,Aquino ingin menjadikan laut sebagai zona perdamaian, kebebasan, persahabatan, dan kerja sama, daripada menjadi pusat konflik berbagai negara.“Fili-pina menyerukan ASEAN memfasilitasi pertemuan antar-negara yang mengklaim Laut China Selatan, termasuk China,untuk membahas klaim tersebut dan menentukan kawasan konflik dan nonkonflik untuk menciptakan area kerja sama,”papar dokumen tersebut.
“ASEAN harus memainkan peranbesar saat ini jika ingin merealisasikan aspirasi untuk kepemimpinan global,”ungkap dokumen itu. ASEAN dan China mengadopsi kode etik tidak mengikat pada 2002 untuk meredam aksi-aksi permusuhan di Laut China Selatan. Filipina ingin kode etik itu dikuatkan dengan aturan yang mengikat. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/443683/
Komentar