Berbagai Kesepakatan Prioritas Tercapai

NUSA DUA– Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Djauhari Oratmangun menegaskan berbagai kesepakatan yang menjadi prioritas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Ke-19 telah tercapai.

Mudahnya mencapai kesepakatan dalam berbagai isu penting itu bakal menjadi fondasi kesuksesan KTT Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). “Kesepakatan mengenai berbagai isu terkait persiapan KTT pada prinsipnya sudah dicapai,” kata Djauhari Oratmangun saat konferensi pers di Nusa Dua kemarin.“Kesepakatan itu dicapai di dalam Senior Official Meeting (SOM) yang membuat keputusan membentuk kelompok kerja untuk mengidentifikasi elemen-elemen kesepakatan,”imbuhnya.

Menurut Djauhari, kesepakatan itu sebagai persiapan KTT dan bahan pertemuan para menteri. Jadi, kesepakatan yang menjadi prioritas hanya tinggal diteken oleh para menteri. Djauhari memaparkan,berbagai dokumen yang telah mencapai kesepakatan seperti KTT Terkait atau KTT ASEAN Plus.

Dalam KTT ASEAN Plus itu termasuk KTT ASEAN-China, KTT Ke-14 ASEAN-Jepang, KTT Ke-14 ASEAN-Korea Selatan (Korsel),KTT Ke-4 ASEANPerserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),KTT Ke-9 ASEAN-India, KTT Ke-3 ASEAN-Amerika Serikat (AS),KTT Ke-6 Asia Timur, KTT Mekong-Jepang,dan KTT Ke-14 ASEAN Plus Tiga.

“Kita juga menggelar konsultasi langsung dengan ber-bagai perwakilan dari AS,Inggris, China, India, Brasil, dan beberapa negara lainnya,”tuturnya. Kesepakatan lainnya adalah Deklarasi Bali mengenai Komunitas ASEAN dalam Komunitas Global Bangsa-Bangsa, Deklarasi KTT Asia Timur mengenai Prinsip-Prinsip Hubungan yang Saling Menguntungkan, Deklarasi KTT Asia Timur mengenai Konektivitas ASEAN, serta yang terakhir adalah Deklarasi Bersama mengenai Kemitraan Komprehensif antara ASEAN dan PBB.

Djauhari menyatakan bahwa tidak ada hambatan dalam membahas berbagai kesepakatan.“ Sebenarnya tidak ada hambatan.Itu merupakan suatu proses.Proses ini dimulai sejak juli.Proses yang sangat positif. Dalam beberapa hari sudah disepakati. Itu karena kita harus memiliki pemahaman yang sama.Kita membahasnya secara detail,”paparnya.

Dia juga menyinggung soal kerja sama Protokol Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ) yang telah mengalami kemajuan penting sejak Juli lalu saat ASEAN menyepakatinya.“Selama ini telah macet selama 10 tahun. Tapi, kali ini ASEAN memiliki pendapat bersama. Kita bertemu dengan berbagai perwakilan. Dalam konsultasi langsung tercapai kesepakatan dengan isu nuklir itu. Selama proses yang berlangsung, terjadi pemahaman yang jauh lebih baik. Dalam tiga bulan, sudah ada tiga kali pertemuan langsung,”tegasnya.

Menyinggung isu Laut China Selatan,Djauhari menegaskan tentang implementasi Deklarasi Perilaku (DOC) yang telah disepakati. Di mana dalam DOC itu semua negara menjamin tidak ada penggunaan kekuatan militer.Apalagi, pada Juli 2011 para pejabat senior ASEAN menyepakati penerapan Deklarasi Perilaku yang di antaranya menyebutkan bahwa penerapan DOC harus dilaksanakan secara bertahap sesuai ketentuan DOC.

Isu sentral dalam KTT ASEAN kali ini adalah Laut China Selatan yang melibatkan China. Sebelumnya Vietnam bersitegang dengan China pada beberapa bulan lalu. Mereka meributkan Kepulauan Spratly di Laut China Selatan. Hanoi menuduh kapal-kapal China mengganggu kapal eksplorasi minyak Vietnam.

Sebaliknya, Beijing menuduh kapal eksplorasi minyak Vietnam melanggar kedaulatan wilayah China di Laut China Selatan. Selain Vietnam dan China, wilayah Kepulauan Spratly dan Paracel juga diklaim Filipina, Brunei, Malaysia, dan Taiwan.Tidak heran bila timbul konflik karena semua negara tersebut memiliki garis perbatasan laut di wilayah itu.

Presiden AS Barack Obama yang saat ini mengusulkan Kemitraan Trans-Pasifik di Hawaii, untuk pertama kali, akan bertemu dengan para pemimpin ASEAN.Tahun ini KTT Asia Timur akan melibatkan AS dan Rusia untuk pertama kali juga. India, China,Australia, Selandia Baru, Korsel, Jepang, dan anggota ASEAN juga hadir.

Kehadiran Obama di Bali semakin menegaskan fokus Washington di Asia Timur,khususnya ketika pengaruh China semakin menguat di kawasan tersebut. Obama tampaknya menyadari bahwa AS mungkin tidak lagi memiliki pengaruh strategis di Asia seperti sebelumnya. Sedangkan, China semakin yakindenganpengaruhnya yang meningkat di Asia.

ASEAN telah menandatangani kesepakatan perdagangan bebas dengan China yang berlaku sejak Januari 2010. Setelah kesepakatan itu berlaku penuh tahun lalu,China dan ASEAN diharapkan memperoleh semakin banyak manfaat dari kesepakatan itu. China merupakan mitra dagang terbesar ASEAN.

Data bea cukai China menunjukkan bahwa perdagangan bilateral naik 26,4% dalam sembilan bulan pertama 2011 sebesar USD267 miliar,dengan surplus USD18,9 miliar untuk ASEAN. Perdana Menteri (PM) China Wen Jiabao bulan lalu menegaskan, Beijing bertekad memperbesar impor dari ASEAN. Pernyataan itu diungkapkan selama China-ASEAN Expo Ke- 8 di Nanning, Guangxi Zhuang, China Selatan.

Sejak Januari hingga September,impor China dari ASEAN meningkat 27,9% menjadi USD143 miliar. Dari data tersebut terungkap bahwa Area Perdagangan Bebas China-ASEAN (CAFTA) meningkatkan daya saing internasional ASEAN dan kapasitas ASEAN untuk ekspor ke China menguat.

China dan ASEAN bertujuan meningkatkan volume perdagangan bilateral hingga USD500 miliar pada 2015. Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan menuturkan, anggota ASEAN mendapat keuntungan dari CAFTA dalam perdagangan dan investasi karena China merupakan pasar yang besar dan menarik banyak investor asing.

Pengamat mengatakan,perdagangan bebas antara China dan ASEAN akan menguatkan daya saing kedua pihak, juga memperkuat pengaruh ASEAN dan China secara global dalam perundingan perdagangan Putaran Doha. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/443681/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford