ASEAN Buka Forum untuk Atasi Konflik

NUSA DUA – Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto kemarin menegaskan bahwa Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bakal membuka forum regional bagi negara-negara yang sedang berkonflik.


Forum itu bukan sebagai bentuk intervensi, melainkan sebagai ajang untuk berkoordinasi.“ Forum regional ASEAN bakal menjadi ruang untuk berkomunikasi dan berkoordinasi bagi negara-negara yang sedang bersitegang,” kata Djoko Suyanto dalam konferensi pers mengenai keputusan Dewan Komunitas Politik-Keamanan ASEAN di Nusa Dua, Bali.

“ASEAN hanya memfasilitasi saja.Itu semua bertujuan untuk keamanan dan ketertiban.” Forum itu dapat dimanfaatkan oleh negara mana pun yang sedang konflik. ASEAN juga menginginkan kestabilan bukan saja di kawasan Asia Tenggara, tapi juga lebih luas lagi. Sebagai bentuk dukungan forum regional, dalam penanganan konflik antar-anggota ASEAN juga dibentuk Institut ASEAN untuk Perdamaian dan Rekonsiliasi.

Salah satu kesuksesannya adalah kerangka penyelesaian konflik Kamboja dan Thailand. Selanjutnya,Djoko Suyanto mengatakan, ASEAN setuju untuk memfinalisasi standar format ASEAN Security Outlook. “Dalam aspek pertahanan, kita setuju memfinalisasi standar ASEAN Security Outlook. Setuju format itu disepakati, sehingga ke depan itu, di samping masing-masing negara memiliki security outlook sendiri dalam negaranya, tapi juga memiliki format yang sama dalam menentukan security outlookdi ASEAN,”katanya.

Djoko menjelaskan,Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Ke-19 kali ini juga membahas kerja sama industri pertahanan di negara-negara ASEAN. Djoko menegaskan bahwa kerja sama pertahanan ini tidak mengarah pada pembentukan Pakta Pertahanan ASEAN.“Selama ini kerja sama industri pertahanan hanya urusan bilateral antarnegara anggotaASEAN saja,”tuturnya.

Masih dalam bidang pertahanan, Djoko menyampaikan, ASEAN bakal berinisiatif membentuk kolaborasi komunitas pasukan penjaga perdamaian.“ Saya kira banyak negara anggota ASEAN mengirimkan pasukan perdamaian. Dengan adanya inisiatif itu,maka nanti bakal ada kerja sama,” tegasnya.Hanya, kesepakatan itu bakal dibahas lebih lanjut oleh anggota ASEAN. Kerja sama dalam penanganan kejahatan lintas negara juga menjadi kesepakatan bersama anggota ASEAN.

Menurut Djoko, kerjasama itu termasuk penanganan terorisme,narkotika, dan kejahatan lainnya. Terkait konflik di Papua, Djoko mengungkapkan bahwa hal itu tidak akan dibahas dalam rangkaian KTT ASEAN Ke-19 maupun KTT Asia Timur Ke-6 karena persoalan Papua merupakan masalah dalam negeri Indonesia yang akan diselesaikan secara internal. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/444221/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford