AS Tidak Berani Serang Iran

WASHINGTON– Spekulasi sikap Amerika Serikat (AS) terhadap Iran terjawab kemarin. Washington memastikan tidak akan melancarkan serangan militer ke Teheran karena akan menimbulkan konsekuensi besar yang tidak diharapkan.

Serangan militer hanyalah opsi terakhir jika Iran tak menghentikan program nuklirnya. Menteri Pertahanan AS Leon Panetta menyatakan, hasil terbaik serangan militer hanya akan menghentikan program nuklir Iran untuk sementara maksimal selama tiga tahun. “Serangan militer bisa memberikan dampak serius untuk kawasan dan kekuatan Amerika Serikat di Timur Tengah,” kata Panetta, dikutip Reuters.

Panetta yang menjabat sebagai Menhan pada Juli silam sepakat dengan pendahulunya, Robert Gates, yang menganggap bahwa serangan terhadap Iran hanya menunda program nuklirnya. Mantan direktur CIA ini juga menganggap langkah militer mungkin gagal untuk menghalangi Iran melakukan apa yang ingin dilakukan. dengan invasi ke Iran,Teheran dikhawatirkan akan semakin bersatu dan semakin bersemangat mengembangkan senjata nuklir.

Panetta menegaskan, serangan militer tetap dipikirkan sebagai opsi terakhir. AS lebih memilih pemberian sanksi yang lebih berat untuk Iran. “Sangat penting bagi AS untuk memastikan pemberian sanksi ekonomi dan tekanan diplomatik yang lebih kuat terhadap Iran agar negara itu mengubah sikap,”kata dia,dikutip BBC. Panetta menambahkan,AS sedang mendiskusikan dengan para sekutu tentang sanksi tambahan bagi Iran.

“Uni Eropa kemungkinan akan menyetujui sanksi terbaru untuk Iran dalam beberapa pekan ke depan setelah tim pencari fakta PBB menyatakan Teheran memang tengah mempersiapkan senjata nuklir. Ketika ditanya apakah AS bakal bertahan hidup dengan nuklir Iran? Panetta mengemukakan, sikap Washington sudah jelas, yakni Iran tidak diperkenankan untuk mengembangkan kemampuan nuklirnya.

“Seperti apa yang terjadi di lapangan. Anda mengetahuinya. Saya pikir harapan kita adalah kita tidak mencapai poin itu (invasi Iran) dan Iran memutuskan bahwa Teheran seharusnya bergabung dengan komunitas internasional,” katanya. BBC melaporkan, sikap Panetta ini bertentangan dengan sejumlah politisi AS yang menyetujui opsi serangan militer terhadap Iran. Spekulasi soal kemungkinan AS atau Israel melakukan serangan militer ke Iran terus merebak di media massa kedua negara.

Ketegangan isu Iran semakin meningkat setelah beredar laporan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) yang menyebutkan Iran telah melakukan tes yang diperkirakan untuk mengembangkan persenjataan nuklir. IAEA mengatakan penelitian itu termasuk model komputer yang hanya digunakan untuk mengembangkan pemicu peledak nuklir. Teheran menolak hasil laporan itu dan menuding hasil temuan IAEA sarat muatan politik.

Iran terus membantah bahwa negeri itu tengah mengembangkan persenjataan nuklir. Negeri Para Mullah ini menegaskan bahwa nuklir dikembangkan untuk keperluan damai. Iran juga telah menunjukkan kepada dunia bahwa mereka bukan negara yang lemah dan mudah didikte. Teheran memperingatkan akan merespons segala bentuk serangan. Iran mengancam akan menyerang Israel dan berbagai kepentingan AS di Timur Tengah.

Para analis memperkirakan Teheran bakal mengacau-balaukan Selat Hormuz, wilayah perairan di mana 40% terjadi lalu lintas transportasi minyak bumi. “Musuh-musuh kita, khususnya rezim Zionis, AS, dan sekutunya, harus mengetahui bahwa segala jenis serangan dan ancaman atau berpikir mengenai serangan militer bakal mendapatkan balasan,” ucap Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei kepada stasiun televisi pemerintah, kemarin.

Sementara itu, China kembali menegaskan Beijing menolak segala bentuk sanksi terhadap Iran atas program nuklirnya. Beijing menyatakan segala bentuk sanksi bukan sebagai solusi. “Seperti kebanyakan negara lainnya, China dan Iran memiliki hubungan komersial yang normal dan transparan,” ujar Juru Bicara Kementerian China Hong Lei. Menurut Hong, hubungan kedua negara menguntungkan bagi kedua belah pihak.Mereka tidak merusak kepentingan negara lainnya ataupun komunitas internasional.“Kita juga tidak melanggar resolusi Dewan Keamanan,”kata Hong. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/443102/38/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford