Turki Terima Bantuan Asing

ANKARA – Pemerintah Turki kemarin menyatakan menerima bantuan asing, setelah gempa bumi berkekuatan 7,2 Skala Richter mengguncang negara itu.

Israel menjadi salah satu negara pertama yang mengirimkan bantuan ke Turki,meskipun hubungan antara Turki dan Israel memasuki masa terburuk, sejak penyerangan pasukan Israel ke kapal bantuan Gaza,Mavi Marmara, yang menewaskan 9 warga Turki pada Mei 2010. “Turki meminta kita mengirimkan bantuan bagi warga yang kehilangan tempat tinggal akibat gempa,”ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Yigal Palmor kepada AFP.

Dia menegaskan, Israel menerima tawaran itu dan mengirimkan bantuan secepatnya. Kementerian Pertahanan Israel kemarin menyatakan pesawat Boeing 747 akan mengangkut tujuh rumah yang dapat dirakit ke Turki.Bantuan ratusan paket rumah-rumah rakitan itu dapat dikirimkan melalui laut. Sejak gempa mengguncang Turki pada Minggu (23/10),Presiden Israel Shimon Peres dan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu menghubungi pemimpin Turki untuk menawarkan bantuan.

Hanya,Turki tidak meminta personel Israel sebagai tim penyelamatan atau petugas medis. Kepala Staf Jenderal Militer Israel Letnan Jenderal Benny Gantz memerintahkan beberapa prajuritnya menyiapkan misi ke Turki, meskipun ada penolakan pengiriman personel penyelamat.

Dilaporkan Jerusalem Post,misi itu disiapkan sebagai antisipasi jika Ankara berubah pikiran untuk mengizinkan pengiriman personel Israel. Awalnya Turki menolak semua tawaran bantuan dari Israel. Tapi kemudianz Turki melunak dengan hanya mengizinkan bantuan berupa paket-paket rumah rakitan.

“Saya pikir kerusakan terjadi beberapa jam.Konstruksi bangunan, bata demi bata, memerlukan waktu lebih banyak,”ujar Direktur Jenderal Menteri Pertahanan Israel Ehud Shani,yang berharap hubungan kedua negara dapat membaik. Selain Turki, Jepang merupakan negara yang sangat sigap dalam memberikan bantuan kepada Turki.

Kedutaan Besar Jepang di Ankara menyatakan pemerintah akan memberikan bantuan senilai USD400.000. Beberapa negara Timur Tengah juga telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Turki. Kantor berita Anatolia melaporkan pemerintah Turki membutuhkan bantuan untuk proses rekonstruksi dan rumah sementara bagi ribuan warga.

PM Tayyip Erdogan telah mengirimkan permohonan bantuan kepada 30 negara,termasuk Israel.Pemerintah juga sedang mencari bantuan untuk penyediaan tenda, dan rumah sementara. Pemerintah Turki menyebutkan korban tewas mencapai 459 orang dengan 1.352 warga terluka.

Jumlah korban dapat terus bertambah seiring proses penyelamatan.Sebanyak 2.000 rumah diperkirakan hancur akibat gempa itu.Pemerintah juga berjanji memberikan bantuan kepada ribuan warga yang kehilangan rumah. Rumah sakit lapangan dan dapur umum telah didirikan untuk mendistribusikan makanan. Ribuan tenda dan kantong mayat telah disebar ke berbagai wilayah gempa.

Sementara itu, mukjizat Tuhan kembali terjadi Turki. Para penyelamat kemarin berhasil mengevakuasi seorang perempuan berusia 27 tahun yang selamat setelah tertimbun selama tiga hari dari sebuah gedung yang hancur. Gozde Bahar,guru bahasa Inggris, berhasil ditarik hidup-hidup di Kota Ercis,kota paling parah yang dilanda gempa bumi. Hanya, dia dalam kondisi kritis.

“Pastinya, saya masih memiliki harapan,” kata tunangan Bahar, Hasan Gurcan. Sementara saat bencana melanda, kerusuhan terjadi di penjara yang terletak di bagian timur Kota Van.Kota Van merupakan salah satu kota yang terkena dampak gempa paling buruk. Kerusuhan di penjara itu berawal dari kepanikan sejumlah narapidana setelah gempa terjadi.

Mereka berharap petugas segera mengeluarkan mereka dari tahanan namun petugas penjaga menolak permintaan tersebut. Dalam aksi,para narapidana melakukan pembakaran dan terlibat perkelahian dengan sejumlah penjaga. Petugas keamanan dilaporkan mengepung penjara tersebut setelah mereka mendengar adanya sejumlah narapidana yang berhasil melarikan diri saat gempa susulan terjadi pada Senin (24/10).

Keluarga narapidana juga terlihat di luar penjara dan menunggu dengan marah.Mereka berupaya mencari tahu tentang apa yang terjadi di dalam penjara tersebut. Anggota Parlemen Turki dari kelompok pro-Kurdi, Aysel Tugluk, mengatakan bahwa masyarakat ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

“Dari apa yang kami dengar, para narapidana meminta izin untuk mendapatkan sedikit udara di luar, sesuatu yang alami setelah gempa besar itu terjadi karena mereka memang khawatir,” katanya dikutip BBC. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/439263/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford