Israel-Palestina Tukar Tahanan
JERUSALEM – Israel kemarin menunggu kabar kapan Gilad Shalit, prajurit yang diculik pejuang Hamas, kembali ke rumahnya.
Itu sebagai bagian pertukaran tahanan antara Shalit dengan 1.000 tahanan Palestina yang dipenjara oleh Israel. Pengumuman kesepakatan dirilis pada Selasa malam (11/10) waktu setempat. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Shalit akan berada di rumah dalam beberapa hari mendatang.
Namun, para pejabat Israel tidak menyebutkan kapan kepastiannya. Mereka juga belum menjelaskan secara detail bagaimana pengimplementasian kesepakatan itu. “Kita menyampai kesimpulan dalam negoisasi yang sulit dengan Hamas untuk membebaskan Gilad Shalit. Dia akan berada di rumahnya dalam beberapa hari mendatang,” kata Netanyahu dikutip AFP. Menurut Netanyahu, ini merupakan keputusan yang sulit, tetapi ini adalah ujian kepemimpinan untuk memutuskan keputusan yang sulit.
Jika kesepakatan itu diimplementasikan, maka itu akan mengakhiri cobaan berat lebih dari lima tahun yang dialami Shalit. Dia menjadi ikon nasional di Israel sejak penangkapannya oleh pejuang Hamas pada Juni 2006. Shalit juga menjadi alat politik Hamas yang menguasai Gaza untuk membebaskan ribuan pejuang yang disiksa di penjara Israel.
Pemerintah Israel secara formal menyetujui kesepakatan di parlemen pada kemarin pagi. Pemilihan dengan perbandingan 26-3, di mana kubu ultra-nasionalis Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman yang menentang bersama dua menteri nasional lainnya. Tapi, kubu militer sangat mendukung kebebasan Shalit.
Sementara, pemimpin Hamas Khaled Meshaal membenarkan kesepakatan pertukaran tahanan. “Hamas dan Israel mencapai kesepakatan untuk membebaskan 1.027 pejuang Palestina, di mana 27 di antaranya perempuan. Mereka akan dibebaskan pada dua fase,” katanya di Damaskus.
“450 pejuang dibebaskan pada satu pekan, sedangkan 550 pejuang dibebaskan dalam kurun waktu dua bulan,” kata Meshaal. Menurut dia, ini adalah pencapaian luar biasa, sebuah sukses secara kualitatif. “Karena dengan perjanjian ini, tidak ada lagi wanita Palestina yang ditahan di penjara musuh,” imbuhnya.
Kemudian, kepala Shin Bet (Badan Keamanan Israel) Yoram Cohen menegaskan 450 tahanan bakal dibebaskan pada beberapa hari mendatang dan 131 pejuang bakal dikirim ke rumah mereka di Gaza. Kalau 163 tahanan dari Tepi Barat bakal dikirim ke wilayah pantai, dan Cohen menegaskan 40 tahanan dari Tepi Barat lainnya dibebaskan di luar negeri.
“Dua dari 27 perempuan yang berbebaskan bakal dikirim ke luar negeri,” kata Cohen. Hanya saja, Cohen tidak menyebutkan pembebasan pemimpin Palestina berpengaruh Marwan Barghuti dan pemimpin PFLP (Fron Populer untuk Pembebasan Palestina) Ahmed Saadat.
Cohen menegaskan, kesepakatan itu hanya cara untuk membawa Shalit kembali ke rumah. “Ini bukan kesepakatan yang kita dapat katakan baik, tetapi jika Anda membawa pulang Shalit ke rumah, memang tidak ada pilihan lain,” katanya dikutip Jerusalem Post.
Di Jerusalem, Noam and Aviva Shalit, orang tua Shalit, bersiap-siap menyambut kedatangan putranya. Orang tua Shalit rela tinggal selama 16 bulan di tenda saat demonstrasi di luar kediaman Netanyahu. Kedua pasangan itu berjanji tidak akan kembali ke rumah jika putra mereka tidak kembali.
Di Gaza, Hamas menyatakan ribuan bendera Palestina membanjiri jalanan untuk menyambut para pejuang yang baru dibebaskan. Presiden Palestina Mahmud Abbas menyambut kesepakatan pertukaran tahanan itu. “Itu merupakan pencapaian nasional Palestina,” kata negoisator Palestina, Saeb Erakat.
Sersan Shalit ditangkap Palestina dalam sebuah razia perbatasan pada 25 Juni 2006, dan sejumlah upaya pembebasan dirinya selalu gagal. Penangkapan Sersan Shalit merupakan isu yang penuh dengan emosi di Israel, dimana keluarganya terus mengkampanyekan pembebasannya. Pada Oktober 2009, Hamas sempat menyiarkan tayangan video Sersan Shalit yang meminta agar Netanyahu melakukan apapun untuk membebaskan dirinya.
Sementara, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menyambut gembira keputusan pembebasan Shalit. Dia juga menghubungi ayahnya Shalit untuk mengekspresikan kegembiraan atas kebebasan putranya. (andika hendra m)
Itu sebagai bagian pertukaran tahanan antara Shalit dengan 1.000 tahanan Palestina yang dipenjara oleh Israel. Pengumuman kesepakatan dirilis pada Selasa malam (11/10) waktu setempat. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Shalit akan berada di rumah dalam beberapa hari mendatang.
Namun, para pejabat Israel tidak menyebutkan kapan kepastiannya. Mereka juga belum menjelaskan secara detail bagaimana pengimplementasian kesepakatan itu. “Kita menyampai kesimpulan dalam negoisasi yang sulit dengan Hamas untuk membebaskan Gilad Shalit. Dia akan berada di rumahnya dalam beberapa hari mendatang,” kata Netanyahu dikutip AFP. Menurut Netanyahu, ini merupakan keputusan yang sulit, tetapi ini adalah ujian kepemimpinan untuk memutuskan keputusan yang sulit.
Jika kesepakatan itu diimplementasikan, maka itu akan mengakhiri cobaan berat lebih dari lima tahun yang dialami Shalit. Dia menjadi ikon nasional di Israel sejak penangkapannya oleh pejuang Hamas pada Juni 2006. Shalit juga menjadi alat politik Hamas yang menguasai Gaza untuk membebaskan ribuan pejuang yang disiksa di penjara Israel.
Pemerintah Israel secara formal menyetujui kesepakatan di parlemen pada kemarin pagi. Pemilihan dengan perbandingan 26-3, di mana kubu ultra-nasionalis Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman yang menentang bersama dua menteri nasional lainnya. Tapi, kubu militer sangat mendukung kebebasan Shalit.
Sementara, pemimpin Hamas Khaled Meshaal membenarkan kesepakatan pertukaran tahanan. “Hamas dan Israel mencapai kesepakatan untuk membebaskan 1.027 pejuang Palestina, di mana 27 di antaranya perempuan. Mereka akan dibebaskan pada dua fase,” katanya di Damaskus.
“450 pejuang dibebaskan pada satu pekan, sedangkan 550 pejuang dibebaskan dalam kurun waktu dua bulan,” kata Meshaal. Menurut dia, ini adalah pencapaian luar biasa, sebuah sukses secara kualitatif. “Karena dengan perjanjian ini, tidak ada lagi wanita Palestina yang ditahan di penjara musuh,” imbuhnya.
Kemudian, kepala Shin Bet (Badan Keamanan Israel) Yoram Cohen menegaskan 450 tahanan bakal dibebaskan pada beberapa hari mendatang dan 131 pejuang bakal dikirim ke rumah mereka di Gaza. Kalau 163 tahanan dari Tepi Barat bakal dikirim ke wilayah pantai, dan Cohen menegaskan 40 tahanan dari Tepi Barat lainnya dibebaskan di luar negeri.
“Dua dari 27 perempuan yang berbebaskan bakal dikirim ke luar negeri,” kata Cohen. Hanya saja, Cohen tidak menyebutkan pembebasan pemimpin Palestina berpengaruh Marwan Barghuti dan pemimpin PFLP (Fron Populer untuk Pembebasan Palestina) Ahmed Saadat.
Cohen menegaskan, kesepakatan itu hanya cara untuk membawa Shalit kembali ke rumah. “Ini bukan kesepakatan yang kita dapat katakan baik, tetapi jika Anda membawa pulang Shalit ke rumah, memang tidak ada pilihan lain,” katanya dikutip Jerusalem Post.
Di Jerusalem, Noam and Aviva Shalit, orang tua Shalit, bersiap-siap menyambut kedatangan putranya. Orang tua Shalit rela tinggal selama 16 bulan di tenda saat demonstrasi di luar kediaman Netanyahu. Kedua pasangan itu berjanji tidak akan kembali ke rumah jika putra mereka tidak kembali.
Di Gaza, Hamas menyatakan ribuan bendera Palestina membanjiri jalanan untuk menyambut para pejuang yang baru dibebaskan. Presiden Palestina Mahmud Abbas menyambut kesepakatan pertukaran tahanan itu. “Itu merupakan pencapaian nasional Palestina,” kata negoisator Palestina, Saeb Erakat.
Sersan Shalit ditangkap Palestina dalam sebuah razia perbatasan pada 25 Juni 2006, dan sejumlah upaya pembebasan dirinya selalu gagal. Penangkapan Sersan Shalit merupakan isu yang penuh dengan emosi di Israel, dimana keluarganya terus mengkampanyekan pembebasannya. Pada Oktober 2009, Hamas sempat menyiarkan tayangan video Sersan Shalit yang meminta agar Netanyahu melakukan apapun untuk membebaskan dirinya.
Sementara, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menyambut gembira keputusan pembebasan Shalit. Dia juga menghubungi ayahnya Shalit untuk mengekspresikan kegembiraan atas kebebasan putranya. (andika hendra m)
Komentar