AS Khawatirkan Rencana Al Quds

WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) percaya Pasukan Quds semakin agresif pergerakannya di luar negeri. Klaim itu seiring dengan tudingan AS yang menyebut Al Quds bekerja membuat skenario internasional untuk membunuh Duta Besar Arab Saudi untuk Washington.

Saat ini, hubungan AS dan Iran mengalami masa-masa kritis akibat tudingan Washington. Fokus hubungan kedua negara bukan lagi masalah nuklir, melainkan pasukan Quds. Al Quds dianggap sayap operasi Pasukan Garda Revolusi Islam Iran yang menargetkan berbagai kepentingan AS di Timur Tengah.

“Mereka (Al Quds) sekarang lebih agresif. Bukan hanya di Irak, tetapi di seluruh dunia,” ujar pejabat senior AS dalam wawancara dengan Reuters.

Para pejabat AS telah lama memberikan perhatian khusus kepada pasukan Quds – nama Arab untuk Jerusalem – yang kerap melancarkan serangan terhadap pasukan AS di Irak, Afghanistan, dan tempat lainnya. Pasukan Quds yang berafiliasi dengan Iran sangat aktif di Lebanon, Teluk, Suriah, dan negara lainnya.

Banyak para pakar Iran yang bereaksi skeptis dengan pengungkapan rencana Iran terhadap AS. Apalagi, Teheran sendiri mengabaikan tudingan itu. Beberapa negara lain yang telah diberitahu mengenai skenario Quds pun masih memiliki tanda tanya. Presiden AS Barack Obama sejauh ini meminta sanksi yang lebih keras terhadap Iran.

Para pejabat AS yang enggan disebutkan namanya menolak untuk memberikan bukti mengenai kemungkinan pasukan Quds memiliki skenario yang sudah berjalan. Tapi, dua pejabat AS itua menekankan bahwa skenario itu lebih dari spekulasi atau analisis. “Masih banyak rencana aktif yang dilaksanakan mereka (Quds),” ujar pejabat senior AS lainnya kepada Reuters.

Kemudian, pejabat senior AS yang lainnya mengatakan kenekatan rencana pembunuhan Duta Besar Arab Saudi Adel al-Jubeir menunjukkan Quds mungkin terlibat dalam aksi lainnya.

Sementara komandan Quds Qasem Suleimani memimpin gerakan yang memiliki pengaruh kuat di Timur Tengah. Quds dikenal mendukung beberapa faksi di Irak yang menentang kehadiran tentara AS. “Pengaruh Qasem dengan Pasukan Quds tidak bisa dipisahkan. Dia secara langsung bertanggungjawab terhadap segala sesuatu yang dilakukan pasukan Quds,” ujar pejabat militer AS yang paham mengenai isu Iran.

Kemudian, Karim Sadjadpour, seorang pakar di Carnegie Endowment untuk Perdamaian Internasional di Washington, mendeskripsikan Suleimani sebagai “orang kedua paling berpengaruh di Iran setelah pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Sebenarnya, AS berulang kali menyalahkan Iran akibat banyaknya serangan terhadap pasukan Irak sejak 2008. Washington juga menuding Teheran mengirimkan senjata ke gerilyawan Afghan.

Sementara, Kementerian Keuangan Inggris membekukan aset lima orang tersangka perencana pembunuhan Duta Besar Arab Saudi di AS. Aset yang dibekukan tersebut milik tersangka Manssor Arbabsiar, Gholam Shakuri, Hamed Abdollahi, Abdul Reza Shahlai, dan Qasem Soleimani. Sebelumnya, AS sudah membekukan aset kelima orang tersebut. Arbabsiar dan Shakuri oleh AS dicurigai sebagai anggota Pasukan Quds, Iran. Pasukan Quds sendiri merupakan bagian dari Garda Revolusioner Iran. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford