Sarkozy Tersudut, Sayap Kiri Kuasai Senat

PARIS – Untuk pertama kalinya dalam kurun waktu lebih dari setengah abad,kubu sayap kiri Prancis berhasil menguasai kursi di senat.

Kemenangan kelompok kiri yang merupakan koalisi dari Partai Sosialis, Komunis dan Partai Hijau, ini cukup signifikan untuk mengontrol senat. Kubu kiri menguasai 177 kursi atau lebih dua dari 175 kursi yang dibutuhkan untuk menjadi mayoritas absolut.Pemilihan itu digelar pada Minggu (25/9) waktu setempat.Upaya ini menjadi batu loncatan untuk memenangkan pemilu presiden pada beberapa bulan mendatang. “Nicolas Sarkozy akan mundur dalam sejarah sebagai presiden yang kehilangan kekuasaan mayoritasnya di senat,” ujar Francois Hollande.

Hollande dikabarkan merupakan kandidat kuat kubu Partai Sosialis yang bakal bersaing dengan Presiden Sarkozy, incumbent dari sayap kanan UMP, pada tahun depan. “Ini merupakan salah satu jalan sebagai pertanda apa yang terjadi pada 2012.” Menurut Hollande, ini merupakan kenangan dinamis. “Jika kita berhasil memenangi pemilu presiden setelah kemenangan di senat, itu merupakan suatu hal yang positif,” kata Hollande kepada stasiun televisi LCI dikutip dari Reuters. Kemenangan ini hanya berselang tujuh bulan sebelum pemilu presiden berlangsung di negara itu. Dalam sejarah politik Prancis, sejak 1958 senat selalu dikuasai kelompok kanan.

Hasil awal dari pemilihan tidak langsung menunjukkan kandidat dari kelompok sayap kiri mengambil setidaknya 23 kursi dari Partai Konservatif, yang kini memerintah, dan ini menjadikan mereka sebagai mayoritas mutlak. “Tanggal 25 September 2011 akan menjadi catatan sejarah,” kata Ketua Kelompok Sosialis di senat, Jean-Pierre Bel, kepada televisi Prancis. “Hasil pemilu senat merupakan pukulan telak bagi kelompok kanan.” Perdana Menteri Prancis yang berasal dari kelompok konservatif Francois Fillon mengatakan bahwa kelompok kanan memang menderita dalam pertarungan ini,.dan kelompok kiri telah membuat terobosan yang kuat.

“Kebenaran akan datang musim depan. Pertempuran akan mulai malam nanti,” kata Fillon dikutip dari BBC. Senat bukan dipilih secara langsung oleh rakyat, tetapi dipilih “pemilih super” yang dipilih para pejabat, sekitar 72.000 wali kota, dewan lokal dan regional, serta tokoh nasional. Kantor Sarkozy ikut berkomentar mengenai kekalahannya. Dia hanya mengungkapkan bahwa pihaknya harus “mengambil catatan” atas hasil tersebut. Jean-Francois Cope, pemimpin partai yang pro-Sarkozy, Partai UMP, mengakui kekalahan mayoritas tengah-kanan di senat.

Kekalahan itu justru saat Sarkozy menunggu kelahiran jabang bayi karena Carla Bruni bakal melahirkan beberapa pekan depan lagi. Ketua senat yang digeser, Gerard Larcher, mengaku kaget dengan kekalahan itu.“Itu seperti ‘gempa’ politik dan ‘persiapan pemilihan presiden bakal berubah’,” katanya dikutip dari AFP. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/430968/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford