Rezim Pakistan Dituduh Terkait Jaringan Haqqani

ISLAMABAD – Duta Besar Amerika Serikat (AS) di Pakistan Cameron Munter menuduh ada keterkaitan antara pemerintah Pakistan dan jaringan Haqqani yang dekat dengan Taliban.

Jaringan itu dituduh melancarkan serangan di Kabul akhir pekan lalu. ”Saya mengatakan kalau serangan yang berlangsung beberapa hari lalu di Kabul merupakan serangan yang dilakukan oleh jaringan Haqqani. Ada bukti yang menyebutkan jaringan Haqqani memiliki kaitan dengan pemerintahan Pakistan.Ini merupakan suatu hal yang harus dihentikan,” kata Munter,dikutip dari AFP.

Ketika ditanya mengenai bukti keterkaitan pemerintah Pakistan, Munter hanya mengatakan, ”Kita percaya itu bakal menjadi sebuah kasus.” Dalam satu tahun terakhir, hubungan AS dan Pakistan berada di level terendah. Munter menyarankan kedua negara memperkuat kerja sama antiterorisme.” Kedua negara berada pada pihak yang sama. Kuncinya di sini adalah langkah nyata untuk bekerja sama dalam rangka mengidentifikasi siapa musuh sesungguhnya,” kata Munter.

Pernyataan tegas itu menyusul peringatan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta yang mengatakan Washington akan melakukan apa pun yang bisa dilakukan untuk membela pasukan AS dari serangan gerilyawan. Sebuah serangan terbaru Selasa (13/09) terjadi di kedutaan AS di Kabul. Sekelompok pria bersenjata menyerang lokasi kedutaan AS di Afghanistan dengan roket-roket. Sepekan sebelumnya sebuah truk bermuatan bom juga meledak dan melukai 77 anggota pasukan AS.

Amerika meyakini berbagai serangan itu didalangi jaringan Haqqani yang bersembunyi di wilayah Pakistan. AS menghargai kepala putra pemimpin jaringan itu, Sirajuddin Haqqani, sebesar USD5 juta. Sementara itu, jaringan Haqqani mengaku bersedia berdialog dengan pemerintah Afghanistan dan AS dengan sejumlah syarat.

Sirajuddin Haqqani kepada kantor berita Reuters mengatakan, kelompoknya beberapa kali menolak perjanjian perdamaian yang ditawarkan AS dan pemerintahan Presiden Afghanistan Hamid Karzai karena mereka dianggap mencoba menciptakan perpecahan di antara kelompok gerilyawan. Setiap upaya melakukan itu akan selalu gagal, kata Sirajuddin yang menggambarkan pasukan AS di Afghanistan sebagai salah satu musuh berbahaya.

”Mereka menawari kami posisi yang sangat penting, tetapi kami menolaknya dan mengatakan bahwa mereka tidak akan berhasil dengan rencana licik itu.Mereka ingin memecah belah kami,” kata Sirajuddin. Menurut Sirajuddin dalam wawancara dengan telepon dari lokasi yang dirahasiakan, jaringan Haqqani tidak lagi memiliki tempat perlindungan di wilayah Pakistan dan merasa lebih aman di kawasan Afghanistan.” Sekarang kami merasa lebih aman di Afghanistan, bersama warga Afghanistan, pejabat militer, dan polisi juga bersama kami,”kata Haqqani. ● andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/429048/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford