Klaim Jihad Islami Masih Diragukan
NEW DELHI– Polisi di wilayah Kashmir kemarin menangkap tiga pria terkait serangan bom di Pengadilan Tinggi New Delhi. Dua tersangka merupakan saudara kandung pemilik warung internet di Kishtwar, Kashmir, yang merupakan lokasi pengiriman surat elektronik (e-mail) organisasi Harkatul- Jihad Islami (HUJI),sementara seorang tersangka lain adalah pegawai warnet.
Harkat-ul-Jihad Islami yang berafiliasi dengan Al- Qaeda mengirim surat elektronik dan menyatakan bertanggung jawab atas bom di New Delhi dan terlibat berbagai serangan bom India di masa lalu. Namun, sejumlah sumber meragukan klaim tersebut karena kelompok ini sudah lama tak terdengar aktif bergerak. Sumber itu juga menambahkan, HUJI tidak mungkin mengirimkan pernyataan pertanggungjawaban di warnet umum.
Salah satu tokoh senior Al-Qaeda, Ilyas Kashmiri, yang diyakini Amerika Serikat (AS) tewas di Pakistan, diketahui pernah menjadi pemimpin HUJI. “Kita memiliki beberapa kepastian,tetapi terlalu dini untuk mengatakan bahwa kelompok (HUJI) berada di belakang serangan itu,” ujar Perdana Menteri Manmohan Singh, dikutip AFP, kemarin.
“Ada permasalahan yang tak terselesaikan dan kelemahan pada sistem kita, sementara teroris mengambil keuntungan. Kita harus bekerja keras untuk mengatasi kelemahan itu.” Direktur Badan Investigasi Nasional (NIA) India SC Sinha menyatakan, mereka tetap menyelidiki klaim dari surat elektronik HUJI.
Tetapi, dia mengatakan klaim itu sangat prematur untuk membuktikan siapa yang berada di belakang aksi pengeboman. Bom seberat dua kilogram yang disembunyikan di dalam sebuah koper meledak di pintu utama Pengadilan Tinggi,New Delhi,Rabu (7/9).Akibat tragedi ini,Pemerintah India mendapat kritik tajam karena dianggap tidak mampu menyediakan lokasi yang aman bagi institusi penting semacam pengadilan tinggi.
Editoria lsejumlahmedianasionalmengkritisihalini.“ Tidak ada pemeriksaan keamanan yang diberlakukan dan itu memberikan kesempatan bagi semua orang untuk melakukan kekerasan,” tulis HindustanTimes. Menteri Dalam Negeri India P Chidambaram kemarin menggelar pertemuan membahas berbagai isu keamanan. Penasihat keamanan nasional, Shivshankar Menon, juga hadir pada pertemuan itu.
Sementara sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Prancis, Inggris, dan Pakistan mengecam pengeboman yang menewaskan 12 orang dan melukai 80 orang lainnya itu. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/426406/38/
Harkat-ul-Jihad Islami yang berafiliasi dengan Al- Qaeda mengirim surat elektronik dan menyatakan bertanggung jawab atas bom di New Delhi dan terlibat berbagai serangan bom India di masa lalu. Namun, sejumlah sumber meragukan klaim tersebut karena kelompok ini sudah lama tak terdengar aktif bergerak. Sumber itu juga menambahkan, HUJI tidak mungkin mengirimkan pernyataan pertanggungjawaban di warnet umum.
Salah satu tokoh senior Al-Qaeda, Ilyas Kashmiri, yang diyakini Amerika Serikat (AS) tewas di Pakistan, diketahui pernah menjadi pemimpin HUJI. “Kita memiliki beberapa kepastian,tetapi terlalu dini untuk mengatakan bahwa kelompok (HUJI) berada di belakang serangan itu,” ujar Perdana Menteri Manmohan Singh, dikutip AFP, kemarin.
“Ada permasalahan yang tak terselesaikan dan kelemahan pada sistem kita, sementara teroris mengambil keuntungan. Kita harus bekerja keras untuk mengatasi kelemahan itu.” Direktur Badan Investigasi Nasional (NIA) India SC Sinha menyatakan, mereka tetap menyelidiki klaim dari surat elektronik HUJI.
Tetapi, dia mengatakan klaim itu sangat prematur untuk membuktikan siapa yang berada di belakang aksi pengeboman. Bom seberat dua kilogram yang disembunyikan di dalam sebuah koper meledak di pintu utama Pengadilan Tinggi,New Delhi,Rabu (7/9).Akibat tragedi ini,Pemerintah India mendapat kritik tajam karena dianggap tidak mampu menyediakan lokasi yang aman bagi institusi penting semacam pengadilan tinggi.
Editoria lsejumlahmedianasionalmengkritisihalini.“ Tidak ada pemeriksaan keamanan yang diberlakukan dan itu memberikan kesempatan bagi semua orang untuk melakukan kekerasan,” tulis HindustanTimes. Menteri Dalam Negeri India P Chidambaram kemarin menggelar pertemuan membahas berbagai isu keamanan. Penasihat keamanan nasional, Shivshankar Menon, juga hadir pada pertemuan itu.
Sementara sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Prancis, Inggris, dan Pakistan mengecam pengeboman yang menewaskan 12 orang dan melukai 80 orang lainnya itu. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/426406/38/
Komentar