Korut-Korsel Baku Tembak
SEOUL – Marinir Korea Selatan (Korsel) kemarin melancarkan tembakan peringatan setelah artileri milik Korea Utara (Korut) jatuh di pulau Yeongpyeong, yang berdekatan dengan perbatasan Laut Kuning.
Insiden ini memicu ketegangan kembali di antara dua musuh bebuyutan itu. Kementerian Pertahanan Korsel melaporkan bahwa pasukan mendengarkan bunyi ledakan tiga artileri dan melihat satu jatuh di dekat perbatasan atau dikenal Garis Perbatasan Utara (NLL).
Mereka memperkirakan, artileri itu ditembakkan dari lepas pantai Korut saat pasukan negara komunis itu latihan tempur. Menteri Pertahanan Korsel Kim Min-seok memaparkan, Korut menembakkan tiga artileri ke arah perbatasan utara Korsel di Laut Kuning.
Sebagai balasan, Marinir Korsel yang bermarkas di Yeonpyeong langsung memberitahukan sebuah peringatan.Kemudian,mereka menembakkan tiga kali artileri K-9 dan mendarat di dekat NLL. Hal senada ditegaskan juru bicara Kementerian Pertahanan.“ Situasi kini dalam kondisi stabil,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel kepada AFP.
“Setelah kita membalas serangan, tidak ada lagi respons dari Korut.” Namun, militer Korsel tetap siaga sebagai bentuk antisipasi jika ada aksi provokatif kembali dari Korut. Tidak dilaporkan adanya korban terluka akibat insiden itu.
Seorang pejabat Kementerian Pertahanan yang tidak disebutkan namanya mengatakan, tembakan terjadi secara tiba-tiba. Kala itu kedua belah pihak tidak ada yang tengah melakukan latihan perang. Militer Korsel kini sedang menyelidiki motif yang melatarbelakangi penyerangan tersebut.
“Kita sedang mencoba untuk mengidentifikasi apakah serangan itu disengaja atau tidak sengaja,” ujar pejabat Korsel yang enggan disebutkan namanya kepada kantor berita Yonhap. “Saya kira itu bukan merupakan suatu hal yang serius.” Ketika tembakan Korut mengenai Pulau Yeonpyeong, 1.800 penduduk sipil bersiap dievakuasi ke tempat perlindungan dipandu pasukan Marinir.“
Para penduduk bersiap untuk dievakuasi dari rumah mereka. Setiap ada serangan, kita selalu berlindung ke tempat yang aman,” ujar juru bicara pemerintah lokal Ongjin, kepada AFP.Namun, evakuasi batal dilaksanakan karena situasi membaik. Insiden itu berlangsung setelah Korut menyampaikan niat baik perdamaian pada pekan ini.
Korut berusaha menghidupkan kembali perundingan enam negara (Amerika Serikat, Rusia,Jepang,China,Korut dan Korsel). Hal itu pun telah dibahas saat Korut dan Korsel menggelar pertemuan di Bali pada bulan lalu. Seorang pejabat senior Korut pun telah mengunjungi New York untuk berunding dengan pejabat AS.
Pasukan di Yeongpyeong dan pulau-pulau garis depan perbatasan dengan Korut sebenarnya dalam kondisi siaga penuh sejak November lalu. Saat itu Korut menembakkan artileri dan menyebabkan empat warga Korsel tewas. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/419852/
Insiden ini memicu ketegangan kembali di antara dua musuh bebuyutan itu. Kementerian Pertahanan Korsel melaporkan bahwa pasukan mendengarkan bunyi ledakan tiga artileri dan melihat satu jatuh di dekat perbatasan atau dikenal Garis Perbatasan Utara (NLL).
Mereka memperkirakan, artileri itu ditembakkan dari lepas pantai Korut saat pasukan negara komunis itu latihan tempur. Menteri Pertahanan Korsel Kim Min-seok memaparkan, Korut menembakkan tiga artileri ke arah perbatasan utara Korsel di Laut Kuning.
Sebagai balasan, Marinir Korsel yang bermarkas di Yeonpyeong langsung memberitahukan sebuah peringatan.Kemudian,mereka menembakkan tiga kali artileri K-9 dan mendarat di dekat NLL. Hal senada ditegaskan juru bicara Kementerian Pertahanan.“ Situasi kini dalam kondisi stabil,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel kepada AFP.
“Setelah kita membalas serangan, tidak ada lagi respons dari Korut.” Namun, militer Korsel tetap siaga sebagai bentuk antisipasi jika ada aksi provokatif kembali dari Korut. Tidak dilaporkan adanya korban terluka akibat insiden itu.
Seorang pejabat Kementerian Pertahanan yang tidak disebutkan namanya mengatakan, tembakan terjadi secara tiba-tiba. Kala itu kedua belah pihak tidak ada yang tengah melakukan latihan perang. Militer Korsel kini sedang menyelidiki motif yang melatarbelakangi penyerangan tersebut.
“Kita sedang mencoba untuk mengidentifikasi apakah serangan itu disengaja atau tidak sengaja,” ujar pejabat Korsel yang enggan disebutkan namanya kepada kantor berita Yonhap. “Saya kira itu bukan merupakan suatu hal yang serius.” Ketika tembakan Korut mengenai Pulau Yeonpyeong, 1.800 penduduk sipil bersiap dievakuasi ke tempat perlindungan dipandu pasukan Marinir.“
Para penduduk bersiap untuk dievakuasi dari rumah mereka. Setiap ada serangan, kita selalu berlindung ke tempat yang aman,” ujar juru bicara pemerintah lokal Ongjin, kepada AFP.Namun, evakuasi batal dilaksanakan karena situasi membaik. Insiden itu berlangsung setelah Korut menyampaikan niat baik perdamaian pada pekan ini.
Korut berusaha menghidupkan kembali perundingan enam negara (Amerika Serikat, Rusia,Jepang,China,Korut dan Korsel). Hal itu pun telah dibahas saat Korut dan Korsel menggelar pertemuan di Bali pada bulan lalu. Seorang pejabat senior Korut pun telah mengunjungi New York untuk berunding dengan pejabat AS.
Pasukan di Yeongpyeong dan pulau-pulau garis depan perbatasan dengan Korut sebenarnya dalam kondisi siaga penuh sejak November lalu. Saat itu Korut menembakkan artileri dan menyebabkan empat warga Korsel tewas. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/419852/
Komentar