Hukuman Berat untuk Para Perusuh
PEMERINTAH Inggris mengancam akan memproses hukum dan menjatuhkan sanksi berat kepada pelaku kerusuhan atas segala tindakan yang mereka lakukan. Kerusuhan disebut sebagai aksi yang tidak dapat ditoleransi.
Wali Kota London Boris Johnson mengatakan, para perusuh yang tertangkap akan mendapatkan hukuman yang akan mereka sesali. Boris mengutuk aksi tersebut sekaligus menyatakan bahwa tidak ada pembenaran sedikit pun atas penyerangan, perusakan, dan pembakaran gedung-gedung dan kendaraan.
Perdana Menteri Inggris David Cameron kemarin memimpin rapat dengan komite darurat untuk mendiskusikan kerusuhan yang meluas di sejumlah kota.Cameron mengancam para perusuh dengan menyatakan bahwa Pemerintah Inggris akan memproses mereka yang tertangkap dalam aksi tersebut.
“Anda akan ditindak secara hukum. Dan jika Anda dinilai sudah cukup umur dalam melakukan kejahatan ini, berarti Anda juga sudah bisa diproses guna mendapatkan sanksi,” kata Cameron dikutip BBC.
Kerusuhan belum sepenuhnya terkendali. Amuk massa kembali bergejolak di luar ibu kota, yakni Manchester, Salford, Wolverhampton, Nottingham, Leicester, dan Birmingham. Polisi menyebut kerusuhan tersebut terburuk dalam kurun waktu 30 tahun.
”Polisi Manchester menghadapi tingkat kekerasan yang luar biasa dari kelompok kriminal yang ingin memperluas kerusuhan,”kata pejabat polisi Manchester, Gary Shewan, dikutip Reuters.
Reuters melaporkan, tiga pria Muslim tewas setelah ditabrak mobil selama kerusuhan di Birmingham.“Ketiga pria tewas saat mereka berjagajaga untuk mengamankan saudaranya yang sedang melaksanakan salat di masjid,” ujar kawan korban.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa memastikan warga negara Indonesia (WNI) di London dan beberapa kota lain di Inggris dalam kondisi aman atau tidak terkena dampak berarti dari kerusuhan di negara itu.“Hingga saat ini tidak ada laporan warga negara kita yang diposisikan dalam kondisi yang sulit,” ujar Marty di Istana Merdeka, Jakarta,kemarin.
Menurut Marty, terdapat 4.000 WNI tinggal di Inggris. Meski kerusuhan belum mereda, bahkan merembet ke sejumlah kota lain, belum ada rencana pemerintah untuk mengevakuasi mereka. Marty menilai, kondisi di London tidak separah di Mesir dan Libya. andika hendra m/rarasati syarief
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/420089/38/
Wali Kota London Boris Johnson mengatakan, para perusuh yang tertangkap akan mendapatkan hukuman yang akan mereka sesali. Boris mengutuk aksi tersebut sekaligus menyatakan bahwa tidak ada pembenaran sedikit pun atas penyerangan, perusakan, dan pembakaran gedung-gedung dan kendaraan.
Perdana Menteri Inggris David Cameron kemarin memimpin rapat dengan komite darurat untuk mendiskusikan kerusuhan yang meluas di sejumlah kota.Cameron mengancam para perusuh dengan menyatakan bahwa Pemerintah Inggris akan memproses mereka yang tertangkap dalam aksi tersebut.
“Anda akan ditindak secara hukum. Dan jika Anda dinilai sudah cukup umur dalam melakukan kejahatan ini, berarti Anda juga sudah bisa diproses guna mendapatkan sanksi,” kata Cameron dikutip BBC.
Kerusuhan belum sepenuhnya terkendali. Amuk massa kembali bergejolak di luar ibu kota, yakni Manchester, Salford, Wolverhampton, Nottingham, Leicester, dan Birmingham. Polisi menyebut kerusuhan tersebut terburuk dalam kurun waktu 30 tahun.
”Polisi Manchester menghadapi tingkat kekerasan yang luar biasa dari kelompok kriminal yang ingin memperluas kerusuhan,”kata pejabat polisi Manchester, Gary Shewan, dikutip Reuters.
Reuters melaporkan, tiga pria Muslim tewas setelah ditabrak mobil selama kerusuhan di Birmingham.“Ketiga pria tewas saat mereka berjagajaga untuk mengamankan saudaranya yang sedang melaksanakan salat di masjid,” ujar kawan korban.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa memastikan warga negara Indonesia (WNI) di London dan beberapa kota lain di Inggris dalam kondisi aman atau tidak terkena dampak berarti dari kerusuhan di negara itu.“Hingga saat ini tidak ada laporan warga negara kita yang diposisikan dalam kondisi yang sulit,” ujar Marty di Istana Merdeka, Jakarta,kemarin.
Menurut Marty, terdapat 4.000 WNI tinggal di Inggris. Meski kerusuhan belum mereda, bahkan merembet ke sejumlah kota lain, belum ada rencana pemerintah untuk mengevakuasi mereka. Marty menilai, kondisi di London tidak separah di Mesir dan Libya. andika hendra m/rarasati syarief
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/420089/38/
Komentar