Demonstrasi Anti-Paus Rusuh
MADRID– Ribuan demonstran yang kemarin menggelar demonstrasi penolakan kunjungan Paus Benediktus XVI bentrok dengan para penganut Katolik dan polisi antihuru-hara.
Para demonstran memprotes besarnya biaya yang digunakan pemerintah untuk kedatangan Paus, padahal negara dalam kondisi krisis keuangan. AFP melaporkan, demonstran dipisahkan oleh garis batas polisi antihuru-hara dari kepungan para penganut Katolik Roma.
Tapi bentrok antara kedua kelompok itu tak bisa dielakkan. Polisi pun turun tangan menangkapi para demonstran. Namun,polisi justru terkena serangan botol dari para pengunjuk rasa. “Tuhan ya, Gereja tidak!” demikian slogan yang dikumandangkan para demonstran. Mereka menggelar demonstrasi dengan berkeliling Madrid.
Banyak kelompok yang ikut dalam aksi demonstrasi itu, termasuk mereka yang mendukung perubahan sikap gereja terhadap hak-hak kaum gay dan lesbian. Selain itu, ada juga kelompok yang menyerukan pemisahan antara gereja dan negara.
Salah satu isu yang paling mengemuka pada demonstrasi itu adalah biaya penyelenggaraan acara konferensi pemuda dunia yang dihadiri Paus memakan biaya USD73 juta. Biaya itu untuk polisi,keamanan, dan perayaan. Banyak pastur juga ikut protes karena pemborosan anggaran itu.
“Kunjungan Paus dibayar tidak dari pajak saya,” demikian slogan yang mereka teriakkan. Para peserta aksi menentang kunjungan Paus saat tiba di Plaza Puerta de Sol di Madrid di mana mereka bertahan beberapa jam sambil menyanyi dan memaki. Ribuan demonstran dari berbagai kalangan usia dan latar belakang berjalan di pusat kota tua sambil menyerukan slogan “Tak sepeser pun uang pajak untuk Paus”.
Perayaan itu dianggap tidak tepat karena ekonomi negara sedang memburuk. Tingkat pengangguran mencapai 20,89%.Untuk usia di bawah 25 tahun, jumlah pengangguran mencapai 45%. “Kami mengkritik pertunjukan skandal ini di saat situasi yang sulit,” kata Evaristo Villar dari Jaringan Kristen.
Menurut Villar, itu menyebabkan banyak orang menjauhkan diri dari gereja. Seorang koordinator lapangan aksi protes,Eloy Caballero, mengatakan aksi tidak ditujukan khusus kepada sosok Paus dan institusi Katolik Roma. “Kami tidak menentang masyarakat Katolik.Yang kami tentang adalah penggunaan pajak warga negara,” kata Caballero seperti dikutip BBC. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/422012/
Para demonstran memprotes besarnya biaya yang digunakan pemerintah untuk kedatangan Paus, padahal negara dalam kondisi krisis keuangan. AFP melaporkan, demonstran dipisahkan oleh garis batas polisi antihuru-hara dari kepungan para penganut Katolik Roma.
Tapi bentrok antara kedua kelompok itu tak bisa dielakkan. Polisi pun turun tangan menangkapi para demonstran. Namun,polisi justru terkena serangan botol dari para pengunjuk rasa. “Tuhan ya, Gereja tidak!” demikian slogan yang dikumandangkan para demonstran. Mereka menggelar demonstrasi dengan berkeliling Madrid.
Banyak kelompok yang ikut dalam aksi demonstrasi itu, termasuk mereka yang mendukung perubahan sikap gereja terhadap hak-hak kaum gay dan lesbian. Selain itu, ada juga kelompok yang menyerukan pemisahan antara gereja dan negara.
Salah satu isu yang paling mengemuka pada demonstrasi itu adalah biaya penyelenggaraan acara konferensi pemuda dunia yang dihadiri Paus memakan biaya USD73 juta. Biaya itu untuk polisi,keamanan, dan perayaan. Banyak pastur juga ikut protes karena pemborosan anggaran itu.
“Kunjungan Paus dibayar tidak dari pajak saya,” demikian slogan yang mereka teriakkan. Para peserta aksi menentang kunjungan Paus saat tiba di Plaza Puerta de Sol di Madrid di mana mereka bertahan beberapa jam sambil menyanyi dan memaki. Ribuan demonstran dari berbagai kalangan usia dan latar belakang berjalan di pusat kota tua sambil menyerukan slogan “Tak sepeser pun uang pajak untuk Paus”.
Perayaan itu dianggap tidak tepat karena ekonomi negara sedang memburuk. Tingkat pengangguran mencapai 20,89%.Untuk usia di bawah 25 tahun, jumlah pengangguran mencapai 45%. “Kami mengkritik pertunjukan skandal ini di saat situasi yang sulit,” kata Evaristo Villar dari Jaringan Kristen.
Menurut Villar, itu menyebabkan banyak orang menjauhkan diri dari gereja. Seorang koordinator lapangan aksi protes,Eloy Caballero, mengatakan aksi tidak ditujukan khusus kepada sosok Paus dan institusi Katolik Roma. “Kami tidak menentang masyarakat Katolik.Yang kami tentang adalah penggunaan pajak warga negara,” kata Caballero seperti dikutip BBC. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/422012/
Komentar