Cameron Janji Perbaiki Masyarakat yang Rusak
LONDON – Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron kemarin berjanji menyelesaikan ”kebobrokan moral” atas terjadinya insiden kerusuhan yang terjadi pekan lalu.
Pengganti Gordon Brown itu juga menegaskan bahwa dirinya berkewajiban memperbaiki masyarakat yang rusak sebagai misi politik utamanya. Cameron menuturkan, janjinya itu adalah seruan bagi seluruh negara.
”Kita mengetahui apa yang sebenarnya salah, pertanyaannya adalah apakah kita telah menentukan arah untuk menghadapi kehancuran moral yang tengah menjadi bagian dari negara kita dalam beberapa generasi lalu,” ujar Cameron seperti dikutip dari AFP.
Pemimpin konservatif itu juga menyalahkan orang yang tidak bertanggung jawab, keegoisan, anak tanpa ayah,sekolah tanpa disiplin, kerja tanpa usaha,dan hak tanpa tanggung jawab sebagai penyebab kerusuhan pada pekan lalu. ”Jika Anda tidak memiliki pilihan, maka tidak akan ada konsekuensi,” kata Cameron.
Cameron menegaskan bahwa dia memiliki tanggung jawab terhadap mayoritas negaranya, dan bukan sekadar keinginan.” Mereka meminta pemerintah untuk bertindak mengatasi permasalahan.Saya menjamin Anda, saya tidak akan menunda,” katanya dikutip dari Telegraph.
Cameron juga berjanji akan menugaskan polisi di sekolah, lembaga kesejahteraan, keluarga, orang tua, para pecandu narkotika,dan berbagai komunitas. Pemerintah akan mereposisi pandangan hak asasi manusia yang telah dianggap enteng oleh sebagian masyarakat.
Dalam menyikapi kerusuhan tersebut,bukan cuma Cameron yang ingin menarik simpati rakyat Inggris. Ed Miliband, pemimpin Partai Buruh,kemarin juga memberikan pidato mengenai kerusuhan. Dia memberikan pernyataan yang hampir sama dengan Cameron, yakni ”ketamakan, keegoisan, dan amoral”.
Dalam pidatonya, Miliband mengkritik Cameron. Miliband mengatakan bahwa Cameron hanya menawarkan kebijakan harian. Itu karena kebijakan Cameron yang ingin mengundang polisi super asal Amerika Serikat, Bill Bratton, untuk membantu polisi Inggris menangani kelompok kriminal.
Kebijakan itu dikenal dengan ”tanpa toleransi”. Kebijakan itu didukung oleh Menteri Dalam Negeri Inggris Theresa May yang mengatakan publik menginginkan ”langkah keras”. Bratton mengatakan ”tanpa toleransi”, itu merupakan frase yang Bratton benci.
”Saya tidak menyerukan ‘tanpa toleransi’ di negara mana pun. Itu tidak bakal tercapai. Itu hanya ketika Anda dapat mengeliminasi permasalahan, bukan kenyataan,” tulis Bratton dalam sebuah email kepada harian Sunday.
Sementara, Iain Duncan Smith, Menteri Pekerja dan Pensiun,menyerukan agar polisi berlaku keras terhadap para pemimpin kelompok kriminal. Bahkan, Duncan Smith menuduh Wali Kota London Boris Johnson mengabaikan peringatan mengenai kelompok kriminal pada beberapa tahun lalu.
”Pengabaian masyarakat yang rusak,dia (Johnson) menganggap komunitas sebagai masalah yang bakal merusak posisi London,” tutur Smith. Tapi, Johnson membantah bahwa dia gagal menyelesaikan permasalahan kriminal.
Polisi mengatakan, penyebab kerusuhan pekan adalah polisi kehilangan kontrol pada awal terjadinya kerusuhan dan menerima berbagai pesan dari para politisi. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/421099/
Pengganti Gordon Brown itu juga menegaskan bahwa dirinya berkewajiban memperbaiki masyarakat yang rusak sebagai misi politik utamanya. Cameron menuturkan, janjinya itu adalah seruan bagi seluruh negara.
”Kita mengetahui apa yang sebenarnya salah, pertanyaannya adalah apakah kita telah menentukan arah untuk menghadapi kehancuran moral yang tengah menjadi bagian dari negara kita dalam beberapa generasi lalu,” ujar Cameron seperti dikutip dari AFP.
Pemimpin konservatif itu juga menyalahkan orang yang tidak bertanggung jawab, keegoisan, anak tanpa ayah,sekolah tanpa disiplin, kerja tanpa usaha,dan hak tanpa tanggung jawab sebagai penyebab kerusuhan pada pekan lalu. ”Jika Anda tidak memiliki pilihan, maka tidak akan ada konsekuensi,” kata Cameron.
Cameron menegaskan bahwa dia memiliki tanggung jawab terhadap mayoritas negaranya, dan bukan sekadar keinginan.” Mereka meminta pemerintah untuk bertindak mengatasi permasalahan.Saya menjamin Anda, saya tidak akan menunda,” katanya dikutip dari Telegraph.
Cameron juga berjanji akan menugaskan polisi di sekolah, lembaga kesejahteraan, keluarga, orang tua, para pecandu narkotika,dan berbagai komunitas. Pemerintah akan mereposisi pandangan hak asasi manusia yang telah dianggap enteng oleh sebagian masyarakat.
Dalam menyikapi kerusuhan tersebut,bukan cuma Cameron yang ingin menarik simpati rakyat Inggris. Ed Miliband, pemimpin Partai Buruh,kemarin juga memberikan pidato mengenai kerusuhan. Dia memberikan pernyataan yang hampir sama dengan Cameron, yakni ”ketamakan, keegoisan, dan amoral”.
Dalam pidatonya, Miliband mengkritik Cameron. Miliband mengatakan bahwa Cameron hanya menawarkan kebijakan harian. Itu karena kebijakan Cameron yang ingin mengundang polisi super asal Amerika Serikat, Bill Bratton, untuk membantu polisi Inggris menangani kelompok kriminal.
Kebijakan itu dikenal dengan ”tanpa toleransi”. Kebijakan itu didukung oleh Menteri Dalam Negeri Inggris Theresa May yang mengatakan publik menginginkan ”langkah keras”. Bratton mengatakan ”tanpa toleransi”, itu merupakan frase yang Bratton benci.
”Saya tidak menyerukan ‘tanpa toleransi’ di negara mana pun. Itu tidak bakal tercapai. Itu hanya ketika Anda dapat mengeliminasi permasalahan, bukan kenyataan,” tulis Bratton dalam sebuah email kepada harian Sunday.
Sementara, Iain Duncan Smith, Menteri Pekerja dan Pensiun,menyerukan agar polisi berlaku keras terhadap para pemimpin kelompok kriminal. Bahkan, Duncan Smith menuduh Wali Kota London Boris Johnson mengabaikan peringatan mengenai kelompok kriminal pada beberapa tahun lalu.
”Pengabaian masyarakat yang rusak,dia (Johnson) menganggap komunitas sebagai masalah yang bakal merusak posisi London,” tutur Smith. Tapi, Johnson membantah bahwa dia gagal menyelesaikan permasalahan kriminal.
Polisi mengatakan, penyebab kerusuhan pekan adalah polisi kehilangan kontrol pada awal terjadinya kerusuhan dan menerima berbagai pesan dari para politisi. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/421099/
Komentar