Bocah 16 Tahun Membunuh Pensiunan
Bocah berusia 16 tahun diajukan ke pengadilan karena membunuh seorang pensiunan dalam kerusuhan di London pada pekan lalu. Ini menunjukkan komitmen pemerintah Inggris dalam menangani kerusuhan itu.
Pensiunan yang dibunuh itu bernama Richard Mannington Bowes, 68, yang meninggal pada 8 Agustus lalu atau tiga hari setelah diserang di Ealing, London barat. Nama Bowes kemudian diabadikan sebagai tajuk penggalangan dana yang digunakan untuk membantu warga yang terkena dampak kerusuhan.
Nama bocah itu tidak bisa dirilis itu dituduh melakukan kekerasan dan empat tuduhan pencurian. Bersama dengan ibunya yang juga dituduh karena memutarbalikkan fakta di pengadilan Croydon pada Selasa (kemarin). Bocah itu kemarin hadir di Pengadilan Pemuda Croydon. Sedangkan sang ibu diadili di pengadilan umum.
Menurut Daren Streeter, kepala Unit Pembunuhan Badan Penuntutan Kerajaan, pihaknya telah memastikan bahwa bocah berusia 16 tahun itu dituntut dalam kasus pembunuhan Richard Mannington Bowes. “Seperti dengan semua penuntutan, kita akan tetap fokus terhadap tersangka dan mempertimbangkan bukti baru yang ada pada kita berdasarkan penyidikan polisi,” katanya dikutip dari BBC.
Selain bocah 16 tahun, seorang pria berusia 22 tahun juga dijadikan tersangka pembunuhan Bowes. Namun, penahanannya ditangguhkan.
Menariknya, para perusuh dan penjarah yang ditahan polisi tidak langsung dikirim ke penjara. Mereka justru diminta bekerja membersihkan jalanan dan memperbaiki toko yang dirusaknya sendiri. “Siapa yang bertanggungjawab itu harus dipaksa untuk membersihkan wilayah yang dirusaknya dan dilihat langsung oleh para korban,” katan Deputi Perdana Menteri Nick Clegg dikutip dari Independent.
Insiatif itu didesain untuk memaksa para perusuh agar melaksanakank konsekuensi atas aksi mereka sendiri. Langkah itu juga dilakukan untuk mencegah mereka terjebak dalam rangkaian kejahatan lanjutan. Kementerian Kehakiman bakal memerintahkan hukuman komunitas. Selain itu, para perusuh juga dipaksa untuk bertemu secara langsung dengan para korban.
“Dengan hukuman akan merubah cara pandang para perusuh,” kata Clegg. “Korban kejahatan bakal dilindungi jika para perusuh itu bakal melakukan kejahatan lagi. Para perusuh bakal dihukum dan itu akan mengubah mereka.”
Kerusuhan di London, yang lalu menyebar ke sejumlah kota lain di Inggris, merebak awal pekan lalu. Kepolisian Scotland Yard mengumumkan bahwa mereka telah menangkap 1.457 orang, termasuk di antaranya adalah 305 remaja berusia di bawah 18 tahun. Dakwaan terhadap 810 orang kini telah diajukan ke meja hijau.
Sebelumnya, PM Inggris David Cameron berjanji menyelesaikan ”kebobrokan moral” atas terjadinya insiden kerusuhan yang terjadi pekan lalu. Pengganti Gordon Brown itu juga menegaskan bahwa dirinya berkewajiban memperbaiki masyarakat yang rusak sebagai misi politik utamanya. Cameron menuturkan, janjinya itu adalah seruan bagi seluruh negara. (andika hendra m)
Pensiunan yang dibunuh itu bernama Richard Mannington Bowes, 68, yang meninggal pada 8 Agustus lalu atau tiga hari setelah diserang di Ealing, London barat. Nama Bowes kemudian diabadikan sebagai tajuk penggalangan dana yang digunakan untuk membantu warga yang terkena dampak kerusuhan.
Nama bocah itu tidak bisa dirilis itu dituduh melakukan kekerasan dan empat tuduhan pencurian. Bersama dengan ibunya yang juga dituduh karena memutarbalikkan fakta di pengadilan Croydon pada Selasa (kemarin). Bocah itu kemarin hadir di Pengadilan Pemuda Croydon. Sedangkan sang ibu diadili di pengadilan umum.
Menurut Daren Streeter, kepala Unit Pembunuhan Badan Penuntutan Kerajaan, pihaknya telah memastikan bahwa bocah berusia 16 tahun itu dituntut dalam kasus pembunuhan Richard Mannington Bowes. “Seperti dengan semua penuntutan, kita akan tetap fokus terhadap tersangka dan mempertimbangkan bukti baru yang ada pada kita berdasarkan penyidikan polisi,” katanya dikutip dari BBC.
Selain bocah 16 tahun, seorang pria berusia 22 tahun juga dijadikan tersangka pembunuhan Bowes. Namun, penahanannya ditangguhkan.
Menariknya, para perusuh dan penjarah yang ditahan polisi tidak langsung dikirim ke penjara. Mereka justru diminta bekerja membersihkan jalanan dan memperbaiki toko yang dirusaknya sendiri. “Siapa yang bertanggungjawab itu harus dipaksa untuk membersihkan wilayah yang dirusaknya dan dilihat langsung oleh para korban,” katan Deputi Perdana Menteri Nick Clegg dikutip dari Independent.
Insiatif itu didesain untuk memaksa para perusuh agar melaksanakank konsekuensi atas aksi mereka sendiri. Langkah itu juga dilakukan untuk mencegah mereka terjebak dalam rangkaian kejahatan lanjutan. Kementerian Kehakiman bakal memerintahkan hukuman komunitas. Selain itu, para perusuh juga dipaksa untuk bertemu secara langsung dengan para korban.
“Dengan hukuman akan merubah cara pandang para perusuh,” kata Clegg. “Korban kejahatan bakal dilindungi jika para perusuh itu bakal melakukan kejahatan lagi. Para perusuh bakal dihukum dan itu akan mengubah mereka.”
Kerusuhan di London, yang lalu menyebar ke sejumlah kota lain di Inggris, merebak awal pekan lalu. Kepolisian Scotland Yard mengumumkan bahwa mereka telah menangkap 1.457 orang, termasuk di antaranya adalah 305 remaja berusia di bawah 18 tahun. Dakwaan terhadap 810 orang kini telah diajukan ke meja hijau.
Sebelumnya, PM Inggris David Cameron berjanji menyelesaikan ”kebobrokan moral” atas terjadinya insiden kerusuhan yang terjadi pekan lalu. Pengganti Gordon Brown itu juga menegaskan bahwa dirinya berkewajiban memperbaiki masyarakat yang rusak sebagai misi politik utamanya. Cameron menuturkan, janjinya itu adalah seruan bagi seluruh negara. (andika hendra m)
Komentar