Kereta Bertabrakan, 35 Tewas
SHUANGYU – China kemarin menyerukan pengutamaan keselamatan sistem perkeretaapian setelah insiden tabrakan antar kereta api berkecepatan tinggi yang menyebabkan 35 penumpang tewas.
Itu menjadi kecelakaan paling buruk dalam sejarah perkeretaapian di China. Kantor berita China, Xinhua, 2010 penumpang lainnya terluka ketika sebuah kereta yang kehilangan pasokan listrik bernomer D3115 berhenti akibat petir dan kemudian ditabrak oleh kereta api kedua bernomer D301 dari arah yang berlawanan. Akibatnya, empat gerbong jatuh dari jembatan rel dan menggelincirkan dua gerbong lainnya.
Tragedi itu terjadi di kota Wengzhou, Provinsi Zhejiang. Kecelakaan itu memicu pertanyaan baru mengenai prestasi jaringan kereta berkecepatan tinggi terbesar di dunia yang baru saja diluncurkan China.
Belum diketahui bebrapa keseluruhan jumlah penumpang. Hanya saja, satu gerbong kereta mampu mengangkut 100 orang. Kereta berinisial “D” merupakan generasi kereta super cepat pertama Cina, dengan kecepatan rata-rata mencapai hampir 160 km per jam.
“Kereta tiba-tiba berguncang keras sekali, koper dan bagasi berjatuhan,” kata Liu Hongtao, seorang penumpang selamat yang diwawancarai Xinhua. “Penumpang menjerit minta tolong namun tak ada petugas yang datang.”
Seorang penumpang, wanita bernama Zhou yang saat itu berada dalam kereta bersama keluarganya, mengatakan kejadian itu berlangsung sekitar pukul 20.00 pada Sabtu (23/7). Tangan Zhou terluka, dan anaknya yang dipeluk saat tabrakan terjadi terluka di kepala. Beruntung seluruh keluarganya yang terdiri dari empat orang dewasa dan dua anak-anak, selamat.
“Di stasiun Yongjia, kereta kami (D3115) seharusnya berhenti selama semenit, namun ternyata malah molor sampai 25 menit. Saat kereta akhirnya mulai bergerak, kami mendengar suara braakkk yang keras dan rasanya seperti terjadi gempa bumi,” katanya.
Para penumpang kereta yang naas tersebut berusaha menyelamatkan diri dengan memecahkan jendela kereta atau merangkak dari retakan di badan gerbong. Para korban yang masih terjepit di dalam mobil yang tertimpa gerbong kereta, masih belum diketahui nasibnya.
Dua orang asing termasuk korban tewas dalam kecelakaan itu. “Saya melihat kejadian dan saya melihat banyak orang terluka. Seoran pria dan perempuan berlumuran darah. Saya tak tahu apakah mereka selamat atau tidak,” ujar pria berusia 54 tahun kepada AFP.
Beberapa jam setelah tragedi itu, Presiden China Hu Jintao dan Perdana Menteri Win Jiabao langsung menginstruksikan tindakan segera untuk menyelamatkan para korban. Kementerian Perkerataapian menyatakan penyidikan sementara menyalahkan kerusakan mesin disebabkan karena petir. Pemerintah bakal mengadakan “pemeriksaan menyeluruh” terhadap sistem keselamatan kereta api nasional.
Ratusan juta rakyat China bergantung dengan kereta. Hanya saja, berbagai permasalahan kereta api di negera itu tidak kunjung terselesaikan. Selama tiga dekade kebangkitan ekonomi China, angkutan kereta api masih menjadi pilihan paling diminta.
China menghabiskan dana miliaran dollar untuk membangun jaringan kereta super cepatnya. Bulan lalu China juga baru saja memulai pembangunan jaringan kereta ekspres Beijing-Shanghai. Kereta dengan kecepatan 300 km jam ini ditargetkan akan memangkas lama perjalanan tinggal jadi separoh dibawah lima jam untuk menempuh jarak dua kota terbesar Cina itu. Namun proyek ini dikritik karena dianggap terlalu boros yakni menghabiskan dana hingga USD33 miliar (Rp281 triliun) yang mulai dioperasikan pada 30 Juni silam.
China manargetkan pada akhir 2010 jaringan rel kereta super cepat sepanjang 8.358km bakal kelar. Kemudian, dilanjutkan dengan 13.000km pada 2012 dan 16.000 pada 2020.Proyek ini juga terancam oleh ketidakpastian pasokan gas dan masalah lain. China menargetkan dibangunnya sambungan kereta super cepat ke seluruh wilayahnya.
BBC menyebut, proyek-proyek pemerintah China dikhawatirkan banyak diwarnai korupsi dan standar keamanan infrastruktur yang meragukan. Buktinya, enteri Perkeretaapian China Liu Zhijun pada Februari lalu dipecat karena menerima suap senilai 800 juta yuan dalam berbagai kontrak proyek pembangunan jalur kereta. (andika hendra m)
Itu menjadi kecelakaan paling buruk dalam sejarah perkeretaapian di China. Kantor berita China, Xinhua, 2010 penumpang lainnya terluka ketika sebuah kereta yang kehilangan pasokan listrik bernomer D3115 berhenti akibat petir dan kemudian ditabrak oleh kereta api kedua bernomer D301 dari arah yang berlawanan. Akibatnya, empat gerbong jatuh dari jembatan rel dan menggelincirkan dua gerbong lainnya.
Tragedi itu terjadi di kota Wengzhou, Provinsi Zhejiang. Kecelakaan itu memicu pertanyaan baru mengenai prestasi jaringan kereta berkecepatan tinggi terbesar di dunia yang baru saja diluncurkan China.
Belum diketahui bebrapa keseluruhan jumlah penumpang. Hanya saja, satu gerbong kereta mampu mengangkut 100 orang. Kereta berinisial “D” merupakan generasi kereta super cepat pertama Cina, dengan kecepatan rata-rata mencapai hampir 160 km per jam.
“Kereta tiba-tiba berguncang keras sekali, koper dan bagasi berjatuhan,” kata Liu Hongtao, seorang penumpang selamat yang diwawancarai Xinhua. “Penumpang menjerit minta tolong namun tak ada petugas yang datang.”
Seorang penumpang, wanita bernama Zhou yang saat itu berada dalam kereta bersama keluarganya, mengatakan kejadian itu berlangsung sekitar pukul 20.00 pada Sabtu (23/7). Tangan Zhou terluka, dan anaknya yang dipeluk saat tabrakan terjadi terluka di kepala. Beruntung seluruh keluarganya yang terdiri dari empat orang dewasa dan dua anak-anak, selamat.
“Di stasiun Yongjia, kereta kami (D3115) seharusnya berhenti selama semenit, namun ternyata malah molor sampai 25 menit. Saat kereta akhirnya mulai bergerak, kami mendengar suara braakkk yang keras dan rasanya seperti terjadi gempa bumi,” katanya.
Para penumpang kereta yang naas tersebut berusaha menyelamatkan diri dengan memecahkan jendela kereta atau merangkak dari retakan di badan gerbong. Para korban yang masih terjepit di dalam mobil yang tertimpa gerbong kereta, masih belum diketahui nasibnya.
Dua orang asing termasuk korban tewas dalam kecelakaan itu. “Saya melihat kejadian dan saya melihat banyak orang terluka. Seoran pria dan perempuan berlumuran darah. Saya tak tahu apakah mereka selamat atau tidak,” ujar pria berusia 54 tahun kepada AFP.
Beberapa jam setelah tragedi itu, Presiden China Hu Jintao dan Perdana Menteri Win Jiabao langsung menginstruksikan tindakan segera untuk menyelamatkan para korban. Kementerian Perkerataapian menyatakan penyidikan sementara menyalahkan kerusakan mesin disebabkan karena petir. Pemerintah bakal mengadakan “pemeriksaan menyeluruh” terhadap sistem keselamatan kereta api nasional.
Ratusan juta rakyat China bergantung dengan kereta. Hanya saja, berbagai permasalahan kereta api di negera itu tidak kunjung terselesaikan. Selama tiga dekade kebangkitan ekonomi China, angkutan kereta api masih menjadi pilihan paling diminta.
China menghabiskan dana miliaran dollar untuk membangun jaringan kereta super cepatnya. Bulan lalu China juga baru saja memulai pembangunan jaringan kereta ekspres Beijing-Shanghai. Kereta dengan kecepatan 300 km jam ini ditargetkan akan memangkas lama perjalanan tinggal jadi separoh dibawah lima jam untuk menempuh jarak dua kota terbesar Cina itu. Namun proyek ini dikritik karena dianggap terlalu boros yakni menghabiskan dana hingga USD33 miliar (Rp281 triliun) yang mulai dioperasikan pada 30 Juni silam.
China manargetkan pada akhir 2010 jaringan rel kereta super cepat sepanjang 8.358km bakal kelar. Kemudian, dilanjutkan dengan 13.000km pada 2012 dan 16.000 pada 2020.Proyek ini juga terancam oleh ketidakpastian pasokan gas dan masalah lain. China menargetkan dibangunnya sambungan kereta super cepat ke seluruh wilayahnya.
BBC menyebut, proyek-proyek pemerintah China dikhawatirkan banyak diwarnai korupsi dan standar keamanan infrastruktur yang meragukan. Buktinya, enteri Perkeretaapian China Liu Zhijun pada Februari lalu dipecat karena menerima suap senilai 800 juta yuan dalam berbagai kontrak proyek pembangunan jalur kereta. (andika hendra m)
Komentar