Breivik Minta Laptop

OSLO– Tersangka pembunuhan 76 orang di Norwegia pada Jumat (22/7) lalu, Anders Behring Breivik, 32, kemarin meminta beberapa hal yang tidak lumrah selama ditahan di sel isolasi di Oslo.

Sky melaporkan,tak seperti tahanan lain yang biasanya tidak banyak menuntut, Breivik justru meminta makanan khusus, akses ke manifestonya setebal 1.500 halaman, izin untuk membuka situs kontroversial WikiLeaks,dan satu unit laptop.

Padahal, selama berada di sel isolasi, Breivik sama sekali tidak diperbolehkan mendapatkan akses ke televisi atau koran atau apa pun dari dunia luar. Sky tidak memberikan penjelasan lebih lanjut atas permintaan- permintaan Breivik itu atau menyebutkan sumber laporan mereka tersebut.

Yang jelas, Breivik akan kembali diperiksa polisi hari ini. Sementara AFP,yang mengutip laporan NRK, memaparkan bahwa persidangan pria berusia 32 tahun itu tidak akan digelar sebelum tahun depan.“Kami berharap bisa melakukan pengadilan pada tahun depan,”ujar jaksa penuntut umum raja Tor Aksel Busch—pejabat hukum tertinggi Norwegia.

Menurut Busch, dakwaan terhadap Breivik, yang telah mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan 76 orang itu dalam serangan penembakan dan bom, tidak akan siap sebelum akhir tahun ini. Breivik total membunuh 76 orang sepekan lalu.Di Utoeya,68 orang tewas dengan tembakan dan delapan orang lainnya tewas dalam pengeboman di Oslo.

“Itulah titik awalnya,” ujar Busch. “Dan kemudian, kita akan melihat seberapa lama waktu yang kita butuhkan tahun depan.” Kepada AFP, jaksa sementara Ingunn Fossgard kemarin menuturkan bahwa polisi butuh waktu berdasarkan besarnya dan permintaan investigasi.

Sejauh ini, polisi menyebutkan undang-undang (UU) terorisme sebagai dasar untuk mendakwa Breivik. Indikasi itu membuat marah publik karena vonis terlama yang diancamkan dalam UU itu hanya mencapai21tahun—atau hanya satu pekan untuk tiap korban pembunuhan Breivik.

Namun, pekan ini Jaksa Christian Hatlo memaparkan bahwa polisi juga akan mempertimbangkan menuntut Breivik dengan kejahatan terhadap kemanusiaan atas pengeboman distrik gedung pemerintahan di Oslo dan penembangan peserta kamp pemuda di Pulau Utoeya.

Kalau dinyatakan bersalah, Breivik akan dikenai vonis 30 tahun. “Seluruh kemungkinan sedang dipelajari,”ujar Fossgard. Kemarin polisi Norwegia telah mengakhiri pencarian terhadap korban tewas di Pulau Utoeya,di mana 68 orang tewas ditembaki Breivik pekan lalu.

“Pencarian di Utoeya telah selesai,”kata Kepala Staf Johan Fredriksen dalam jumpa pers,dikutip Reuters. Sementara itu,kemungkinan bahwa Breivik punya komplotan dalam menjalankan aksinya pekan lalu itu, terus melemah dari waktu ke waktu.

“Kami selalu memaparkan bahwa kami tidak mengesampingkan adanya keterlibatan pihak lain dan kami menginvestigasinya,” ujar juru bicara kepolisian Henning Holtaas kemarin kepada AFP.

“Wajar kalau kami memeriksa semua komunikasinya.” Namun, Holtaas mengingatkan bahwa awalnya beberapa saksi mengindikasikan ada beberapa penembak, tapi belum ada bukti yang menguatkan indikasi itu. Holtaas tidak mengonfirmasi apakah Breivik membawa radio ke Pulau Utoeya.Namun, dua saksi menyebutkan bahwa pria itu membawanya.

“Dia mengenakan kostum polisi. Dia memiliki semua perlengkapannya— walkie-talkie, senjata, semuanya,” ujar Jo Granli Kallset,15,yang selamat dari insiden itu.Walkie-talkie yang berfungsi tidak akan mencapai lebih jauh dari pulau itu,sekitar setengah kilometer.

Sementara itu,PerdanaMenteri (PM) Norwegia Jens Stoltenberg membentuk komisi independen yang bertujuan mengumpulkan fakta kebenaran mengenai tragedi kembar yang menewaskan 76 orang. Menurut dia,tujuan komisi khusus ini adalah untuk memetakan apa yang telah berfungsi dengan baik dan apa yang berfungsi kurang baik.

“Penting untuk memahami semua aspek seranganserangan ini, untuk menarik pelajaran dari apa yang telah terjadi,” kata Stoltenberg, dikutip dari AFP. Menurut Stoltenberg, komisi itu diberi nama “Komisi 22 Juli”. “Komisi itu telah disepakati semua partai politik dan akan menyelidiki semua yang terjadi,” katanya dikutip dari BBC.

Stoltenberg menyatakan bahwa melaksanakan penyelidikan dan mendapat pembelajaran mengenai tragedi kali ini merupakan hal yang sangat penting. Dia mengatakan bahwa komisi tersebut harus independen dan membentuk sekretariat yang langsung bertanggung jawab kepada PM.

Stoltenberg berjanji mengkaji ulang kinerja pelayanan keamanan Norwegia setelah masa berkabung nasional bagi para korban. Selain itu, tim independen itu juga akan menyelidiki lambatnya reaksi polisi. Stoltenberg mengatakan, komisi penyelidikan itu akan berusaha mengungkap mengapa polisi begitu lambat menghentikan aksi penembakan yang dilakukan Breivik.

Stoltenberg menegaskan Norwegia tidak boleh berubah sesuai keinginan pelaku aksi teror tersebut.Stoltenberg meminta warga Norwegia untuk lebih bersikap toleransi ketimbang menutup diri seperti yang diharapkan Breivik. andika hendra m/alvin
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/416345/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford