U2 Musisi Paling Tajir Sedunia

NEW YORK – Di tengah serbuan musisi baru, U2, Bon Jovi, hingga Elton John dan Paul McCartney masih bisa unjuk gigi. Dalam hal penghasilan, mereka mampu mengalahkan para musisi baru.


Dunia musik adalah dunia yang berputar begitu cepat. Musisimusisi baru bermunculan bak jamur di musim hujan, menawarkan kesegaran baru dalam menggetarkan telinga para penggemarnya. Bagi yang bisa memberikan nafas baru, mereka akan meroket ke langit, menciptakan jutaan penggemar di seluruh dunia, dan lagu mereka diputar di hampir semua negara di dunia.

Nama mereka melejit, bayaran membumbung selangit, dan segera menjadi raja-raja baru di kancah percaturan musik dunia. Setelah itu, mereka harus mempertahankan prestasi atau tersingkir sama sekali dalam persaingan yang superketat ini. Ketika para musisi baru ini muncul para musisi lama pun seperti tersingkir.

Mereka seolah mulai dilupakan para pemujanya yang kebanyakan beralih ke musik yang ditawarkan musisi baru.Musisi lama seolah meredup dan tak lagi terdengar kabarnya. Tapi, benarkah begitu? Apakah para musisi-musisi gaek itu sudah ditinggalkan penggemarnya? Ternyata tidak.

Survei Forbes yang diperoleh dari kompilasi data Pollstar, RIAA, dan wawancara dengan manajer, promotor konser, agen hingga pengacara ini menyebutkan, musisi-musisi gaek masih berbicara di industri musik dunia. U2, grup band asal Irlandia, adalah grup musik yang masih teratas dalam hal penghasilan.

Dari hitungan Forbes dari Mei 2010 hingga 2011, U2 mampu meraup uang sebesar USD195 juta atau senilai USD1,673 triliun. Disebutkan, U2 mampu menghipnosis 96.000 orang setiap malam dan mampu meraup untung USD10 juta atau senilai Rp85,89 miliar setiap pertunjukan. Bahkan, U2 dalam konser internasional selama dua tahun terakhir mampu meraup untung USD700 juta atau senilai Rp6,012 triliun.

Konser Bono & Co’s 360 misalnya, mampu melebihi kesuksesan tur A Bigger Bang Rolling Stone yang dianggap paling menguntungkan dalam sejarah industri musik dunia. Konser A Bigger Bang yang digelar pada 2005 hingga 2007 mampu meraup keuntungan USD558 juta atau senilai Rp4,793 triliun.

Selanjutnya adalah Bon Jovi yang bertengger di bawah U2 dengan penghasilan sebesar USD125 juta atau senilai Rp1,073 triliun dalam kurun waktu 12 bulan. Rata-rata Bon Jovi mampu menarik 34.000 penggemarnya dalam setiap konser. Per malam, grup band ini mampu mendapatkan pendapatan USD3,5 juta atau senilai Rp30,044 miliar.

Para musisi grup ini pun membawa pulang sekitar 50% dari pendapatan setelah dikurangi biaya produksi. “Band rock yang bermain di stadion mampu mendapatkan margin keuntungan lebih baik dibandingkan musik rock yang dimainkan di arena konser,” ujar manajer Bon Jovi, David Munns.

“Semakin besar pendapatan, semakin besar uang yang bakal dibawa pulang.” Bon Jovi mungkin tak menyangka jika saat ini mereka mempunyai penghasilan hingga Rp1 triliun lebih. Band ini dibentuk sekitar 20 tahun lalu. Jon Bongiovi atau yang lebih dikenal sebagai Jon Bon Jovi saat itu duduk di sebuah ruangan bawah tanah di New Jersey,AS, bersama tiga rekannya, Richie Sambora,David Ryan, dan Tico Torres.

Mereka akhirnya sepakat membuat sebuah album rekaman setelah dua tahun luntang- lantung di jalanan. Kala itu Bon Jovi menggantung poster tahunan di dinding yang bergambarkan lilin dengan latar belakang yang gelap.Tetapi dengan perasaan penuh inspirasi,Bon Jovi justru menemukan dirinya mudah tersinggung dan cepat marah.

“Saya pikir mungkin ini adalah masalah, mungkin saya tidak seperti mereka,” kata Bon Jovi kepada Forbes. “Hingga saya menyadari bahwa semua oksigen dikeluarkan dari ruangan oleh lilin itu. Kemudian, saya meniup lilin,menyalakan amplifier dan bilang, ‘Kita akan menjadi band rock. Jika kamu percaya dengan apa yang saya katakan, kita akan menjadi Rolling Stones’.

” Ucapan Bon Jovi itu menjadi kenyataan. Selama periode 80 hingga 90-an band yang mengusung musik rock ini adalah salah satu yang tersukses di dunia dengan menjual 130 juta keping rekaman di seluruh dunia serta merilis 11 album studio dan tiga album kompilasi. Band ini juga telah tampil di lebih dari 2.600 konser, di lebih dari 50 negara, dan di hadapan lebih dari 34 juta penggemar mereka. Tapi,itu sudah 20 tahun lalu.

Setelah memasuki era 2000-an, nama Bon Jovi seolah mulai tergeser oleh para musisi muda yang tak kalah berbakat dari mereka. Dan, pertanyaan pun muncul: apakah Bon Jovi bakal menggelar konser pada 2030 untuk merayakan 50 tahun keberadaan mereka di kancah musik dunia sebagaimana yang akan dilakukan Rolling Stones pada 2012?

“Saya tak tahu apakah ketika saya sudah berusia 68 tahun saya mau menggelar 140 pertunjukan dalam setahun,” ujar Jon Bon Jovi. “Ke mana saya bakal melangkah, saya tak tahu.Dan itulah keindahannya.” Pendapatan para musisi juga dipengaruhi kecerdasan para manajernya. Seperti, manajer Bon Jovi,Munns,dan manajer U2, Paul Paul McGuinness, yang merencanakan pertunjukan agar benar-benar efektif dan efisien.

Mereka juga mengatur promosi, perjalanan, hingga biaya pengiriman pesawat dengan teliti. Tujuannya, agar mereka mampu menghemat. Bagaimana cara menghemat? Bon Jovi mampu menghemat USD300.000 dengan menggelar 19 konser selama 12 hari di 02 Arena di London, Inggris.“Orang berpikir bahwa band rock seperti anak kecil.

Mereka tinggal di mobil van,” kata Munns.“Tidak seperti itu. Mereka sangat profesional.” Bukan hanya kelompok musik tersebut yang mampu mengeruk pundi-pundi kekayaan pada tahun ini.Ada Elton John yang menempati posisi ketiga dengan USD100 juta yang diperoleh dari 102 tur. Kemudian, Lady Gaga dengan USD90 juta dan penyanyi asal Kanada, Michael Buble, yang mendapatkan USD70 juta.

Bagi sebagian musisi, konser merupakan sumber pendapatan terbesar. Tapi, beberapa musisi justru tidak menganggapnya. Lady Gaga memperoleh pendapatan bersih dari tur konser mencapai USD168 juta dan Elton John mencapai USD204 juta.Tapi, biaya produksinya juga cukup besar. Lady Gaga sendiri juga mendapatkan pendapatan dari rekaman, penerbitan, dan iklan.

Sekitar 2 juta penggemarnya pun berhasil ditarik ke konser dalam kurun waktu 12 bulan. Itu bukan sebuah prestasi minim bagi Gaga. “Salah satu hal penting adalah menjadikan pendengar musik menjadi penggemar yang loyal dengan membeli tiket, membayar makan malam, hingga menyewa perawat bayi untuk sebuah konser,” kata Randy Phillips, promotor ternama dari AEG

.“Untuk memotivasi seorang penggemar agar mampu melewati semua rintangan, merupakan tugas musisi. Hanya sedikit musisi yang mampu memotivasi penggemarnya,” imbuhnya, seperti dikutip dari Forbes. Sebenarnya masih banyak musisi lain yang menghasilkan jutaan dolar. Misalnya, Justin Bieber yang sudah menghasilkan USD53 juta pada usia 17 tahun.

Lalu, Paul McCartney yang mampu membawa pulang USD66 juta, Jay-Z dengan perolehan USD37 juta, dan Beyonce sebesar USD35 juta. andika hendra
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/406840/38/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia