Libya Tolak Serahkan Khadafi

DEN HAAG– Libya menolak menyerahkan buronan kejahatan perang Muammar Khadafi yang telah diumumkan Mahkamah Kriminal Internasional (ICC). Tripoli

menganggap bahwa ICC tidak memiliki otoritas untuk menyatakan hal itu.ICC juga disebut Libya sebagai alat kekuatan Barat. Selain Khadafi, 69,putranya Saif al-Islam, 39, dan kepala Intelijen Libya Abdullah al-Senussi, 62, dianggap bertanggung jawab atas kerusuhan yang terjadi sejak pertengahan Februari.

Menurut Menteri Kehakiman Libya Mohammed al-Gamudi, keputusan ICC itu untuk mendukung Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang masih mencoba membunuh Khadafi.Gamudi menuturkan, pengadilan itu merupakan alat negara Barat untuk mengadili para pemimpin dunia ketiga.

“Pemimpin revolusi dan anaknya tidak memegang jabatan di pemerintahan,dan oleh karena itu,tidak terkait atas klaim yang diajukan ICC terhadap mereka,” tegas Gamudi. Kemudian, Deputi Menteri Luar Nergi Libya Khaled Kaaim mengatakan,ICC berfungsi sebagai kendaraan politik luar negeri Eropa.

“Itu hanya pengadilan politik yang melayani donor-donor Eropa,”katanya seperti dikutip AFP. “Pengadilan kita akan menangani pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan kejahatan kriminal lainnya yang terjadi pada konflik di Libya.” Sementara itu, Ketua Majelis Hakim ICC Sanji Monageng mengatakan, ada banyak alasan yang bisa dipercaya kalau tiga orang tersebut bertanggung jawab atas kejahatan dan pembunuhan terhadap warga sipil.

Kolonel Khadafi dianggap memiliki kontrol mutlak dan tidak dipertanyakan lagi atas kepemimpinan di Libya dan mengeluarkan kebijakan untuk menumpas aksi demonstrasi dengan berbagai cara, termasuk menggunakan pasukan keamanan. Kemudian, Ketua Jaksa Penuntut ICC Luis Moreno- Ocampo menyatakan, status buron itu karena ribuan orang yang tewas dalam pertempuran.

Diperkirakan, 650.000 orang melarikan diri dari Libya. “Khadafi yang merencanakan secara pribadi dan melaksanakan kebijakan untuk perang sistemik melawan rakyat sipil dan demonstran dan para pemberontak secara khusus,” kata Moreno-Ocampo. Komisi Transisi Nasional Ibrahim Dabbashi menyambut keputusan ICC dengan menyatakan bahwa orang-orang terdekat Khadafi harus mendesaknya untuk mundur.

“Saya rasa mereka harus meyakinkan Khadafi untuk mundur dan mencoba untuk menyelamatkan diri sendiri dan anggota keluarganya,”tuturnya, Gedung Putih menyambut baik pernyataan ICC soal buronan kejahatan perang dan pelanggaran HAM. Langkah itu dianggap sebagai “indikasi lain” bahwa Khadafi telah kehilangan legitimasi.

Menteri Luar Negeri Inggris William Hague juga menyambut baik keputusan ICC. “Individu yang menentang rezim seyogianya menghindari Khadafi,” ujar Hague.Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe mengatakan, pertemuan itu bukan menyatakan bahwa sebaiknya Khadafi meninggalkan kekuasaan tetapi kapan dia akan meninggalkan kekuasaan.

Di Den Haag, Menteri Kehakiman Pemberontak Libya Mohammed al-Allagy mengatakan, “Kita akan menangkap mereka. Pertama adalah menangkap mereka, selanjutnya kita akan menentukan di mana akan mengadilkan me-reka.” Sementara itu, di medan pertempuran,pasukan pemberontak dilaporkan semakin mendekati 10 km dari Tripoli.

BBC melaporkan, pertempuran senjata berlangsung di kawasan gurun dan bebatuan di antara Bir al-Ghanem dan Bir Ayyad. Pemberontak terlihat lebih siap dan mendapatkan bantuan persenjataan di kawasan ini. ring-iringan truk pun tampak berisi penuh pasukan pemberontak yang menggunakan seragam dan persenjataan baru. “Pertempuran semakin keras,” kata Juma Ibrahim, juru bicara pemberontak,kepada Reuters. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/409065/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia