PLTN Fukushima Tak Siap Hadapi Topan

TOKYO – Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang rusak akibat diterjang gempa dan tsunami ternyata tidak siap menghadapi topan yang menuju Jepang.Pengelola PLTN Fukushima, Tokyo Electric Power (Tepco), mengakui ketidaksiapan itu kemarin.


Sebagian besar bangunan reaktor di Fukushima masih dalam keadaan terbuka,tanpa atap, dan dinding yang hancur akibat bencana tsunami dan ledakan. Karena itu, ada kekhawatiran jika topan itu menerjang PLTN Fukushima, angin kencang dapat menerbangkan materi radioaktif ke udara dan hujan lebat menghanyutkan materi radioaktif ke laut. ”Kami telah melakukan upaya maksimum,tapi kami belum selesai menutupi bangunan reaktor yang rusak,

”kata pejabat Tepco yang tidak disebutkan namanya kepada BBC. Topan Songda diperkirakan menerjang daratan utama Jepang paling cepat hari ini.Tepco telah menyebarkan beberapa jenis bahan seperti resin sintetis untuk mencegah partikel radioaktif menyebar di sekeliling bangunan reaktor nomor satu dan empat yang rusak.

Namun, sebagian besar gedung reaktor masih dalam kondisi terbuka tanpa dinding dan atap yang layak setelah ledakan hidrogen yang terjadi pascatsunami. Penasihat Khusus Perdana Menteri Jepang Naoto Kan,Goshi Hosono, mengecam Tepco yang menganggap langkah pengamanan yang ada saat ini tidak bisa dikatakan layak.Pejabat Tepco telah meminta maaf atas kurangnya tindakan untuk mengantisipasi topan dan badai.

”Topan Songda yang memiliki kecepatan angin maksimum 216 km/jam bergerak ke arah timur laut dan bisa menerjang Jepang hari Senin (30/5),” kata Badan Meteorologi Jepang. Tidak jelas, apakah Fukushima berada tepat di jalur badai Songda.Tepco dan Pemerintah Jepang menjadi sasaran kritik di dalam dan luar negeri atas cara mereka menanggulangi krisis Fukushima.

Gempa berkekuatan 9.0 Skala Richter dan tsunami merusak sistem pendingin PLTN Fukushima Daiichi.Kebocoran radiasi dari PLTN itu pun memaksa Pemerintah Jepang mengevakuasi puluhan ribu warga. Air yang mengandung radiasi nuklir telah dibuang ke Samudra Pasifik. Krisis itu dianggap sebagai bencana nuklir terburuk setelah Chernobyl 1986. Para pekerja kemarin masih memperbaiki sistem pendingin di PLTN tersebut.

Kerusakan pada sistem pendingin memicu kekhawatiran mendalam mengenai krisis nuklir yang belum juga usai. Pompa air yang mendinginkan reaktor di kolam di fasilitas nomor 5 ditemukan dalam kondisi tidak beroperasi pada Sabtu malam (28/5).Menurut Tepco, para petugas mulai bekerja kemarin pagi untuk mengganti pompa dan berhasil diselesaikan dalam waktu empat setengah jam.

”Ada permasalahan motor pompa dan kita menggantinya. Kini,pompa itu telah kembali beroperasi,” ujar juru bicara Tepco,Ryoko Sakai, seperti dikutip AFP. Temperatur air di reaktor mencapai 68 derajat Celsius ketika pompa rusak.Kemudian, temperatur naik hingga 93,7 derajat Celsius sebelum pompa yang baru kembali diaktifkan. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/402243/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford