Jepang, China dan Korea Fokus Bencana

TOKYO –China, Korea Selatan (Korsel) dan Jepang kemarin memulai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Segitiga dengan fokus utama penanganan bencana.

KTT keempat ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan yang saling menguntungkan dan menunjukkan solidaritas di antara negara-negara tetangga. KTT itu dibayangi krisis nuklir yang masih berlangsung, gempa bumi dan tsunami di Jepang.

Ketiga negara yang berpengaruh pada ekonomi dunia itu membahas keamanan nuklir, kerjasama penanggulangan bencana dan keselamatan makanan. Kerjasama dalam penanggulangan situasi darurat di antara ketiga negara juga menjadi hal penting. Selain itu, isu perdagangan juga menjadi isu yang diperbincangkan di dalamnya.

Perdana Menteri (PM) China Wen Jiabao dan Presiden Korsel Lee Myung-bak memberikan dukungan bagi Jepang dalam rangka menghadapi tiga bencana sekaligus. PM Jepang Naoto Kan juga mendiskuskan dengan dua pemimpin mengenai regulasi perdagangan makanan Jepang.

Selain itu, Kan juga bakal membagi informasi mengenai bencana nuklir kepada komunitas internasional. “Jepang berkomitmen untuk membagi informasi dengan China dan Korea serta komunitas internasional dalam skala luas, mengenai apa yang bisa dipelajari dari bencana nuklir dan gempa bumi,” demikian keterangan resmi pemerintah Jepang dikutip Reuters.

Sehari sebelum KTT dimulai pada Sabtu (21/5), pemimpin Cina dan Korsel mengunjungi kawasan di dekat PLTN Fukushima yang rusak sebagi bentuk perwujudan dukungan kepada Jepang yang terhantam oleh gempa dan tsunami itu. PM Cina Wen Jiaobao dan Presiden Korea Selatan Lee Myung Bak menemui para pengungsi yang berada di pusat-pusat penampungan bersama dengan PM Jepang Naoto Kan.

PM Wen dan Presiden Lee mengunjungi Sendai, dan PM Kan bergabung di Fukushima, 60 kilometer dari PLTN yang mengalami kerusakan berat karena terhantam gempa dan tsunami 11 Maret lalu. Di sekolah dasar Tatekoshi arah timur laut kota Natori, yang digunakan sebagai tempat penampungan korban gempa, Wen berbicara dengan para pengungsi dan kemudian memberi hadiah termasuk boneka panda, radio dan lampu senter.

PM Wen dan Pm Lee menerima tomat dari para petani yang mencoba meyakinkan bahwa produk-produk dari Jepang aman untuk dikonsumsi. Wen mengatakan harapannya bahwa hubungan antara Jepang dan Cina bisa membaik dengan adanya bencana alam ini, dan mengatakan negaranya akan melonggarkan larang impor produk makanan dari Jepang.

Lee sementara itu mengatakan Korsel akan melakukan sebisanya untuk membantu Jepang membangun kembali negaranya. “Saya yakin dan berharap Jepang akan kembali bangkit,” katanya dikutip dari BBC.

Menurut Kan, apa yang dilakukan dua pemimpin dunia itu menunjukkan bahwa Jepang aman. “Faktanya, mereka telah menjadi jalan terbaik dengan menunjukkan kepada dunia bahwa makanan di Jepang memang aman. Itu merupakan pertolongan yang besar,” kata Kan.

KTT Segitiga itu sebenarnya dilaksanakan oleh tiga negara dan digelar pertama kali sejak 13 Desember 2008 di Fukuoka, Jepang. Perundingan ketiga negara itu lebih banyak fokus terhadap hubungan internasional selain ekonomi global dan isu bencana.

PM Wen mengaku optimis hubungan ketiga negara akan terus tumbuh karena telah terbangun fondasi yang solid. “Tiga tahun terakhir adalah masa yang tidak biasa dan berat. Menghadapi krisis keuangan internasional, bencana alam yang dahsyat dan situasi internasional dan regional yang rumit,” kata PM Wen dikutip dari Xinhua.

PM Wen pun memaparkan kalau Jepang, China dan Korsel telah mengalami berbagai pengalaman dan mencapai pembangunan yang berarti. Kata dia, kepentingan tiga negara itu sangat dekat dan nasib masa depan mereka pun sangatlah erat. “Ketiga negara itu berada pada kapal yang sama, kita bersama-sama menghadapi tantangan. Semangat saling terbangunnya kepercayaan sangat berharga dan harus terus dilanjutnya. Itu menjadi dasar di mana kita akan menlanjutkan langkah ke depan bersama-sama,” tuturnya. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford