Diduga Rentan Bunuh Diri, Strauss-Kahn Diawasi Ketat

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Dominique Strauss-Kahn diawasi ketat karena dilaporkan dia rawan melakukan bunuh diri.

Menurut Norman Seabrook, kepala pusat penahanan New York, mengatakan bahwa Strauss-Kahn kini berada dalam pengawasan di Penjara Rikers Island. Seorang petugas keamanan menyebutkan Strauss-Kahn memang diawasi setelah menjalani evaluasi kesehatan mental. Itu berkaitan dengan informasi sensitif mengenai kesehatan tahanan.

Seperti dikutip dari CBS News, Strauss-Kahn tidak berusaha menyakiti dirinya sendiri. Belum ada upaya bahwa dia menunjukkan tanda-tanda bakal bunuh diri. Hanya saja, para petugas keamanan penjara berusaha melakukan berbagai antisipasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Para penjaga penjara Rikers Island juga melakukan pengecekan ke sel tahanan Strauss-Kahn setiap 15 menit.

Pengawasan bunuh diri pada Strauss-Kahn lazim disebut “Pantauan 101”. Jargon itu cukup populer di penjara Rikers Island. “Itu hanya langkah pencegahan berdasarkan evaluasi yang dilakukan setiap tahanan ketika mereka baru datang,” kata sumber penegak hukum.

Strauss-Kahn Hanya Korban

Dari Paris, mayoritas orang Prancis yakin kalau Strauss-Kahn hanya “korban skenario”. Itu disimpulkan dari jajak pendapat yang dilakukan CSA untuk BFM-TV, radio RMC dan harian 20 Minutes. 57% responden yakin kalau Strauss-Kahn adalah korban. Hanya 32% yang mengatakan dia bukan korban.

Bagi 70% pendukung Partai Sosialis memandang kalau Strauss-Kahn hanya korban konspirasi. 23% menyatakan kandidat presiden Sosialis yang diperkirakan mengalahkan Presiden Nicolas Sarkozy itu bukan korban konspirasi. Mereka percaya kalau konspirasi itu ditujukan untuk menjegal karir politiknya. Jajak pendapat dilakukan melalui sambungan telepon dengan jumlah responden mencapai 1.007 di seluruh Prancis.

“Kesenjangan antara peranan DSK (nama populer Strauss-Kahn) dan harapan menjadi presiden dan kegawatan situasinya memang sangat mengejutkan,” kata pakar politik Stephane Rozes kepada AFP. Rakyat Prancis ingin mengetahui permasalahan di di belakang layar skenario atau jika mantan menteri keuangan itu tidak sehat secara mental. “Konspirasi adalah hal yang ‘tidak masuk akal’, kalau gangguan jiwa itu bakal ‘mengejutkan’.”

Rozes menilai, rakyat Prancis melihat gambar-gambar yang telah tersebar ke seluruh dunia. Rakyat Prancis bangga dengan kinerja Strauss-Kahn yang menyelamatkan ekonomi dunia. “Tiba-tiba, mereka melihat idola mereka dikawal polisi AS seperti sebuah pertunjukan,” kata Rozen. Memang, rakyat Prancis seperti melihat episode film penegakan hukum.

Tidak Saling Suka

Seorang pelayan hotel yang menuding Strauss-Kahn melakukan kekerasan seksual menegaskan kalau dirinya tidak memiliki keinginan untuk berhubungan badan dengan pimpinan IMF itu. “Saya pikir ketika juri mendengar kesaksiannya dan melihatnya secara pribadi, dan akhirnya dia dapat tampil ke publik dan menceritakan ceritanya. Saya pikir klaim bahwa adanya hubungan seks saling suka tidak benar,” kata pengacara korban, Jeff Shapiro kepada NBC TV.

Menurut Shapiro, tidak ada konsensus mengenai apa yang terjadi di ruang hotel. Dia juga menegaskan kalau kliennya siap bekerjasama dengan penyidik. “Dia siap melakukan apapun yang diminta untuk bekerjasama dengan Departemen Polisi New York (NYPD) dan jaksa wilayah,” kata Saphiro. Dia menegaskan kalau korban tidak memiliki agenda tertentu. “Dia melakukan ini karena dia percaya bahwa itu menjadi tanggungjawabnya yang harus dilakukan, dan dia pun melakukannya.”

Sementara, saudara korban, mengaku kalau korban menghubunginya beberapa jam setelah dia dilecehkan oleh Strauss-Kahn. “Seseorang berusaha melakukan sesuatu yang sangat buruk kepada saya,” kata saudara laki-laki korban. Pesan itu disampaikan korban setelah dia dirawat di rumah sakit St. Luke.

“Dia (korban) selalu menangis setiap hari. Itu tidak baik baginya,” ujar saudara korban kepada New York Daily News. “Dia masih sakit dan terkejut.”

Saudara korban itu pun mengaku tidak takut jika predator seks itu mendapatkan fasilitas khusus di penjara. “Kita percaya dengan hukum Amerika,” katanya. “Dari kamar hotel senilai USD3.000 ke pejara Rikers Island, itu hanya ada di New York. Itulah kenapakita cinta Amerika. Tidak ada seorang pun bisa bebas dari hukum di sini,” tegasnya.

Saudara lelaki korban juga menyatakan kalau saudara perempuannya itu adalah seorang muslim yang taat. “Dia bukan tipe perempuan pada umumnya. Dia perempuan baik,” kata kakaknya. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford