Kekayaan Tersebar di Seluruh Dunia

TRIPOLI – Tidak ada diktator yang miskin. Diktator mampu mengeruk kekayaan tanpa adanya batasan dan mampu membuat aturan untuk memperkaya sendiri. Diktator Libya Muammar Khadafi juga memanfaatkan Libya sebagai ladang uang bagi keluarga dan kroninya.

Khadafi yang memimpin Libya bak seorang raja pun menganggap bahwa ucapannya adalah aturan negara dan tindakannya adalah petunjuk bagi bawahannya. Ucapan Khadafi yang cenderung membual dan tidak jelas menjadikan Libya tidak memiliki struktur dan kejelasan sistem hukum. Tindakannya yang menindas rakyat dan cenderung korup menjadikan patokan bagi bawahannya dalam manajemen pemerintahannya.

Semua yang dilakukan aparat pemerintahannya hanya bertujuanuntukmengamankanjalur sumber keuangan Khadafi dan bagaimana caranya mempertahankan kekuasaan. Idris Abdulla Abed al-Sonosi, anggota keluarga Libya yang sering bertransaksi dengan Khadafi mengatakan,Kolonel Khadafi dan keluarganya memiliki banyak rekening di berbagai bank di seluruh dunia.

“Rekening tersebut diatasnamakan anggota pemimpin suku yang loyal terhadap pemerintahannya,” katanya seperti dikutip New York Times. Beberapa rekening tersebut telah dibekukan pemerintah asing dengan nilai rekening mencapai puluhan miliar dolar. “Libya terbiasa dengan fakta. Mereka memiliki banyak sekali uang tunai di tangan untuk berinvestasi,” kata Ashby Monk, seorang pakar kekayaan negara dari Universitas Oxford.

Tapi,bukan hanya rekening Khadafi yang tersebar di seluruh dunia.Hasil transaksi minyak Libya, oleh Khadafi pun disebarkan dalam investasi ke 35 negara di empat benua. CNN melaporkan, investasi Khadafi tersebut termasukdalambidangproperti, telekomunikasi,dan hotel. Sangat wajar jika Khadafi mampu mengumpulkan kekayaan sangat banyak.Dia berkuasa selama 42 tahun. Guardian melaporkan adanya selisih pendapat negara dari minyak dan gas bumi dibandingkan dengan pengeluaran negara.

Harian ternama Inggris itu langsung menyimpulkan bahwa ada pendapatan yang memang dikhususkan bagi keluarga Khadafi. Seorang sumber rahasia pun menyebutkan, Khadafi telah menyimpan uang miliaran dolar dalam rekening gelap di Dubai, kemungkinan juga di beberapa negara Teluk yang lain dan di Asia Tenggara. Parahnya, tidak ada perbedaan antara uang negara dengan uang pribadi milik keluarga Khadafi.

Bagi keluarga diktator itu, uang negara sama seperti uang di dompet mereka. Dengan mudahnya, mereka memanfaatkan uang negara untuk kepentingan pribadi,tanpa perlunya laporan dan verifikasi. “Khadafi dan keluarganya menggunakan uang negara seperti memakai uang sendiri,” kataAssanoussiAlbseikri, seorang pakar politik di Libya. Pengacara asal Libya,Alhadi Shallouf yang merupakan salah seorang anggota di Mahkamah Kejahatan Perang di Den Haag memperkirakan,kekayaan Khadafi mencapai USD82 miliar pada 1990-an.

“Kini jumlahnya pasti lebih tinggi lagi,” kata Shallouf.Kekayaan itu didapatkan dari pendapatan minyak Libya yang seharusnya milik rakyat. Menurut Mohammad Abdul Malik, tokoh oposisi Libya, menuturkan bahwa kekayaan Khadafi mencapai USD80 miliar. Sedangkan seluruh klannya mencapai USD150 miliar.

“Pendapatan negara langsung mengalir ke kantung keluarga yang berkuasa. Rakyat tidak mendapat sepeser pun,”tegasnya. Alasan kekayaan itu yang menyebabkan Khadafi tidak mau mundur.Setelah kekuasaan, bagi diktator seperti Khadafi, uang adalah segalanya. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/389198/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia