Kediaman Khadafi Hancur

TRIPOLI – Pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat (AS) kembali membombardir Libya. Satu serangan udara kemarin diarahkan ke kompleks kediaman Pemimpin Libya Muammar Khadafi di Bab el-Aziziya, Tripoli.


Gedung yang terletak 50 meter dari tenda tempat Khadafi biasa menemui tamunya itu rata dengan tanah. Serangan tersebut diyakini menghancurkan kemampuan komando dan kontrol rezim.Namun, Khadafi dipastikan lolos karena sesaat setelah serangan tersebut dia menggelar pidato yang ditayangkan televisi.

Penampilan pemimpin yang memegang kekuasaan setelah mengudeta Raja Idris pada 1 September 1969 sekaligus untuk menunjukkan kepada dunia bahwa bungkernya sangat kuat menahan gempuran dari darat dan udara.TIMEmelaporkan bungker menjadi tempat perlindungan utama bagi Khadafi dan keluarganya. Menteri Pertahanan Inggris Liam Fox mengakui bom diarahkan ke pemimpin berusia 67 tahun itu. Dua bom yang diarahkan dekat dengan sebuah tenda di mana Khadafi sering menghibur tamu-tamunya.Pensiunan Marsekal Udara Geoff Shepherd menilai, upaya untuk melumpuhkan Khadafi sangat sulit karena dia bersembunyi di balik penduduk sipil yang rela mati baginya.

Pesawat tempur AS dan sekutu dipastikan kesulitan mendeteksi keberadaan Khadafi dengan tepat. Juru bicara pemerintah Libya, Moussa Ibrahim mengecam serangan tersebut.Dia menuding Amerika dan sekutunya melakukan serangan bar-bar yang dapat mengenai ratusan warga sipil yang berkumpul di kediaman Muammar Khadafi,sekitar 400 meter dari gedung yang terkena bom. ”Negara-negara Barat mengatakan, mereka ingin melindungi warga sipil saat mereka mengebom kediaman warga sipil berada di dalamnya,”ujarnya kepada para wartawan yang menuju lokasi menggunakan bus. Namun, dipastikan tidak ada korban dalam serangan tersebut. Para pendukung Khadafi menuju kompleks di Bab el- Aziziya.

AS yang dibantu Inggris dan Prancis terus melancarkan serangan bersandi Operasi Pengembaraan Fajar setelah PBB mengizinkan aksi militer untuk melindungi warga sipil Libya. Akibat serangan itu,Tripoli diguncang beberapa ledakan besar sepanjang Minggu (20/3), termasuk yang terdengar dari wilayah sekitar kediaman Khadafi. AS dan Inggris menegaskan serangan udara bukan diarahkanterhadap Khadafi,tapi ke pasukan dan sistem pertahanan udaranya.Menurut Kepala Staf Pertahanan Inggris Jenderal Sir David Richards, menargetkan pemimpin Libya tidak diizinkan berdasarkan resolusi PBB. Kendati demikian, tetap saja warga sipil Libya tewas akibat serangan tersebut.

Pejabat Libya mengatakan, sedikitnya 64 orang yang tewas dalam berbagai serangan militer asing, meski jumlah itu belum dapat diverifikasi. Militer Khadafi sebenarnya mengumumkan gencatan senjatabarupadaMinggu( 20/3) dan menyatakan mengikuti seruan Uni Afrika untuk segera menghentikan pertikaian.Namun,AS menuduh Tripolimelanggargencatan senjata.”Saya sangat berharap dan mendesak otoritas Libya memenuhi janjinya.Mereka terus menyerang populasi sipil. Ini sudah diverifikasi dan diuji,” papar Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) Ban Ki-moon saat mengunjungi Mesir.

Pada bagian lain Wakil AdmiralAngkatan LautAS William Gortney di Pentagon menyatakan, pasukan koalisi sudah mengontrol ruang udara antara Tripoli dan basis utama pemberontak, Benghazi di timur. ”Zona larangan terbang sudah efektif diterapkan,”katanya. Namun di Misrata, barat kota Benghazi, telah dikepung pasukan Khadafi.Warga mengatakan, pasukan rezim terus membombardir daerah tersebut. Juru bicara pemberontak mengatakan pada kantor berita Reuters, pasukan Khadafi mengerahkan warga sipil ke Misrata untuk menghalangi serangan pasukan asing. Pasukan sekutu dikabarkan mengincar sebuah pangkalan udara.

Tapi,Inggris membatalkan serangan udara sepanjang malam karena warga sipil berada di dekat wilayah target.Kementerian Pertahanan Inggris tidak mengatakan kapan serangan akan dilakukan. Adapun di Kota Tobruk yang dikuasai pemberontak, serangan militer asing terhadap pasukan Khadafi dikhawatirkan akan melukai warga sipil yang berusaha menyelamatkan diri. Di Benghazi, serangan artileri dan ledakan terdengar sepanjang malam kemarin. ”Benghazi tidak sepenuhnya aman dari serangan,tapi tentu ancaman berkurang dibandingkan kemarin,” ujar saksi mata pada Reuters. Upaya melumpuhkan Khadafi dan kekuatannya tampaknya tidak bakal berjalan mulus.

Untuk menaklukkan pemimpin yang sudah berkuasa selama 32 tahun itu, pasukan sekutu harus benar-benar menunjukkan kemampuannya. Serangan AS ke negeri tersebut bukan hanya kali ini. Pada 1979,pesawat-pesawat tempur AS menembak jatuh dua pesawat tempur Libya di atas Teluk Sidra.Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan juga pernah berusaha menyingkirkan Khadafi. Pesawat-pesawat tempur AS membombardir Tripoli, Benghazi, dan rumah Khadafi pada April1986. Serangan yang dianggap sebagai balasan atas pemboman sebuah diskotek di Berlin Barat yang dipakai sebagai tempat hiburan tentara negeri Paman Sam itu menewaskan setidaknya 15 orang, termasuk putri Khadafi yang masih kanakkanak.

Bukan hanya tekanan AS, Khadafi juga pernah menghadapi tekanan internasional pascaledakan pesawat Pan Am dengan nomor penerbangan 103 pada Desember1988. Pesawat yang berangkat dari London menuju New York meledak di atas Lorkcerbie,Skotlandia dan menewaskan 259 orang di pesawat serta 11 orang lain tewas di darat. Akibat tindakan itu, pada 1992 Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan Resolusi 748 dan 883 yang bersisi sanksi atas Libya, membekukan asetaset, dan mengembargo perlengkapan penambangan minyak secara selektif. Tapi, upaya itu juga tidak membuat Khadafi menyerah.

Malahan,setelah Libya menyatakan bertanggung jawab atas tragedi Lockerbie pada 1999 dan kemudian menyerahkan dua terdakwa peledakan pesawat untuk diadili di Belanda dan bersedia membayar ganti rugi kepada keluarga korban senilai USD2,7 miliar pada 2003,DK PBB mencabut sanksi dan didukung AS. Sikap Washington berubah ketika Khadafi mengakui bahwa Libya mengembangkan senjata pemusnah massal dan segera memusnahkan semua program pada Desember 2003. Pengakuan dan tekad tersebut mencairkan kebekuan hubungan Tripoli-Washington.

Khadafi kembali membuktikan kekuatan ketika gelombang revolusi melanda Afrika Utara dan Timur Tengah yang berhasil menyingkirkan Presiden Tunisia Ben Ali dan Presiden Mesir Hosni Mubarak.Demonstrasi yang belakangan diikuti pemberontakan bersenjata tidak mampu menggeser sedikit pun kekuasaan Khadafi karena militer masih memberi dukungan padanya. Sebelumnya AS menyadari kekuatan pemimpin jebolan Akademi Militer Benghazi itu dan risiko berkepanjangan yang mungkin akan dihadapi. Para pejabat AS menyatakan, kepemimpinan Khadafi memiliki keunikan dibandingkan model kepemimpinan di negara lain di Afrika Utara atau Timur Tengah. Libya merupakan ”negara polisi” atau negara yang mengutamakan keamanan sebagai dasar dan kepentingan utama.

Militer memiliki peranan sangat dominan dalam semua sendi pemerintahan Libya. Mayoritas militer juga tunduk dan patuh kepada Khadafi. Teknologi canggih pun dimiliki mereka dalam menghadapi serangan udara dan darat dari pasukan sekutu. Kepala Staf Gabungan Inggris Jenderal Sir Richard Dannatt pada 2006-2009 tidak yakin serangan akan sukses karena pasukan sekutu belum mampu menjawab satu pertanyaan besar ini,yang menjadi fondasi pertahanan Libya.

”Apakah rakyat dan militer Libya menunjukkan loyalitas terhadap pemimpin yang eksentrik itu atau mereka memikirkan loyalitas terhadap negara mereka, keluarga, suku,rumah,dan mereka sendiri?”tanyanya,seperti dikutip Telegraph. andika hendra m/ afp/reuters
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/388538/38/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia