Hadi Shalluf; Memimpikan Libya yang Bebas dan Terhormat

Hadi Shalluf,Presiden Partai Demokrasi dan Keadilan (JDP),menjadi figur harapan bagi masa depan Libya yang terombangambing dalam situasi yang tak menentu.


Shalluf yang menjadi pemimpin oposisi Libya dianggap memiliki skenario dan program yang jelas untuk membawa negara kaya minyak menjadi sebuah negara yang dihargai dunia internasional. Shalluf yang juga menjadi pengacara aktif di Paris,Prancis, memiliki jaringan yang sangat luas,terutama dengan para pemimpin Uni Eropa (UE).Bahkan,dia juga dikenal dekat dengan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy.Media- media Prancis menyebut bahwa Shalluf dianggap sebagai pemimpin oposisi yang membujuk Sarkozy untuk menghancurkan kekuatan militer Libya.

Tak mengherankan jika Shalluf langsung mengucapkan terima kasih besar atas serangan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS),Prancis, Inggris,dan negara lainnya terhadap Libya.Itu semua berkat Resolusi Dewan Keamanan PBB 1973.“Semua warga Libya sekarang sangat bahagia, mereka sangat bahagia meski resolusi ini datang sangat-sangat terlambat.Tapi kami benar- benar gembira dan bahagia,” ujar Shalluf seperti dikutip CNN. Dengan terus terang,Shalluf pun mengucapkan terima kasih kepada Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan Presiden AS Barack Obama.Dia mengatakan, kedua pemimpin membantu dalam penetapan resolusi Dewan Keamanan PBB itu. Posisi Shalluf juga dianggap sebagai pemimpin masa depan Libya.

Dikabarkan, Prancis dan negara-negara Eropa lebih menjagokan Shalluf sebagai pengganti Kolonel Muammar Khadafi.Dia sepertinya memiliki pemikiran-pemikiran yang sama dengan para pemimpin negara-negara Eropa dalam memandang bagaimana pemerintahan Libya. Tapi,Shalluf memberikan syarat jika dia menjadi pemimpin masa depan Libya. Apa syaratnya? Dia menyatakan pasukan sekutu yang dipimpin AS harus berhasil menangkap Khadafi atau minimal mengusir dia dari tanah airnya.“Khadafi merupakan pelaku kriminal,”katanya seperti dikutip VOA. Shalluf menegaskan,kubu oposisi tidak akan bernegosiasi dengan seorang pelaku kriminal.“ Saat ini,Khadafi sedang diselidiki Pengadilan Kriminal Internasional (ICC),”tegasnya.

“Khadafi berusaha menghindari tinggal di negara-negara yang sudah menandatangani undang-undang ICC karena takut penuntutan di masa depan.” Terus negara mana yang menjadi tempat yang aman bagi Khadafi? “Zimbabwe karena negara itu bukan anggota ICC,”jawabnya. Agar Khadafi bisa cepat disidang di ICC,Shalluf menuturkan kubu oposisi meminta pasukan koalisi menangkap Khadafi dalam kondisi hiduphidup dengan putra-putranya serta keluarganya.“Kita akan memberikan hak untuk membela diri baginya jika kita berhasil menangkap Khadafi.Jika dia memutuskan untuk bertempur hingga titik darah penghabisan,itu suatu hal yang berbeda,”tegas dia.

Shalluf dikenal sebagai pengacara internasional yang memiliki wilayah kerja di seluruh Eropa.Dia dikenal sangat berambisi untuk menggiring Khadafi ke pengadilan internasional.Beberapa pengamat hukum internasional pun yakin bahwa Shalluf bakal sukses menjebloskan Khadafi ke penjara. Setelah wilayah Benghaz dikuasai kubu oposisi,Shalluf ikut andil dalam mendirikan Dewan Pemerintahan Sementara, meski dia sendiri berada di Paris,Prancis.Namun,dia tetap mengkhawatirkan keamanan para pemimpin pemerintahan sementara.“Khadafi memiliki banyak pasukan bayaran,”kata Shalluf.

Shalluf yakin bahwa Dewan Nasional Transisi Sementara (PTNC) yang saat ini menguasai Libya timur bakal memiliki tujuan yang jelas bagi demokrasi untuk Libya.Dia pun yakin pemerintah sementara itu mampu menggulingkan Khadafi.“Setelah kesuksesan PTNC,kita bakal menciptakan pemerintahan nasional dan kemudian pemerintahan nasional transisi,” katanya dengan penuh keoptimisan. Menurut Shalluf,dibentuknya lembaga bertujuan sebagai alternatif karena Khadafi tidak memiliki niat baik untuk membuat peralihan kekuasaan yang lancar.Dia menegaskan bahwa pemerintahan Libya sementara membutuhkan dukungan internasional setelah lengsernya Khadafi nanti. “Khadafi telah memerintah selama 42 tahun.Sayangnya, dia tidak mendirikan satu pun institusi untuk rakyatnya.

Untuk itu,kita mengundang negara lain untuk membentuk pemerintahan baru dengan konstitusi dan pemilihan umum yang jujur dan adil,”tegas Shalluf. Ketika ditanya apakah harapan Shalluf bagi Libya? Dia mengatakan rakyat Libya tidak menginginkan hadirnya seorang pemimpin yang seperti Khadafi lagi.Menurut dia,Khadafi telah membayar lebih dari 60.000 tentara bayaran. Dia mengaku telah mendapatkan informasi tentara bayaran tersebut berasal dari beberapa negara Afrika, Ukraina,dan Italia.

“Seperti yang Anda tahu, kaum revolusioner tidak melawan,mereka sudah mulai membela diri terhadap Khadafi yang menggunakan tentara bayaran. Kami mendapat informasi bahwa Khadafi membayar lebih dari 60.000 tentara bayaran dari beberapa negara Afrika,dari Ukraina dan tempattempat lain, termasuk Italia,” kata Shalluf.  ANDIKA HENDRA M
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/388524/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia