Sharm el-Sheikh,Tempat Nyaman Mengasingkan Diri

SHARM EL-SHEIKH (SINDO) – Nama Sharm el-Sheikh mencuat setelah mantan Presiden Hosni Mubarak dikabarkan tinggal di tempat tersebut. Mubarak tidak memilih melarikan diri ke luar negeri. Dia ingin tetap tinggal di Mesir.

Sharm el-Sheikh merupakan sebuah resor di dekat Laut Merah.Lokasi itu tujuan wisata terkenal sekaligus tempat kesayangan untuk memamerkan peran Mesir sebagai perantara perdamaian Timur Tengah. Mubarak dikenal suka memamerkan pembangunan di Sharm el- Sheikh. Di sana pria berusia 82 tahun itu memiliki rumah untuk liburan. Pemimpin yang terguling setelah 30 tahun berkuasa itu diketahui gemar mengundang tamu asing untuk pertemuan politik dan konferensi di tempat tersebut.

Kota itu terselip di antara gunung- gunung di Padang Pasir Sinai dan perairan Laut Merah. Jalur ini merupakan pantai emas, hotel dan kasino, tempat penyelaman, serta lapangan golf.Resor tersebut menarik sekitar seperempat dari 12,5 juta wisatawan di Mesir pada 2009. Keberadaan Mubarak di lokasi ini tampaknya dirahasiakan. Satusatunya yang terlihat,kalaupun dia ada, hanyalah serombongan blokade polisi di Maritim Jolie Ville Golf dan Resort Complex,beberapa kilometer dari bandara.

Di wilayah itu dikabarkan ada sebuah vila mewah sebagai lokasi tinggal Mubarak. Kawasan itu dikawal ketat petugas yang memeriksa paspor dan mengecek mobil sebelum bisa masuk. Apakah Mubarak suka berbicara dengan media? “Tidak.”Apakah keluarganya selalu bersama Mubarak? “Tidak.”Apakah dia menerima tamu? “Tidak ada komentar.” Dapatkan saya mengambil gambar? “Tidak”, demikian digambarkan koran Guardian ketika mengunjungi perumahan yang diduga milik Mubarak.

Dilaporkan Mubarak tinggal di sebuah vila menyerupai hotel dengan beberapa kolam renang berada di Jolie Ville Golf. Luas vila itu mencapai tiga kali lapangan bola, dengan pohon palem yang rindang di mana-mana. Beberapa pengendara taksi mempercayai bahwa Mubarak tinggal di vila mewah. Seorang manajer pelayanan di kawasan vila tersebut mengaku hotel tidak memiliki informasi detail mengenai mantan presiden.

Sharm el-Sheikh juga dianggap penting bagi Mesir.Itu pusat wisata Laut Merah di ujung selatan Sinai, tempat Suez dan teluk Aqaba bertemu. Titik tersebut simbol kedaulatan yang diperoleh kembali di Sinai. Wilayah itu direbut Israel pada perang 1967.Saat dikuasai, Israel mulai mengembangkan Sharm el- Sheikh sebagai tempat peristirahatandanpariwisata. Israelmembangun beberapa hotel di sana pada akhir 1980-an.Namun,pada 1979,bersama Sinai,Sharmel-Sheikhdikembalikan ke Mesirberdasarkanperjanjianperdamaian.

Perjanjian itu diteken Anwar Sadat,presiden saat itu dan Perdana Menteri Israel Menahem Begin. Sejak itu, Sharm el-Sheikh tumbuh menjadi kawasan wisata besar yang menarik investor Barat dan Arab.Sebagian dari ribuan pengunjung adalah penyelam yang tertarik perairan hangat yang jernih serta kawanan ikan eksotis.Pada tahuntahunitu, DesaSharmel-Sheikhyang kering berkembang menjadi kota. Sharm el-Sheikh,dijuluki Las Vegas Mesir.

Pada 2002,Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan,dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau UNESCO memberikan penghormatan pada Sharm el- Sheikh sebagai Kota Perdamaian. Warganya merupakan campuran wisatawan, staf hotel, pekerja bangunan, pemandu wisata, dan sopir taksi. Banyak pula instruktur selam dan olah raga air.Kebanyakan warga di kota tersebut adalah pendukung Mubarak.

Meski sudah tak lagi menjabat sebagai presiden sejak Jumat (12/2), masih banyak foto Mubarak yang tergantung di bandara Sharm el-Sheikh. Foto itu menampilkan Mubarak dengan senyum hangat, rileks,dan kebapakan. Sharm el-Sheikh sebelumnya kerap digunakan Mubarak untuk menjamu tamu negara.

Dia menyambut Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama maupun Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton ketika sedang membahas perdamaian Palestina-Israel. Anehnya, selama 18 hari demonstrasi besarbesaran di Mesir untuk menjatuhkan Mubarak,tak satu pun demonstrasi menyentuh Sharm el-Sheikh. Di Sharm el-Sheikh,Mubarak tampaknya dibiarkan menyendiri. (WP/Guardian/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/381837/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford