Perbaikan Artefak yang Rusak Dimulai
Pekerjaan untuk membaiki artefak Mesir yang rusak akibat demonstrasi anti-pemerintah dimulai. Menurut Menteri urusan Kepurbakalaan Mesir Zahi Hawass, artefak yang diperbaiki adalah pusara Raja Tutankhamun, termasuk memperbaiki sebuah patung yang rusak.
“Perbaikan dilakukan oleh 11 orang dimulai pada Minggu (6/2),” kata Hawass. Dia memperkirakan, pekerjaan itu selesai selama tiga hari. “Semuanya akan kembali normal setelah tiga hari,” katanya kepada CNN.
Hawass menuturkan, museum akan tetap ditutup hingga pemerintah Mesir menghapuskan jam malam. Sebagai jaminan, Hawass pun mengajak para jurnalis dari Wall Street Journal dan National Geographic. “Saya menunjukkan segalanya kepada mereka,” tuturnya.
Meskipun adanya jaminan dari Hawass, pakar Mesir dan para arkeolog menyatakan kepedulian terhadap kekayaan artefak yang tak ternilai harganya jika jatuh ke tangan orang yang tak bertanggungjawab. Apalagi, kemiskinan dan korupsi masih melekat di Mesir yang mengakibatkan kesenjangan ekonomi yang lebar.
Beberapa ahli Mesir mengungkapkan kepada CNN bahwa mereka sangat khawatir dengan rumor bahwa artefak tersebut mengalami kerusakan. “Ada 80 juta rakyat Mesir hidup miskin dan harga makanan terus merangkak naik. Anda bisa bayangkan ketika banyak orang outus asa, mereka akan mencoba banyak hal,” ujar Kara Cooney, asisten profesor seni Mesir dan arsitektur di Universitas California, Los Angles, AS.
Kemudian, Jan Summers Duffy, seorang pakar Mesir juga mengaku khawatir “Saya tidak mengetahui bagaimana masa depan artefak yang rusak tersebut. Saya berharap banyak terselamatkan,” ungkap kurator di Museum Sejarah Alam Orma J. Smith.
Hawass yang sebelumnya menjabat sebagai Sekjend Badan Tertinggi Kepurbakalaan Mesir, ditunjuk oleh Presiden Hosnis Mubarak sebagai posisi menteri kepurbakalaan. Dia menuturkan, pada 28 Januari, para demonstran berusaha masuk ke museu nasional Mesir. Mereka memecahkan 13 gelas dan melemparkan benda-benda antik di Galeri Periode Akhir. Kemudian, mumi Raja Tutankhamun juga dirusak. “Mereka juga mencuri permata di toko oleh-oleh,” ujar Hawass.
Dalam blog pribadinya, Hawass menampilkan sejumlah pasukan militer yang siaga di kantornya di Museum Mesir. Dia juga menambahkan, tidak ada kerusakan atau pencurian di Saqqara. Tetapi, enam kotak benda kuno telah dicuri di Qantara. Dia tidak menyebutkan berapa jumlah benda kuno yang hilang. Tetapi, sekitar 288 benda kuno, kata dia, telah dikembalikan.
“Orang di Eropa dan Amerika sangat peduli dengan Mesir. Tetapi yang perlu diingat bahwa rumor yang menyebutkan banyak artefak yang rusak tidak sepenuhnya benar,” kata Hawass. Dia juga menceritakan ketika menunjungi Piramida Agung di Giza bahwa banyak tentara dan tank yang melindungi aset berharga tersebut. “Saya sedih melihat tempat bersejarah tersebut sepi dari kujungan wisatawan,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Badan urusan Pendidikan dan Budaya PBB (UNESCO) Irina Bokova memohon kepada semua pihak untuk melindungi kekekayaan purbakala Mesir dan mengamankan situs-situs bersejarah. Bokova mengungkapkan, sekitar 120.000 benda kuno di Museum Mesir di Kairo memiliki nilai yang tak dapat ditaksir, bukan hanya secara ilmiah tetap keuangan. “Karena itu semua merepresentasi identitas budaya rakyat Mesir,” katanya. (CNN/Rtr/AFP/andika hm)
“Perbaikan dilakukan oleh 11 orang dimulai pada Minggu (6/2),” kata Hawass. Dia memperkirakan, pekerjaan itu selesai selama tiga hari. “Semuanya akan kembali normal setelah tiga hari,” katanya kepada CNN.
Hawass menuturkan, museum akan tetap ditutup hingga pemerintah Mesir menghapuskan jam malam. Sebagai jaminan, Hawass pun mengajak para jurnalis dari Wall Street Journal dan National Geographic. “Saya menunjukkan segalanya kepada mereka,” tuturnya.
Meskipun adanya jaminan dari Hawass, pakar Mesir dan para arkeolog menyatakan kepedulian terhadap kekayaan artefak yang tak ternilai harganya jika jatuh ke tangan orang yang tak bertanggungjawab. Apalagi, kemiskinan dan korupsi masih melekat di Mesir yang mengakibatkan kesenjangan ekonomi yang lebar.
Beberapa ahli Mesir mengungkapkan kepada CNN bahwa mereka sangat khawatir dengan rumor bahwa artefak tersebut mengalami kerusakan. “Ada 80 juta rakyat Mesir hidup miskin dan harga makanan terus merangkak naik. Anda bisa bayangkan ketika banyak orang outus asa, mereka akan mencoba banyak hal,” ujar Kara Cooney, asisten profesor seni Mesir dan arsitektur di Universitas California, Los Angles, AS.
Kemudian, Jan Summers Duffy, seorang pakar Mesir juga mengaku khawatir “Saya tidak mengetahui bagaimana masa depan artefak yang rusak tersebut. Saya berharap banyak terselamatkan,” ungkap kurator di Museum Sejarah Alam Orma J. Smith.
Hawass yang sebelumnya menjabat sebagai Sekjend Badan Tertinggi Kepurbakalaan Mesir, ditunjuk oleh Presiden Hosnis Mubarak sebagai posisi menteri kepurbakalaan. Dia menuturkan, pada 28 Januari, para demonstran berusaha masuk ke museu nasional Mesir. Mereka memecahkan 13 gelas dan melemparkan benda-benda antik di Galeri Periode Akhir. Kemudian, mumi Raja Tutankhamun juga dirusak. “Mereka juga mencuri permata di toko oleh-oleh,” ujar Hawass.
Dalam blog pribadinya, Hawass menampilkan sejumlah pasukan militer yang siaga di kantornya di Museum Mesir. Dia juga menambahkan, tidak ada kerusakan atau pencurian di Saqqara. Tetapi, enam kotak benda kuno telah dicuri di Qantara. Dia tidak menyebutkan berapa jumlah benda kuno yang hilang. Tetapi, sekitar 288 benda kuno, kata dia, telah dikembalikan.
“Orang di Eropa dan Amerika sangat peduli dengan Mesir. Tetapi yang perlu diingat bahwa rumor yang menyebutkan banyak artefak yang rusak tidak sepenuhnya benar,” kata Hawass. Dia juga menceritakan ketika menunjungi Piramida Agung di Giza bahwa banyak tentara dan tank yang melindungi aset berharga tersebut. “Saya sedih melihat tempat bersejarah tersebut sepi dari kujungan wisatawan,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Badan urusan Pendidikan dan Budaya PBB (UNESCO) Irina Bokova memohon kepada semua pihak untuk melindungi kekekayaan purbakala Mesir dan mengamankan situs-situs bersejarah. Bokova mengungkapkan, sekitar 120.000 benda kuno di Museum Mesir di Kairo memiliki nilai yang tak dapat ditaksir, bukan hanya secara ilmiah tetap keuangan. “Karena itu semua merepresentasi identitas budaya rakyat Mesir,” katanya. (CNN/Rtr/AFP/andika hm)
Komentar