Membandingkan Mubarak dan Soeharto

Diktator identik dengan kekuasaan dan ketamakan.Mereka akan melakukan berbagai hal demi mempertahan kan kekuasaan dan menumpuk harta di pundi-pundi pribadinya,meski itu berarti mereka tidak memedulikan kepentingan rakyat negara mereka.

MANTAN Presiden Mesir Hosni Mubarak pun tak luput dari anggapan itu. Selama 30 tahun memerintah, dia diperkirakan terus berusaha untuk mempertahankan kekuasaan itu di samping memperkaya dirinya sendiri. Setelah pria berusia 82 itu lengser karena tidak kuat menanggung desakan rakyat lewat demonstrasi selama 18 hari.Banyak orang yang lantas menghubung-hubungkan peristiwa itu dengan yang terjadi di Indonesia pada 1998 ketika demonstrasi selama 10 hari mampu melengserkan Soeharto yang telah 32 tahun berkuasa. Tidak hanya itu.Ada beberapa sisi kepemimpinan dan sepak terjang Mubarak yang disebut punya banyak persamaan dengan mendiang Soeharto.

Paling terlihat adalah keduanya dianggap sebagai diktator yang berkuasa lebih dari 30 tahun dan dilengserkan oleh rakyatnya. Kedua pemimpin itu memimpin umat Islam dan berhaluan moderat. Mubarak memimpin Mesir yang disegani di Timur Tengah. Sementara Soeharto memimpin Indonesia yang disegani di Asia Tenggara. Jonathan Head, jurnalis BBC, menyebutkan Soeharto mampu membawa stabilitas dan pertumbuhan ekonomi meski adanya kritik mengenai represi dan korupsi yang menjadi ciri khas kepemimpinannya.

Sama seperti Mubarak, Soeharto merupakan mantan komandan militer yang bergantung dengan militer dan bekerja sama dengan badan keamanan untuk memperkuat kekuasaannya. Head mengemukakan, kedua mantan pemimpin itu selama berkuasa menerima dukungan besar dari Amerika Serikat (AS) dan negara- negara Barat lainnya.Mereka juga tidak segan menumpas kekuatan komunis maupun gerakan ekstrem. Barat memandang Soeharto dan Mubarak mampu mewujudkan stabilitas kawasan.

Seperti Mubarak,Soeharto memenangkan pemilu dengan memanipulasi suara sehingga partainya menang.Kubu oposisi diintimidasi. Kedua pemimpin memiliki musuh yang akhirnya menjatuhkan mereka berdua. Sementara itu,Mubarak mengundurkan diri dengan sangat tidak jantan karena pengumumannya diucapkan oleh wakilnya,Omar Suleiman dan pemerintahan transisi diserahkan kepada Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata. Berbeda dengan Soeharto yang mengumumkan pengunduran dirinya dengan jantan. Soeharto menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, BJ Habibie.

Jumlah korban tewas akibat demonstrasi di Mesir sekitar 300 orang. Ini disebabkan karena militer mencoba tidak berpihak baik kepada demonstran maupun pemerintah. Militer sebagai penengah jika ada demonstran pro-Mubarak bakal menyerang demonstran kontra-Mubarak. Militer di Mesir dianggap sebagai solusi sehingga diberi kepercayaan memegang pemerintahan transisi.

Berbeda dengan di Indonesia yang menganggap militer sebagai kepanjangan tangan kekuasaan. Mereka diduga melakukan tindakan keras terhadap demonstran sehingga jumlah korban semakin banyak.Para analis menganggap keberpihakan militer pada insiden 1998 menjadikan posisi militer semakin terjepit dan citranya cenderung turun.

Dari Militer ke Miliader

Baik Mubarak dan Soeharto dipercaya publik dan media telah menyembunyikan kekayaan dalam jumlah banyak. Hal itu, misalnya, jumlah harta Mubarak dan keluarganya diduga mengalahkan jumlah kekayaan Carlos Slim,orang terkaya di dunia asal Meksiko versi Forbes,yang memiliki harta USD54 miliar. Kekayaan Mubarak ditaksir berkisar USD40–70 miliar (Rp350–625 triliun).

Menurut Bank Nasional Swiss, total deposit Mubarak di bank Swiss sebesar USD3,7 miliar. Seperti dilaporkan Jouhina News mengutip harian Aljazair Alkhabar menyebutkan, kekayaan keluarga Mubarak mencapai USD40 miliar atau setara R p 3 5 0 triliun. Harian itu melaporkan Gamal Mubarak, putra Mubarak yang menjabat sebagai asisten Sekretaris Jenderal partai berkuasa Partai Demokratik Nasional (NDP) memiliki kekayaan senilai USD17 miliar yang tersebar di berbagai bank di Swiss, Jerman,AS,dan Inggris.

Stasiun televisi CBS News melaporkan, dalam beberapa tahun terakhir, tersebar cerita tentang kekayaan Mubarak dan dua putranya. Disebutkan bahwa kekayaan keluarga superkonglomerat ini melebihi angka USD30 miliar. “Namun, menyusul semakin seriusnya ancaman ambruknya pemerintahan Mubarak, menyebar pula opini soal jumlah angka pasti kekayaan itu, dari mana saja sumbernya,dan di mana harta karun itu disimpan?” demikian dilaporkan CBS News.

Namun, sumber intelijen AS mengungkapkan bahwa jumlah sebenarnya bisa saja lebih rendah. Namun, seorang pejabat senior AS mengaku tidak memiliki “kunci” alasan estimasi di media justru lebih besar. “Mungkin mereka menghitung dalam mata uang dinar,” tuturnya kepada ABC News. Sementara itu,Amaney Jamal, seorang profesor ilmu politik di Princeton University mengatakan kepada ABC News,taksiran kekayaan Mubarak sama dengan pemimpinTimurTengah lainnya.

“Banyak korupsi terjadi dalam rezim tersebut dan menyedot sumber daya publik untuk keuntungan pribadi,” tuturnya. “Mereka (keluarga Mubarak) hidup seperti bangsawan,” ujarAdel Iskander, dosen kajian Timur Tengah di Universitas Georgetown. “Saya pikir ini merupakan hal yang jelas cara mereka membawa hidup mereka.”Menurut Iskander,Mubarak hidup di tengah kemiskinan yang menimpa rakyatnya. Dia menyebut Mubarak sebagai pencuri.

Pajak Sumber Kekayaan Mubarak

Bukan hanya bisnis semata yang menjadi sumber penghasilan Mubarak.Ternyata dia mengeruk pajak Mesir dari setiap transaksi dagang atau investasi di negara ini. Artinya, segala bentuk transaksi dan investasi di Mesir. Setiap perusahaan asing yang akan berinvestasi di Mesir harus menyisihkan 20% dari total investasinya untuk keluarga Mubarak. Profesor Christopher Davidson, dosen Universitas Durham Inggris, yang juga analis Timur Tengah mengatakan, perusahaan-perusahaan asing yang ingin masuk ke pasar Mesir harus menyisihkan sebagian investasinya untuk keluarga Mubarak.

“Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki sekutu di dalam pemerintahan dan militer, serta mendapat jaminan keamanan dalam berbisnis di Mesir,”tuturnya. Bayangkan ada ribuan perusahaan yang berinvestasi di Mesir. Bisa dibayangkan banyaknya uang yang diserobot Mubarak dari pajak yang harusnya dibagi ke rakyatnya itu. Sumber pendapatan lain keluarga Mubarak adalah korupsi. Mubarak dan semua kroninya terlibat dalam segala bentuk korupsi.

Keluarga Mubarak memanfaatkan kekuasaan untuk mendukung semua keinginan mereka dengan korupsi dan kolusi. Keluarga Mubarak juga memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan bisnis.Keluarga Mubarak memanfaatkan stabilitas di negaranya untuk memainkan peluang guna mengembangkan kekaisaran bisnis. Salah satu putra pertamanya, Gamal menjadi arsitek pencipta uang bagi keluarnya.Gamal juga memiliki rekening rahasia di bank UBS Swiss dan bank lainnya, yakni ACM.

Selain itu, dia sangat pandai melempar investasinya di Inggris dan AS, termasuk, Bristol Foundation dan Real Estate British yang dipercaya mengelola dana tersebut. Kemudian, putra pertama Mubarak, Alaa Mubarak yang memilih berkarier di perbankan. Kini dia telah memiliki properti senilai USD8 miliar dolar, termasuk properti di Los Angeles,Washington. Di New York,dia memiliki properti mewah senilai USD2,1 miliar tepatnya di Manhattan.

Alaa dan Gamal,awal karier keduanya adalah di bidang keuangan. Alaa, yang tertua, tetap low profile dan tidak berminat dengan dunia politik.Gamal dipandang sebagai calon pewaris kursi presiden ayahnya. Gamal menikah dengan Khadiga, yang 20 tahun lebih muda. Dia tinggal di sebuah rumah bertingkat lima di sebuah kawasan elite di Knightsbridge, Kairo. Karier politik Gamal dimulai pada 2000 ketika ayahnya mengangkat dia menduduki jabatan di Sekretariat Jenderal Nasional Partai Demokrat.

Tak ketinggalan adalah istri Mubarak. Suzanne, istri Mubarak, menurut laporan rahasia telah menjadi anggota klub miliarder sejak 2000. Sebagian besar kekayaan disimpan di bank-bank AS. Dia juga memiliki properti di pusat kota-kota besar di Eropa, seperti London,Frankfurt, Madrid,Paris, dan Dubai.Kekayaan Ibu Negara ini diprediksi USD3–5 miliar.Dia merampok uang tersebut dari intervensi pribadi terhadap keuntungan investor dan pengusaha. (BBC/ABC/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/381839/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia