Kasit Penuhi Undangan PBB

BANGKOK (SINDO) – Menteri Luar Negeri Thailand Kasit Piromya akan memberikan penjelasan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada pekan depan atas ketegangan perbatasan dengan Kamboja.


Ketegangan perbatasan tersebut telah menjadi perhatian internasional. “Menteri Luar Negeri Kasit akan tiba di New York pada Senin (14/2) untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya.Kedatangan Kasit atas undangan PBB,” tutur Sekretaris Kasit, Chavanond Intarakomalyasut. Dia menuturkan, pertemuan antara Kasit dengan Menlu Kamboja Nor Namhong di New York “bisa saja terjadi”.Namun,dia tidak menjelaskan secara detail. Dari Phnom Penh, juru bicara pemerintah Kamboja Ek Tha juga mengungkapkan, pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB diperkirakan akan dilakukan pada Senin membahas isu perbatasan. Namun, dia tidak menyebutkan perwakilan Kamboja yang akan menghadiri pertemuan itu.

Sebelumnya,Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon telah berbicara dengan Perdana Menteri Thailand dan Kamboja pada Selasa (8/2). Ban mendesak kedua negara itu menghentikan aksi kekerasan tersebut, menahan diri, dan mengusahakan satu penyelesaian abadi sengketa itu melalui mekanisme dan pengaturan yang ditetapkan. PBB tetap siap membantu. Ban juga menawarkan PBB sebagai mediator dalam mengakhiri konflik perbatasan di Candi Preah Vihear. Thailand menganggap tidak diperlukan pihak ketiga dalam mediasi konflik tersebut. Sedikitnya delapan orang tewas dalam empat hari pertempuran lintas perbatasan sejak Jumat (4/2). Beberapa diplomat mengungkapkan, DKPBBmemberikanwaktu bagi Indonesia,Ketua Perhimpunan Negara Asia Tenggara (ASEAN), untuk melakukan mediasi atas konflik kedua anggota organisasi AsiaTenggara tersebut.

Hubungan Kamboja dan Thailand memanas sejak Candi Preah Vihear diberikan status Warisan Dunia oleh PBB sejak Juli 2008. Pengadilan Dunia menyatakan,pada 1962 bahwa Candi Preah Vihear miliki Kamboja. Namun, kedua negara tetap mempermasalahkan teritorial seluas 4,6 km2 itu. Baik Thailand dan Kamboja telah mengirimkan surat protes kepada PBB. Hun Sen dalam surat kepada PBB menuduh Thailand melancarkan agresi bersenjata berskala penuh terhadap Kamboja. Hun Sen mengatakan,sejumlah peluru artileri Thailand mendarat sejauh sekitar 20 km di dalam wilayah Kamboja. Sementara itu, Kasit dalam suratnya kepada PBB mengatakan bahwa Kamboja memulai tindakan permusuhan pada Jumat (4/2) petang.

“Pada 4 Februari 2011 pukul 15.00 waktu setempat pasukan Kamboja menembaki satu pos militer Thailand di Phu Ma Khua di daerah Thailand menggunakan senjata-senjata berat seperti mortir, granat berpelontar roket,se-napan, artileri jarak jauh, dan roket multipeluncur,”papar Kasit. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa telah mengunjungi Kamboja dan Thailand. Marty secara diplomatis mengatakan bahwa kunjungannya ke Kamboja dan Thailand bukanlah sebagai mediator melainkan sebagai “pemantausebenarnya”,yang berkeinginan mendengarkan keluhan dari kedua pihak. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/381018/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford