18 Hari Mubarak Selamatkan Harta

KAIRO (SINDO) – Hosni Mubarak,presiden Mesir yang digulingkan,bisa saja mengundurkan diri pada awal-awal demonstrasi antipemerintah menguat.Namun, Mubarak terus menundanunda. Ada apa?

TERNYATA,Mubarak menggunakan waktu selama 18 hari untuk menyelamatkan hartanya agar tidak terlacak ke luar negeri.Lambatnya pengunduran diri Mubarak bukan karena dia keras kepala, melainkan orientasi uang yang diutamakannya. Laporan itu diungkapkan sumber intelijen Barat. Mantan presiden Mesir itu dituduh mengumpulkan kekayaan lebih dari USD3 miliar.

Bahkan, beberapa media melaporkan kekayaan Mubarak mencapai USD40–70 miliar selama 30 tahun berkuasa. Kekayaannya tersebar di bank asing,investasi,properti di London,New York,Paris, dan Berverly Hills. Selama 18 hari tersebut, Mubarak berusaha menyembunyikan aset-asetnya dari penyidikan aparat pemerintahan baru Mesir nantinya. Sumber intelijen Barat mengklaim bahwa Mubarak telah mengamankan kekayaan selama pekan lalu.

”Kami sadar bahwa ada beberapa percakapan dengan keluarga Mubarak mengenai cara menyelamatkan aset mereka. Kami pikir penasihat keuangan telah memindahkan uang Mubarak. Jika dia memiliki uang di Zurich,itu mungkin juga dipindahkan,” tutur sumber rahasia tersebut. Pada Jumat malam (11/2), otoritas Swiss mengumumkan bahwa mereka membekukan aset Mubarak dan keluarganya.

Tekanan yang sama juga terjadi di Inggris. Mubarak memiliki hubungan kuat dengan London dan jutaan poundsterling miliknya tersebar di Inggris. Sumber intelijen menduga penguasa 30 tahun Mesir itu belajar dari rekannya, diktator Tunisia Abidine Ben Ali, yang dipaksa mengungsi ke Arab Saudi, ketika pemerintah Swiss membekukan rekeningnya. Sumber itu mengungkapkan, ketika rakyat Mesir menggelar demonstrasi besar-besaran telah terjadi aktivitas aliran dana secara besar-besaran.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada The Sunday Telegraph bahwa tidak ada keraguan lagi adanya aktivitas finansial dibalik agenda politik Mubarak ketika didesak mundur. ”Keluarga Mubarak mungkin akan kehilangan rumah dan sejumlah uang, tetapi mereka ingin mempertahankan batangan emas dan sejumlah investasi,” ungkap sumber itu seperti dikutip Telegraph.

Mubarak diperkirakan memindahkan asetnya ke negaranegara Teluk. Sebab, di sana dia memiliki investasi dan hubungan kuat. Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi diperkirakan menjadi tujuan akhir Mubarak dan keluarganya untuk menyelamatkan asetnya. Sebelumnya, aset kroni Mubarak yang dibekukan antara lain milik bekas menteri perumahan, pelayanan, dan pembangunan urban; mantan menteri pariwisata; bekas mantan menteri dalam negeri; mantan menteri perdagangan dan industri; serta mantan sekretaris Partai Demokratik Nasional yang juga pengusaha terkemuka,

Ahmed Ezz. DewanTertinggi Angkatan Bersenjata, selaku pemegang kekuasaan, melarang para pejabat tinggi meninggalkan Mesir tanpa izin kejaksaan atau militer.Mereka menangkap Menteri Informasi Anas el-Fekky yang diduga akan terbang ke luar negeri.”Larangan ini untuk mencegah sejumlah tokoh yang bertanggung jawab dalam pemerintahan lalu melarikan diri,”tutur sumber militer.

Mubarak Jadi Tahanan Rumah?

Di mana posisi Mubarak saat ini? Menurut sumber tepercaya Mubarak berada di vila keluarga di kota resor Sharm el-Sheikh.Ada laporan yang tidak dapat dikonfirmasi menyebutkan, Mubarak telah berstatus tahanan rumah.Namun, dewan penguasa militer menyatakan bahwa selama masa transisi demokrasi,Mubarak akan dihargai sebagai mantan pemimpin Mesir.

Selama masa demonstrasi pada pekan lalu,mantan deputi menteri luar negeri Ibrahim Yousri dan 20 pengacara mengajukan petisi kepada Abdel Meguid Mahmoud, jaksa agung Mesir,untuk mengajukan Mubarak dan keluarganya ke pengadilan dengan tuduhan korupsi kekayaan negara. Meskipun hal itu mustahil, karena peranan Mubarak di kubu militer masih kuat.

Menurut Arwa Hassan,pejabat Transparency International khusus Timur Tengah, putra bungsu Mubarak, Gamal Mubarak, merupakan pusat pengatur keuangan keluarga besarnya. ”Apalagi, Gamal juga dikenal sebagai pengusaha sukses. Saya mendengarnya dari berbagai sumber. Saya tidak berpikir bahwa itu adalah sebuah rahasia,”tuturnya. Namun, militer yang menguasai pemerintahan transisi tidak akan berhadapan langsung dengan Mubarak.

Militer lebih menyerahkan urusan Mubarak kepada pemerintahan demokratik pertama yang diperkirakan terbentuk setelah pemilu. Dosen ilmu politik di Universitas Princeton Amaney Jamal mengungkapkan, kekayaan Mubarak lebih banyak dibandingkan para pemimpin negara-negara Timur Tengah lainnya. ”Jaringan bisnisnya mulai dari militer dan pemerintah telah berakumulasi dalam kekayaan pribadi,”ujarnya.

Jamal menuturkan, korupsi benar-benar mengakar pada rezim Mubarak dan mereka mencuri uang publik untuk kekayaan pribadi.” Itu merupakan pola diktator Timur Tengah untuk mendapatkan kekuasaan sehingga tidak disita selama proses transisi,”tuturnya. Sementara itu, militer juga berjanji akan menyerahkan kekuasaan ke pemerintahan sipil yang terpilih nanti. Mereka mempertahankan kabinet yang ada saat ini sampai terbentuknya pemerintahan baru.

”Pemerintah dan gubernur tetap menjalankan tugas sampai pembentukan pemerintahan baru,”papar seorang pejabat senior militer. Dewan juga akan tetap tunduk kepada kesepakatan internasional. Kuat dugaan, pernyataan ini dikeluarkan untuk meredam kekhawatiran Israel dan Amerika Serikat.

Pernyataan Dewan itu langsung disambut gembira Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu.Guna mengawal semua langkah Dewan,demonstran membentuk Dewan Revolusi. ”Ini agar revolusi mengarah pada jalan yang diinginkan rakyat Mesir,” tutur Khaled Abdel Qader Ouda,seorang pemimpin demonstran. (Telegraph/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/382094/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford