Samsung Kembangkan Sistem Anti-Perompakan

Industri Berat Samsung Korea Selatan (Korsel) kemarin merilis sebuah produk berupa sistem yang mampu kapal-kapal untuk mendeteksi dan melumpuhkan perompak. Inovasi tersebut terkait dengan perompakan kapal Korsel di dekat perairan Somalia.

Produsen ketiga terbesar Korsel menyebutkan sistem tersebut dapat mendeteksi kapal-kapal kecil yang kerap tak terdeteksi oleh sistem radar. Sistem tersebut juga mampu mendeteksi secara otomatis ketika ada kapal kecil yang mencurigakan.

“Sistem kewaspadaan itu dapat beroperasi jika kapal yang mendekati tidak memberikan respon dalam komunikasi radio antar kapal atau menunjukkan pola navigas dan kecepatan
yang berbeda,” ujar juru bicara Samsung.

Dalam sistem ini dari kamar komando kapal juga bisa dijalankan meriam air untuk mengusir para perompak dari geladak kapal. Meriam air itu mampu memancar hingga 70 meter dan menyerang perompak yang berusaha menaiki kapal. Pengoperasian meriam air dilakukan di sebuah ruang khusus.

“Dengan pengendalian melalui ruangan, maka para anak buah kapal bakal selamat dari penembakan dari para perompak ketika menyerang dengan meriam air,” kata juru bicara tersebut. Industri kapal kapal itu mengharapkan pesanan dari berbagai perusahaan pelayaran yang kini diganggu oleh para perompak terutama di lepas pantai Somalia.

Sementara itu, lima perompak Somalia yang ditawan Korsel dipertimbangkan akan diadili di Seoul. Pasalnya berbagai negara Afrika menolak melakukan hal ini. Sebelumnya Kenya acap kali mengadili para perompak Somalia ini namun menghentikannya karena harus menanggung beban ini sendiri.

Para pejabat Korsel tidak berkeberatan mengadili mereka karena hal ini tidak bertentangan dengan hukum maritim internasional. Pada Jumat (21/1) lalu pasukan komando Korea Selatan membebaskan para sandera di kapal barang Samho Jewelry yang dibajak perompak Somalia. Di antara 21 awak kapal yang selamat terdapat dua orang Indonesia. Delapan perompak Somalia tewas, dan lima ditahan.

Kapal Samho Jewelry membawa bahan kimia dari Uni Emirat Arab menuju Sri Lanka ketika dibajak di perairan antara Oman dan India. Teluk Aden, yang terletak antara Yaman dan Somalia, merupakan salah satu tempat perlintasan kapal yang paling padat di dunia dan menjadi banyak terjadi pembajakan. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford