Mesir Memanas,4 Orang Tewas

KAIRO (SINDO) – Sedikitnya empat warga Mesir tewas dalam aksi demonstrasi yang menyerukan revolusi terhadap kepemimpinan Presiden Hosni Mubarak yang telah berkuasa selama 30 tahun.


Gharib Abdelaziz Abdellatif, 45, tewas dalam aksi demonstrasi di Suez, timur Kairo, dan dua demonstran lainnya tewas di Suez pada Selasa (25/1). Sedangkan seorang petugas polisi tewas di Kairo karena terkena lemparan batu yang mengarah ke kepalanya.Harian Al-Wafdmengungkapkan bahwa polisi menahan 600 orang dalam aksi unjuk rasa. Atas meningkatnya aksi demonstrasi yang mengarah kepada revolusi itu membuat geram pemerintahan Mesir. Kemarin, Kementerian Dalam Negeri Mesir melarang semua bentuk demonstrasi dan para demonstran akan ditahan. “Tidak ada lagi gerakan provokatif atau demonstrasi atau pengorganisasian massa yang diizinkan.

Semua tindakan legal akan ditempuh dan semua demonstran akan ditangkap,”demikian keterangan Kementerian Dalam Negeri seperti dikutip kantor berita MENA. Bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa yang pecah pada Selasa (25/1) terus berlanjut hingga kemarin pagi. Kekerasan meletus setelah aparat keamanan berupaya membubarkan massa yang berencana tidur di Lapangan Tahrir (Kebebasan) di pusat Kairo. Selama Selasa (25/1), puluhan ribu rakyat Mesir turun ke jalan. Mereka memprotes kemiskinan, korupsi, dan penindasan. Aksi demonstrasi itu mengerucut pada empat tuntutan. Pertama, pengunduran diri Mubarak.

Kedua, pengunduran diri kabinet yang dipimpin Perdana Menteri Ahmed Mohamed Mahmoud Nazef. Ketiga, pembubaran parlemen dan penjadwalan ulang pemilu. Keempat, pembentukan pemerintahan baru pilihan rakyat. Bukan cuma itu, para demonstran juga menginginkan agar parlemen mengesahkan undangundang baru agar seorang presiden tidak boleh memimpin lebih dari dua periode berturut-turut. Selain itu, para demonstran juga mendesak Menteri Dalam Negeri Habib al-Adly segera mundur dari jabatannya. Aksi itu terinspirasi kejatuhan Presiden Tunisia Zine el-Abidine ben Ali.Para demonstran pun meminta Mubarak untuk turun takhta. Polisi kemarin pun menggunakan gas air mata untuk membubarkan aksi demonstrasi.

Sebenarnya demonstrasi merupakan hal yang tidak lazim di Mesir sejak Mubarak berkuasa sejak 1981. Menurut Kamal el-Helbawy, mantan juru bicara oposisi Ikhwanul Muslimin, kepada stasiun televisi Iran,PressTV,demonstrasi kemarin merupakan yang terbesar dan paling signifikan dalam sejarah Mesir.Para demonstran kompak menyebut aksi Selasa (25/1) sebagai hari revolusi atas penyiksaan, kemiskinan,korupsi,dan pengangguran. Pemerintah menuding Ikhwanul Muslimin sebagai otak di balik demonstrasi itu. Ikhawanul Muslimin adalah gerakan oposisi terbesar di Mesir yang secara teknis dilarang.

Namun, sejak awal kelompok itu menegaskan tidak akan berpartisipasi secara resmi dalam demonstrasi itu dan membantah tudingan tersebut. Sementara itu, putra Mubarak, Gamal, dilaporkan pergi menuju ke Inggris,saat demonstrasi memanas di negaranya sendiri.Gamal difavoritkan sebagai pengganti ayahnya. Gamal hengkang dari negaranya bersama keluarga. Media Akhbar al-Arab melaporkan Gamal bersama istri dan putrinya terbang ke London dari bandara di Kairo. Keberadaan Mubarak sendiri tidak diungkapkan. Dari Washington,Amerika Serikat (AS) yakin bahwa pemerintah Mesir mampu mengatasi gejolak politik akibat rangkaian unjuk rasa oleh rakyat mereka. Krisis itu jangan sampai mengganggu kemitraan kuat antara AS dan Mesir. Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, mengungkapkan bahwa pemerintahnya turut memberi perhatian atas gejolak di Mesir.

“Kami mendukung hak fundamental untuk berekspresi dan berkumpul bagi semua orang dan kami mendesak semua pihak untuk saling menahan diri dan tidak melakukan kekerasan,”tutur Hillary. Sementara itu, situs jejaring sosial Twitter diblok dari Mesir. Twitter dan situs jejaring sosial lain seperti Facebook memang menjadi alat perubahan sosial yang makin penting dalam upaya menggalang protes publik. (AFP/Rtr/BBC/Al Jazeera/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/378408/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford