ElBaradei Satukan Oposisi Mesir
KAIRO(SINDO) – Mohamed ElBaradei,peraih Nobel Perdamaian,berhasil menyatukan kubu oposisi sekuler dan konservatif, Ikhwanul Muslimin (IM),dengan misi menjatuhkan Presiden Mesir Hosni Mubarak.
Dengan adanya persatuan pada kubu oposisi, musuh dan perjuangan dasar mereka pun semakin mengerucut, yakni agar pemerintahan Mesir mendatang tidak dikuasai Omar Suleiman (wakil presiden) dan Ahmed Shafiq (Perdana Menteri Mesir). Kedua orang tersebut merupakan orang dekat Mubarak. Mengerucutnya nama ElBaradei yang dikenal sebagai diplomat ulung itu menjadi figur konsensus bagi gerakan politik untuk menjadikan pemerintahan transisi.
Kubu oposisi pun sebenarnya sadar bahwa ElBaradei merupakan kandidat yang lebih diterima Barat dibandingkan di Mesir, tetapi persatuan antarkelompok menjadi hal utama. Pemegang kunci utama penunjukan ElBaradei itu terletak pada IM.“Kelompok-kelompok politik mendukung ElBaradei untuk bernegosiasi dengan rezim yang berkuasa,” ujar Essam el-Eryan, pemimpin IM.
Kemudian, kelompok oposisi Mesir, Partai Front Demokratik, meminta ElBaradei membentuk sebuah pemerintahan sementara. Menurut El-Eryan, IM sedang membentuk komite politik dengan ElBaradei untuk berunding dengan militer.“Kita sedang mendiskusikan pembentukan komite negosiasi membahas isu politik bersama ElBaradei yang merefleksikan keinginan rakyat dan akan bernegosiasi dengan militer,” ujar El-Eryan kepada Reuters.
Menurut El-Eryan, IM tidak akan membuat keputusan sendiri tanpa dukungan kekuatan nasional lain. Sayangnya, dia tidak menyebutkan detail hasil yang telah dicapai. “Kita masih mencari elemen politik lain untuk diajak urun rembuk,”imbuhnya. Setelah mendapat mandat tersebut, ElBaradei menyerukan kepada Mubarak untuk segera mengundurkan diri.“Tuntutan masyarakat sudah sangat jelas dan keras, Mubarak harus pergi hari ini,”ujar ElBaradei dalam wawancara dengan CNN,Senin (31/1).
“Dia harus pergi dari negara ini sehingga tercipta transisi damai sebelum digelar pemilihan umum.” Dalam orasinya di hadapan ribuan demonstran, ElBaradei menekankan Mubarak harus turun demi menyelamatkan Mesir dari kehancuran.“Saya menatap mata kalian, hari ini kita memperjuangkan hak kita, kebebasan kita.Apa yang telah kita mulai tidak bisa diredam lagi. Kita hanya punya satu tuntutan: berakhirnya rezim ini dan memulai fase baru,”katanya.
ElBaradei mendorong pembentukan pemerintahan transisi bersama sampai digelar pemilihan umum yang jujur dan adil. Mundurnya Mubarak,menurut mantan Direktur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) itu, akan memuluskan transisi demokrasi di Mesir. ElBaradei mengaku siap menjadi presiden atau presiden sementara menggantikan Mubarak.“ Jika masyarakat Mesir menginginkan saya melayani mereka, sebagai jembatan dari sistem otoriter ke demokrasi,saya tidak akan mengecewakan mereka,”tegasnya.
Menurut ElBaradei,Mesir harus segera berubah dari negara yang dipimpin oleh diktator menjadi negara demokrasi. “Mesir harus seperti negara lain di dunia, merdeka, demokratis, dan rakyatnya harus hidup dalam kemerdekaan serta bermartabat,”tandas pria berusia 68 tahun itu. Mengenai pengangkatan Wakil Presiden Suleiman, menurut El- Baradei, keputusan yang diambil Mubarak salah.“Ini adalah sebuah upaya putus asa untuk tetap berkuasa,” tegas ElBaradei.
ElBaradei dianggap sebagai calon pemimpin Mesir yang tepat. Namun para pendukungnya menyukai ElBaradei karena dia adalah tokoh sipil dan dianggap tidak terkait dengan korupsi di pemerintahan Mubarak. Memang, media Mesir propemerintah menggambarkannya sebagai tokoh yang tidak mengetahui realitas di Mesir dan tidak memiliki pengalaman politik.
ElBaradei mundur dari IAEA pada November 2009.Ratusan pendukungnya mengabaikan peringatan dari aparat keamanan Mesir untuk tidak menyambutnya pulang ke Mesir tiga bulan kemudian. Pada Juni lalu, ElBaradei memimpin ribuan pengunjuk rasa menuntut polisi menghentikan tindakan brutal di Iskandariyah. Dia kembali ke Mesir di tengah gelombang aksi demonstrasi baru tanggal 27 Januari lalu.
Sementara itu,setelah 30 tahun berkuasa, Mubarak pada Minggu (30/1) telah membuka pintu dialog dengan partai politik. Mubarak memerintahkan PM Ahmed Shafiq untuk menggelar dialog dengan seluruh partai politik.Menurut dia, diskusi tersebut akan mencapai proses politik. “Pemerintahan baru di bawah pemimpin Shafiq harus berjuang melawan segala bentuk korupsi dan menekankan langkah-langkah baru yang efektif dalam reformasi konstitusi, politik, dan legislatif,” ujar Mubarak seperti dikutip NileTV.
Mubarak juga menyerukan agar demonstrasi berlangsung damai.“ Seluruh rakyat dan pemuda Mesir telah turun ke jalanan dalam demonstrasi yang berlangsung damai untuk menuntut hak-hak kebebasan berbicara,” tutur Mubarak. Namun,Mubarak menuding demonstrasi tersebut telah disusupi kelompok yang mengatasnamakan agama yang mengabaikan hukum konstitusi dan nilai-nilai kemanusiaan.
Untuk memperkuat posisinya, Mubarak kemarin mengangkat Jenderal Murad Mowafi, mantan Gubernur Sinai Utara, sebagai Kepala Intelijen Mesir. Langkah itu dilakukan setelah mantan Kepala Intelijen Omar Suleiman diangkat sebagai wakil presiden pada Sabtu,sebuah posisi baru dalam 30 tahun pemerintahannya. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menyerukan agar dilakukan “transisi yang lancar”menuju demokrasi di Mesir meski diperlukan jalan panjang menuju proses ini.
“Demokrasi,hak asasi manusia, dan reformasi ekonomi merupakan kepentingan seluruh rakyat Mesir,” katanya kepada ABC News. “Setiap pemerintah yang tidak mengarah ke sana tidak akan memenuhi kepentingan rakyat,” imbuhnya. Pernyataan Hillary tersebut menjadi sinyal jelas bahwa Washington menyetujui, meski tidak secara terbuka memberikan dukungan, agar kekuasaan Mubarak diakhiri.
Ketika ditanya apakah Mubarak telah mengambil langkah untuk mempertahankan kekuasaan sejauh ini? “Bukan masalah siapa yang berkuasa. Masalahnya adalah bagaimana menanggapi kebutuhan sebenarnya dan keprihatinan yang disampaikan rakyat Mesir,”jawabnya. (NYT/BBC/Rtr/AFP/ andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/379292/
Dengan adanya persatuan pada kubu oposisi, musuh dan perjuangan dasar mereka pun semakin mengerucut, yakni agar pemerintahan Mesir mendatang tidak dikuasai Omar Suleiman (wakil presiden) dan Ahmed Shafiq (Perdana Menteri Mesir). Kedua orang tersebut merupakan orang dekat Mubarak. Mengerucutnya nama ElBaradei yang dikenal sebagai diplomat ulung itu menjadi figur konsensus bagi gerakan politik untuk menjadikan pemerintahan transisi.
Kubu oposisi pun sebenarnya sadar bahwa ElBaradei merupakan kandidat yang lebih diterima Barat dibandingkan di Mesir, tetapi persatuan antarkelompok menjadi hal utama. Pemegang kunci utama penunjukan ElBaradei itu terletak pada IM.“Kelompok-kelompok politik mendukung ElBaradei untuk bernegosiasi dengan rezim yang berkuasa,” ujar Essam el-Eryan, pemimpin IM.
Kemudian, kelompok oposisi Mesir, Partai Front Demokratik, meminta ElBaradei membentuk sebuah pemerintahan sementara. Menurut El-Eryan, IM sedang membentuk komite politik dengan ElBaradei untuk berunding dengan militer.“Kita sedang mendiskusikan pembentukan komite negosiasi membahas isu politik bersama ElBaradei yang merefleksikan keinginan rakyat dan akan bernegosiasi dengan militer,” ujar El-Eryan kepada Reuters.
Menurut El-Eryan, IM tidak akan membuat keputusan sendiri tanpa dukungan kekuatan nasional lain. Sayangnya, dia tidak menyebutkan detail hasil yang telah dicapai. “Kita masih mencari elemen politik lain untuk diajak urun rembuk,”imbuhnya. Setelah mendapat mandat tersebut, ElBaradei menyerukan kepada Mubarak untuk segera mengundurkan diri.“Tuntutan masyarakat sudah sangat jelas dan keras, Mubarak harus pergi hari ini,”ujar ElBaradei dalam wawancara dengan CNN,Senin (31/1).
“Dia harus pergi dari negara ini sehingga tercipta transisi damai sebelum digelar pemilihan umum.” Dalam orasinya di hadapan ribuan demonstran, ElBaradei menekankan Mubarak harus turun demi menyelamatkan Mesir dari kehancuran.“Saya menatap mata kalian, hari ini kita memperjuangkan hak kita, kebebasan kita.Apa yang telah kita mulai tidak bisa diredam lagi. Kita hanya punya satu tuntutan: berakhirnya rezim ini dan memulai fase baru,”katanya.
ElBaradei mendorong pembentukan pemerintahan transisi bersama sampai digelar pemilihan umum yang jujur dan adil. Mundurnya Mubarak,menurut mantan Direktur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) itu, akan memuluskan transisi demokrasi di Mesir. ElBaradei mengaku siap menjadi presiden atau presiden sementara menggantikan Mubarak.“ Jika masyarakat Mesir menginginkan saya melayani mereka, sebagai jembatan dari sistem otoriter ke demokrasi,saya tidak akan mengecewakan mereka,”tegasnya.
Menurut ElBaradei,Mesir harus segera berubah dari negara yang dipimpin oleh diktator menjadi negara demokrasi. “Mesir harus seperti negara lain di dunia, merdeka, demokratis, dan rakyatnya harus hidup dalam kemerdekaan serta bermartabat,”tandas pria berusia 68 tahun itu. Mengenai pengangkatan Wakil Presiden Suleiman, menurut El- Baradei, keputusan yang diambil Mubarak salah.“Ini adalah sebuah upaya putus asa untuk tetap berkuasa,” tegas ElBaradei.
ElBaradei dianggap sebagai calon pemimpin Mesir yang tepat. Namun para pendukungnya menyukai ElBaradei karena dia adalah tokoh sipil dan dianggap tidak terkait dengan korupsi di pemerintahan Mubarak. Memang, media Mesir propemerintah menggambarkannya sebagai tokoh yang tidak mengetahui realitas di Mesir dan tidak memiliki pengalaman politik.
ElBaradei mundur dari IAEA pada November 2009.Ratusan pendukungnya mengabaikan peringatan dari aparat keamanan Mesir untuk tidak menyambutnya pulang ke Mesir tiga bulan kemudian. Pada Juni lalu, ElBaradei memimpin ribuan pengunjuk rasa menuntut polisi menghentikan tindakan brutal di Iskandariyah. Dia kembali ke Mesir di tengah gelombang aksi demonstrasi baru tanggal 27 Januari lalu.
Sementara itu,setelah 30 tahun berkuasa, Mubarak pada Minggu (30/1) telah membuka pintu dialog dengan partai politik. Mubarak memerintahkan PM Ahmed Shafiq untuk menggelar dialog dengan seluruh partai politik.Menurut dia, diskusi tersebut akan mencapai proses politik. “Pemerintahan baru di bawah pemimpin Shafiq harus berjuang melawan segala bentuk korupsi dan menekankan langkah-langkah baru yang efektif dalam reformasi konstitusi, politik, dan legislatif,” ujar Mubarak seperti dikutip NileTV.
Mubarak juga menyerukan agar demonstrasi berlangsung damai.“ Seluruh rakyat dan pemuda Mesir telah turun ke jalanan dalam demonstrasi yang berlangsung damai untuk menuntut hak-hak kebebasan berbicara,” tutur Mubarak. Namun,Mubarak menuding demonstrasi tersebut telah disusupi kelompok yang mengatasnamakan agama yang mengabaikan hukum konstitusi dan nilai-nilai kemanusiaan.
Untuk memperkuat posisinya, Mubarak kemarin mengangkat Jenderal Murad Mowafi, mantan Gubernur Sinai Utara, sebagai Kepala Intelijen Mesir. Langkah itu dilakukan setelah mantan Kepala Intelijen Omar Suleiman diangkat sebagai wakil presiden pada Sabtu,sebuah posisi baru dalam 30 tahun pemerintahannya. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menyerukan agar dilakukan “transisi yang lancar”menuju demokrasi di Mesir meski diperlukan jalan panjang menuju proses ini.
“Demokrasi,hak asasi manusia, dan reformasi ekonomi merupakan kepentingan seluruh rakyat Mesir,” katanya kepada ABC News. “Setiap pemerintah yang tidak mengarah ke sana tidak akan memenuhi kepentingan rakyat,” imbuhnya. Pernyataan Hillary tersebut menjadi sinyal jelas bahwa Washington menyetujui, meski tidak secara terbuka memberikan dukungan, agar kekuasaan Mubarak diakhiri.
Ketika ditanya apakah Mubarak telah mengambil langkah untuk mempertahankan kekuasaan sejauh ini? “Bukan masalah siapa yang berkuasa. Masalahnya adalah bagaimana menanggapi kebutuhan sebenarnya dan keprihatinan yang disampaikan rakyat Mesir,”jawabnya. (NYT/BBC/Rtr/AFP/ andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/379292/
Komentar