Bumi Bakal Miliki Matahari Kedua

LONDON (SINDO) – Fenomena alam semesta akan terjadi ketika sebuah bintang yang paling terang, Betelgeuse, meledak dan menjadi supernova.


Ledakan itu akan menyebabkan bumi memiliki dua matahari. Usia Betelgeuse, yang merupakan bagian dari konstelasi Orion dengan jarak 640 tahun dari bumi akan segera berakhir. Bintang raksasa merah itu diperkirakan bakal meledak pada tahun ini. Ketika itu ledakan tersebut terjadi,peristiwa itu disebut-sebut akan menjadi “pertunjukan cahaya” paling spektakuler bumi terbentuk. Begitu terangnya cahayanya, bumi seolah-olah memiliki dua matahari. Artinya, langit malam juga akan terang seperti siang hari. Pengajar fisika senior di Universitas Southern Queensland Australia Brad Carter mengklaim, ledakan itu bisa saja terjadi sebelum 2011 berakhir. Namun, mungkin saja Betelgeuse baru akan meledak pada tahun-tahun mendatang.

“Bintang tua ini sudah kehilangan amunisi yang memungkinkannya tetap bersinar.Ketika bahan bakar ini habis, bintang akan mati dengan sendirinya dan itu akan terjadi sangat cepat. Ini adalah peristiwa terakhir yang akan dialami bintang.Ketika bintang meledak,kita akan melihat cahaya yang sangat terang untuk beberapa pekan.Kemudian,dalam kurun beberapa bulan ke depan, cahaya itu mulai memudar dan akhirnya akan sulit dilihat,” papar Carter. Menurut Carter,ledakan Betelgeuse bisa membuat bumi selalu dalam kondisi siang hari. Itu bakal terjadi selama beberapa pekan. “Kita akan memiliki matahari kedua,” ujarnya. Namun, masih dalam perdebatan dua matahari yang menyinari bumi itu bakal terjadi.

Mulai saat ini, sebagai persiapan, kalau Anda ingin melihat peristiwa alam yang sangat menakjubkan itu, belilah sepasang kacamata. Carter juga memberikan perkiraan waktu peristiwa itu akan terjadi. “Antara sebelum 2012 sampai jutaan tahun mendatang,” ujar Carter. Betelgeuse diambil dari Bahasa Arab YadAl Jauza,tanganAl-Jauza, yang menggambarkan sosok perempuan yang mengatur alam.Kematian Betelgeuse menimbulkan kekhawatiran. Pasalnya, ini bersamaan dengan ramalan Suku Maya menyatakan kiamat datang 2012.Namun, Carter membantahnya.“ Tidak akan membahayakan bumi sedikit pun,”tuturnya.

Meski sepakat dengan penelitian Carter,pakar astronomi Amerika Serikat Phil Plait menyangsikan munculnya “matahari kedua”. Sebab, Betelgeuse terbentang di jarak 625 tahun cahaya dari bumi. Jauh di luar jarak “ideal” untuk menikmati siraman cahaya supernova, 25 tahun cahaya. Hal senada juga diungkapkan astronom Universitas Illionois Jim Kaler, Betelgeuse kehilangan massa dan segera menjadi supernova.“ Namun,‘segera’ dalam skala waktu astronomi artinya satu juta tahun dari sekarang,”tutur Kaler. Menurut Kaler, bintang tersebut memiliki ukuran 10–20 kali lebih besar dari matahari dan akan meledak. Jika tidak meledak, bintang ini akan membentuk bahu kanan rasi Orion dan takkan menjadi matahari kedua di langit bumi.

“Supernova akan seperti bulan sabit cerah dan terlihat jelas pada siang hari dan akan muncul bayang-bayang. Mungkin ini membuat orang-orang takut, tapi takkan seterang matahari,”papar Kaler yang fokus pada studi bintang mati sejak 1950-an itu. Dia merasa tak ada alasan untuk takut pada ledakan bintang. Ketika bintang menjadi supernova, ledakan sejumlah besar materi serta radiasinya menyebar di luar angkasa.

Jika peristiwa semacam ini terjadi dalam 30 tahun cahaya dari bumi,secara signifikan ledakan ini akan merusak lapisan ozon bumi dan menyebabkan kepunahan massal. (Daily Mail/Telegraph/ andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/377635/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford