Tymoshenko Dituduh Selewengkan Kekuasaan
KIEV (SINDO) – Mantan Perdana Menteri (PM) Ukraina Yulia Tymoshenko, kemarin, dinyatakan sebagai tersangka atas kejahatan penyalahgunaan kekuasaan.
Akibat tuduhan itu, pemimpin kharismatik Revolusi Oranye itu bakal dijauhkan dari aktivitas politik. Tymoshenko mengatakan bahwa dia diperintahkan untuk tetap tinggal di Kiev selama proses penyidikan. Penyidikan itu terkait penyalahgunaan uang negara. Mantan sekutu mantan Presiden Viktor Yushchenko mengatakan, dirinya menggunakan uang yang sebenarnya diperuntukkan dalam belanja lingkungan,tetapi digunakan untuk membayar pensiun selama krisis ekonomi.
”Uang yang dialokasikan untuk pelaksanaan Protokol Kyoto tidak digunakan.Kami menggunakan uang dari jalur satu demi satu dari anggaran.Jalur tersebut tidak digunakan atau dialokasikan,” Papar Tymoshenko. Tymoshenko mengatakan kepada para penyidik bahwa uang yang dipertanyakan senilai 320 juta euro (Rp3,8 triliun) juta tidak salah aturan. Dia menyebutkan, uang tersebut tetap utuh.
”Penyelidikan kasus ini benar-benar tak masuk akal. Ini adalah bagaimana mungkin seorang presiden harus menghadapi para musuh terbesar politiknya,”tuturnya. Penyidikan ini merupakan permasalahan hukum serius bagi Tymoshenko sejak dia dikalahkan Viktor Yanukovych dalam pemilu tahun ini.Yanukovych dikenal dekat dengan Kremlin. Sementara Tymoshenko disebut-sebut dekat dengan Eropa dan Amerika. Setelah kekalahan itu, Tymoshenko berjanji memimpin gerakan oposisi.
Dia juga mengungkapkan bahwa dirinya adalah target politik dari pemerintah berkuasa. Dia berulang kali mengungkapkan penyidikan tersebut didalangi presiden berkuasaan saat ini. Jika Tymoshenko dinyatakan bersalah, dia bakal mendekam di penjara antara 7–10 tahun.Vonis itu masih akan ditambah dengan hukuman absen dari aktivitas politik selama tiga tahun.Tymoshenko kehilangan kekuasaannya pada Maret lalu dengan angka yang tidak meyakinkan dalam pemilihan umum silam.
Sebelumnya,pada anggota parlemen Ukraina terlibat baku hantam pada Kamis (16/12). Enam orang terluka akibat perkelahian pro pemerintah dengan oposisi, terkait tuduhan kriminal Tymoshenko. Keributan ini terjadi setelah anggota partai yang berkuasa menyerbu podium majelis yang diblokade para pendukung pemimpin oposisi dan mantan Presiden Yulia Tymoshenko. Tymoshenko maupun Presiden Ukraina saat ini Yanukovich merupakan musuh bebuyutan.Yanukovich pernah dinyatakan sebagai pemenang pemilu pada 2004. Namun, dia harus menyerahkan kemenangannya karena adanya tuduhan penggelembungan suara.
Melalui demonstrasi massal yang dikenal dengan bernama Revolusi Oranye, kemenangan Yanukovich saat itu dianulir.Ketika itu,Revolusi Oranye menjadi harapan bagi rakyat Ukraina dari kekuasaan lama dan memulai kehidupan baru bagi 46 juta warganya. Ukraina merupakan wilayah yang menjadi ladang perebutan pengaruh antara Rusia dan Uni Eropa. Namun, mimpi itu ternyata tak terealisasi karena krisis politik dan krisis politik yang makin parah.
Kemenangan Yanukovich tampaknya menjadi bukti bahwa para pemimpin Revolusi Oranye gagal menjalankan janji-janji manisnya. Tudingan korupsi memang kerap diarahkan kepada Tymoshenko. Pada 2001,Tymoshenko dipecat Presiden Leonid Kuchma atas tuduhan pemalsuan dokumen bea cukai dan menyelundupkan gas alam Rusia saat masih menjabat sebagai Presiden United Energy System Ukraina.
Dia ditangkap pada Februari 2001, tetapi kemudian dibebaskan dan dibebaskan dari segala tuduhan beberapa pekan kemudian. Pada September 2005, ketika Ukraina masih di bawah kekuasaan Presiden Viktor Yushchenko, yang merupakan mitra Tymoshenko dalam Revolusi Oranye,dia juga dipecat sebagai perdana menteri karena dinilai gagal menyelesaikan masalah korupsi yang merajalela di negara itu. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/371178/
Akibat tuduhan itu, pemimpin kharismatik Revolusi Oranye itu bakal dijauhkan dari aktivitas politik. Tymoshenko mengatakan bahwa dia diperintahkan untuk tetap tinggal di Kiev selama proses penyidikan. Penyidikan itu terkait penyalahgunaan uang negara. Mantan sekutu mantan Presiden Viktor Yushchenko mengatakan, dirinya menggunakan uang yang sebenarnya diperuntukkan dalam belanja lingkungan,tetapi digunakan untuk membayar pensiun selama krisis ekonomi.
”Uang yang dialokasikan untuk pelaksanaan Protokol Kyoto tidak digunakan.Kami menggunakan uang dari jalur satu demi satu dari anggaran.Jalur tersebut tidak digunakan atau dialokasikan,” Papar Tymoshenko. Tymoshenko mengatakan kepada para penyidik bahwa uang yang dipertanyakan senilai 320 juta euro (Rp3,8 triliun) juta tidak salah aturan. Dia menyebutkan, uang tersebut tetap utuh.
”Penyelidikan kasus ini benar-benar tak masuk akal. Ini adalah bagaimana mungkin seorang presiden harus menghadapi para musuh terbesar politiknya,”tuturnya. Penyidikan ini merupakan permasalahan hukum serius bagi Tymoshenko sejak dia dikalahkan Viktor Yanukovych dalam pemilu tahun ini.Yanukovych dikenal dekat dengan Kremlin. Sementara Tymoshenko disebut-sebut dekat dengan Eropa dan Amerika. Setelah kekalahan itu, Tymoshenko berjanji memimpin gerakan oposisi.
Dia juga mengungkapkan bahwa dirinya adalah target politik dari pemerintah berkuasa. Dia berulang kali mengungkapkan penyidikan tersebut didalangi presiden berkuasaan saat ini. Jika Tymoshenko dinyatakan bersalah, dia bakal mendekam di penjara antara 7–10 tahun.Vonis itu masih akan ditambah dengan hukuman absen dari aktivitas politik selama tiga tahun.Tymoshenko kehilangan kekuasaannya pada Maret lalu dengan angka yang tidak meyakinkan dalam pemilihan umum silam.
Sebelumnya,pada anggota parlemen Ukraina terlibat baku hantam pada Kamis (16/12). Enam orang terluka akibat perkelahian pro pemerintah dengan oposisi, terkait tuduhan kriminal Tymoshenko. Keributan ini terjadi setelah anggota partai yang berkuasa menyerbu podium majelis yang diblokade para pendukung pemimpin oposisi dan mantan Presiden Yulia Tymoshenko. Tymoshenko maupun Presiden Ukraina saat ini Yanukovich merupakan musuh bebuyutan.Yanukovich pernah dinyatakan sebagai pemenang pemilu pada 2004. Namun, dia harus menyerahkan kemenangannya karena adanya tuduhan penggelembungan suara.
Melalui demonstrasi massal yang dikenal dengan bernama Revolusi Oranye, kemenangan Yanukovich saat itu dianulir.Ketika itu,Revolusi Oranye menjadi harapan bagi rakyat Ukraina dari kekuasaan lama dan memulai kehidupan baru bagi 46 juta warganya. Ukraina merupakan wilayah yang menjadi ladang perebutan pengaruh antara Rusia dan Uni Eropa. Namun, mimpi itu ternyata tak terealisasi karena krisis politik dan krisis politik yang makin parah.
Kemenangan Yanukovich tampaknya menjadi bukti bahwa para pemimpin Revolusi Oranye gagal menjalankan janji-janji manisnya. Tudingan korupsi memang kerap diarahkan kepada Tymoshenko. Pada 2001,Tymoshenko dipecat Presiden Leonid Kuchma atas tuduhan pemalsuan dokumen bea cukai dan menyelundupkan gas alam Rusia saat masih menjabat sebagai Presiden United Energy System Ukraina.
Dia ditangkap pada Februari 2001, tetapi kemudian dibebaskan dan dibebaskan dari segala tuduhan beberapa pekan kemudian. Pada September 2005, ketika Ukraina masih di bawah kekuasaan Presiden Viktor Yushchenko, yang merupakan mitra Tymoshenko dalam Revolusi Oranye,dia juga dipecat sebagai perdana menteri karena dinilai gagal menyelesaikan masalah korupsi yang merajalela di negara itu. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/371178/
Komentar