Oposisi Ditahan,Belarusia Rusuh
MINSK (SINDO) – Belarusia kemarin menangkah 7 dari 9 kandidat oposisi yang bertanding melawan presiden berkuasa Alexander Lukashenko dalam pemilu.Ketujuh kandidat presiden yang kalah itu adalah Andrei Sannikov, Nikolai Statkevich, Rygor Katusev,Vitaly Rymanshevsky, Ales Mikhalevich,Vladimir Neklyayev,dan Dmitry Uss.
Anehnya,meski Vladimir Neklyayev, 64,dirawat dokter di sebuah rumah sakit, dia tetap ditangkap polisi. Dia terluka dan dirawat di rumah sakit dalam aksi protes. ”Orang berpakaian preman masuk ke bangsal.Mereka mengaku sebagai aparat penegak hukum.Mereka mengambil suami saya dari tempat tidur rumah sakit ke mobil mereka,” ungkap Olga,istri Neklyayev. Kantor Jaksa Penuntut Pavel Rodionov menyatakan bahwa beberapa kandidat presiden itu akan dikenai pasal mengenai kerusuhan massal dan menghadap ancaman penjara 15 tahun.Sementara juru bicara kepolisian Konstantin Shalkevich mengatakan kepada Reuters bahwa ratusan orang telah ditangkap pada Minggu malam waktu setempat.
Penangkapan terpaksa dilakukan menyusul kerusuhan yang terjadi di Taman Kemerdekaan Minsk. Aksi demonstrasi itu digelar ribuan pendukung anti-Lukashenko. Kubu oposisi menyatakan, pendukung Lukashenko telah menggelembungkan suara dan melakukan kecurangan pada pemilu. Ribuan pengunjuk rasa dari kalangan oposisi di Belarus mencoba menyerbu kantor-kantor pemerintah di Minsk.Tindakan ini menyusul pemilihan presiden di negara tersebut pada hari Minggu (19/12). Aksi tersebut dianggap sebagai unjuk rasa oposisi yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Lebih dari 10.000 orang berkumpul di Ibu Kota Minsk.Mereka memprotes hasil pilpres yang menurut mereka menguntungkan Presiden Lukashenko. Para pemrotes memecahkan kaca-kaca jendela dan pintu, tapi bisa dihalau polisi antihuru-hara. Lukashenko dinyatakan sebagai pemenang. Namun, oposisi mengklaim terjadi kecurangan di pilpres ini. Hasil resmi pada Senin (20/12) pagi waktu setempat menunjukkan Lukashenko meraih 79,7% suara.Bila hasil ini dikukuhkan, Lukashenko akan kembali memimpin Belarusia untuk masa jabatan keempat.
Hal ini disampaikan Komisi Pemilihan Pusat (CEC). Menurut Kepala CEC Lidiya Yermoshina, kehadiran pemilih mencapai 90,66%. Selama Lukashenko menjabat presiden, para pemantau internasional mengatakan, belum pernah diselenggarakan pemilu yang jujur dan adil di bekas republik Soviet tersebut. Meski demikian, para jurnalis mengatakan kampanye pemilu kali ini jauh lebih baik dibandingkan kampanye pemilu di masa lalu. Lukashenko yang dijuluki Amerika Serikat sebagai ”diktator Eropa yang terakhir” karena pelarangan oposisi dan perbedaan pendapat.
Dia telah memerintah negara itu sejak 1994. Pada pemilu sebelumnya, pada 2006,dia memenangkan pemilihan dengan perolehan 83% suara. Baik kubu oposisi dan polisi saling tuduh terkait penyebab dimulainya bentrokan. Saat itu, ribuan pemrotes mencoba menyerbu gedung pemerintah, memecahkan jendela, dan merampas tongkat dari polisi. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/371087/
Anehnya,meski Vladimir Neklyayev, 64,dirawat dokter di sebuah rumah sakit, dia tetap ditangkap polisi. Dia terluka dan dirawat di rumah sakit dalam aksi protes. ”Orang berpakaian preman masuk ke bangsal.Mereka mengaku sebagai aparat penegak hukum.Mereka mengambil suami saya dari tempat tidur rumah sakit ke mobil mereka,” ungkap Olga,istri Neklyayev. Kantor Jaksa Penuntut Pavel Rodionov menyatakan bahwa beberapa kandidat presiden itu akan dikenai pasal mengenai kerusuhan massal dan menghadap ancaman penjara 15 tahun.Sementara juru bicara kepolisian Konstantin Shalkevich mengatakan kepada Reuters bahwa ratusan orang telah ditangkap pada Minggu malam waktu setempat.
Penangkapan terpaksa dilakukan menyusul kerusuhan yang terjadi di Taman Kemerdekaan Minsk. Aksi demonstrasi itu digelar ribuan pendukung anti-Lukashenko. Kubu oposisi menyatakan, pendukung Lukashenko telah menggelembungkan suara dan melakukan kecurangan pada pemilu. Ribuan pengunjuk rasa dari kalangan oposisi di Belarus mencoba menyerbu kantor-kantor pemerintah di Minsk.Tindakan ini menyusul pemilihan presiden di negara tersebut pada hari Minggu (19/12). Aksi tersebut dianggap sebagai unjuk rasa oposisi yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Lebih dari 10.000 orang berkumpul di Ibu Kota Minsk.Mereka memprotes hasil pilpres yang menurut mereka menguntungkan Presiden Lukashenko. Para pemrotes memecahkan kaca-kaca jendela dan pintu, tapi bisa dihalau polisi antihuru-hara. Lukashenko dinyatakan sebagai pemenang. Namun, oposisi mengklaim terjadi kecurangan di pilpres ini. Hasil resmi pada Senin (20/12) pagi waktu setempat menunjukkan Lukashenko meraih 79,7% suara.Bila hasil ini dikukuhkan, Lukashenko akan kembali memimpin Belarusia untuk masa jabatan keempat.
Hal ini disampaikan Komisi Pemilihan Pusat (CEC). Menurut Kepala CEC Lidiya Yermoshina, kehadiran pemilih mencapai 90,66%. Selama Lukashenko menjabat presiden, para pemantau internasional mengatakan, belum pernah diselenggarakan pemilu yang jujur dan adil di bekas republik Soviet tersebut. Meski demikian, para jurnalis mengatakan kampanye pemilu kali ini jauh lebih baik dibandingkan kampanye pemilu di masa lalu. Lukashenko yang dijuluki Amerika Serikat sebagai ”diktator Eropa yang terakhir” karena pelarangan oposisi dan perbedaan pendapat.
Dia telah memerintah negara itu sejak 1994. Pada pemilu sebelumnya, pada 2006,dia memenangkan pemilihan dengan perolehan 83% suara. Baik kubu oposisi dan polisi saling tuduh terkait penyebab dimulainya bentrokan. Saat itu, ribuan pemrotes mencoba menyerbu gedung pemerintah, memecahkan jendela, dan merampas tongkat dari polisi. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/371087/
Komentar