Korut Bisa Buat Satu Bom Nuklir

TOKYO(SINDO) – Mantan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) William Perry kemarin menyatakan bahwa Korea Utara (Korut) mampu memproduksi satu bom nuklir dalam satu tahun.

”Jika Korut menggunakan seluruh fasilitas pengayaan uranium, itu bisa untuk membuat satu bom nuklir dalam setahun,”tegas Perry. Perry meminta Washington untuk menggelar perundingan tingkat tinggi untuk memecah ketegangan. Menteri Pertahanan pada masa Presiden Bill Clinton itu mengatakan kepada harian Nikkei bahwa pemerintah Amerika Serikat harus meninjau kebijakankebijakan ke depan terhadap Korut.

Dia juga menyatakan,AS tetap akan menjatuhkan sanksi-sanksi ekonomi sebagai balasan atas program nuklir Pyongyang. ”Washington seharusnya mengoordinasikan kebijakan-kebijakannya dengan Seoul dan Tokyo sebelum mengirim sebuah utusan khusus untuk pembicaraan langsung dengan Pyongyang,” kata Perry.Dia juga menganjurkan mantan Menteri Luar Negeri Madeleine Albright dan mantan Senator Sam Nunn,seorang pakar pengurangan senjatanuklir,sebagaikandidatkuat untuk perundingan semacam itu.

Perry telah mendapatkan penjelasan langsung dari ilmuwan Amerika, Siegfried Hecker, yang telah mengunjungi reaktor pengayaan uranium baru milik Korut. Reaktor itu memiliki 2.000 sentrifugal yang dipasang di kompleks fasilitas nuklir Yongbyong. ”Fasilitas tersebut didesain untuk reaktor kepentingan sipil, bukan untuk membuat bom.Tetapi, tidak ada pernyataan resmi apakah Korut juga memiliki fasilitas lain untuk membuat senjata nuklir,” ujar Perry.

Militer bukan solusi bagi penyelesaian konflik Korut. Dia menegaskan,solusi diplomatik menjadi strategi yang paling tepat untuk meredam krisis Korut. Sementara itu,Presiden Korsel Lee Myung-bak mengatakan, krisis nuklir yang tengah terjadi di Semenanjung Korea saat ini harus diselesaikan dengan negosiasi. Lee menuturkan, Korut harus merundingkan program nuklirnya bersama dengan lima negara lainnya, dalam perundingan enam pihak yang terhenti sejak 2008.

Menurutnya, perundingan tersebut harus diaktifkan kembali. Hanya,AS dan Korsel menunjukkan keengganan mereka memulai lagi proses diplomasi yang juga melibatkan China, Jepang, dan Rusia ini. Mereka baru bersedia melanjutkan jika Pyongyang menunjukkan langkah-langkah nyata menghentikan program nuklir mereka. ”Kita hanya bisa mengatasi isu nuklir Korut ini melalui kerangka diplomasi perundingan enam negara.

Saya rasa proses penghentian program nuklir Korut harus dicapai melalui perundingan enam negara tahun depan mengingat Pyongyang telah menyatakan targetnya untuk menjadi negara kuat pada 2012,”ujar Lee. Namun, juru bicara kepresidenan Korsel Kim Hee-jung mengatakan, komentar Lee tidak merefleksikan fleksibilitas baru mengenai rencana perundingan nuklir dengan dua Korea,AS, China, Rusia, dan Jepang. ”Lee berulang kali mengatakan,Korut harus menunjukkan perubahan substansial dengan menghancurkan program nuklirnya.

Berdasarkan hal itu, posisi kita tidak akan merubah segalanya,”papar Kim. Sebelumnya Lee sempat mengancam melakukan serangan balik jika Korut melakukan tindak provokasi lebih jauh. Korut melakukan serangan ke Pulau Yeonpyeong milik Korsel pada 23 November lalu. Serangan tersebut menewaskan dua marinir dan dua warga sipil dari pihak Korsel. Negara ini juga dituduh telah menembak kapal milik Korsel hingga tenggelam pada Maret lalu,dan menewaskan 46 orang awak kapal.

Kemarin Lee juga menyerukan dialog lintas batas dengan tetangganya itu. ”Kita harus berusaha mewujudkan perdamaian melalui dialog antar-Korea, sementara memperkuat pertahanan,” ujarnya. Dia menambahkan, reunifikasi dua Korea tidak jauh. Menteri Pertahanan Korsel Kim Sung-hwan juga menegaskan, Seoul terbuka untuk dialog jika Pyongyang bersedia membahas program nuklirnya dalam perundingan bilateral.

Di tempat terpisah,Korut mengklaim bahwa pengayaan nuklir yang dikembangkan mereka bertujuan untuk memproduksi energi. Pernyataan tegas itu diungkapkan pada harian partai komunis, Rodong Sinmun, yang menyebutkan bahwa Korut juga sedang membangunreaktor air ringan.

”Untuk menjamin pasokan energi ke reaktor,sebuah fasilitas pengayaan nuklir yang modern diperlukan,” demikian pernyataan media tersebut. ”Pengembangan nuklir untuk tujuan damai merupakan hak setiap negara berkembang. Hak tersebut seharusnya diberikan secara adil, tidak hanya kepada negara-negara tertentu saja,”imbuh media itu. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/372529/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford