Korsel Kembali Gelar Latihan Tempur

SEOUL (SINDO) – Korea Selatan (Korsel) tampaknya masih “haus”pamer kekuatan militer ke tetangganya. Kemarin Seoul mengumumkan bakal kembali menggelar latihan tempur hari ini .

Latihan perang ini akan melibatkan artileri,pesawat tempur,dan tentara dalamjumlahbesar.“Kitapastiakan membalas serangan jika Korea Utara (Korut) berusaha untuk mengulangi situasi yang sama ketika menembakkan artileri ke Pulau Yeonpyeong,”ujar Brigadir Jenderal Ju Eun-shik,kepala pasukan bersenjata pertama Korsel. Latihan tempur Korsel digelar sekitar 20 km selatan perbatasan yang dipermasalahkan. “Lokasi yang kami pilih untuk latihan adalah Pancheon,” kata juru bicara angkatan bersenjata Korsel.

Menurut juru bicara itu,Korsel telah beberapa kali melakukan latihan di Pancheon,tapi kali ini adalah yang terbesar. “Akan ada pesawat tempur F-15, helikopter,dan peralatan mekanik lain.Semuanya akan dipakai untuk menembak dengan peluru tajam,”tegasnya. Sedangkan Choo Eun-sik, seorang komandan batalion memaparkan, militer Korsel akan melakukan balasan bila Korut kembali menyerang wilayah Korsel. “Melalui latihan ini, kami ingin menunjukkan kesiapan kami,”kata Choo kepada kantor berita Yonhap. Latihan terbesar di musim dingin ini digelar ketika Semenanjung Korea tengah tegang menyusul serangan Korut terhadap pulau milik Korsel,Yeonpyeong,bulan lalu yang menewaskan empat orang. Korsel kemudian menggelar latihan perang di dekat Yeonpyeong, yang diprotes Korut.

Angkatan Laut Korsel sementara itu telah memulai latihan perang terpisah di pantai timur Semenanjung Korea. Militer Korsel mengatakan bahwa latihan ini telah direncanakan sejak lama, bahkan sebelum serangan Korut ke Yeonpyeong, 23 November lalu. Namun, seorang perwira yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan sebaliknya.“ Ya tentu saja,latihan ini untuk unjuk kekuatan menyusul peristiwa itu,” ujar perwira militer Korsel itu.

Dia mengatakan bahwa latihan serupa juga pernah dilakukan selama lebih dari 50 kali, tapi skala latihan kali ini sangat besar dan tidak diduga sebelumnya. Para analis menyatakan,latihan perang yang digelar Korsel hari ini sangatlah penting.“Jika Anda tetap relaks dan tidak bersiap-siap dan Anda mencoba tetap ramah kepada Korut, mereka tidak akan pernah berhenti,” kata Deputi Direktur Proyek Asia Timur Laut International Crisis Group,Daniel Pinkston. “Itu seperti sebuah seorang penggertak di halaman sekolah: jika Andatidakmelakukanapapun, mereka tidak akan berhenti.Tidak melakukan latihan militer akan dianggap tidak bertanggung jawab dan tidak produktif,”kata Pinkston. Lebihdari80% wargaKorselpercaya bahwa militer harus membalas serangan lebih keras setelah penyerangan Yeonpyeong. Itu terungkap dalam jajak pendapat mingguan.

Sementara itu, Rusia memuji Korut karena dianggap mampu menahan diri untuk tidak melakukan aksi apa pun atas latihan militer Korsel.Pujian itu dilontarkan Duta Besar Rusia untuk China, Sergei Razov, ketika mengetahui Korut tidak melakukan tindakan apa pun atas latihan militer Korsel.Dia mengatakan, situasi di Semenanjung Korea telah melewati masa kritis. Razov mengatakan, Kementerian Luar Negeri Rusia akan terus bekerja sama dengan China, dan negara-negara lainnya meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.Razov tetap menekankan pentingnya penyelesaian masalah melalui jalur diplomatis yang damai. Dia juga mendukung diadakannya kembali perundingan enam pihak, yaitu perundingan melibatkan Korsel,Korut, China, Rusia,AS,dan Jepang.

“Rusia menyerukan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengirimkan delegasinya membantu menyelesaikan konflik Korea. Misi utusan ini bertujuan memastikan normalisasi situasi di Semenanjung Korea,”ujar Razov. China masih mengkhawatirkan eskalasi ketegangan di Semenanjung Korea itu.Duta Besar China untuk PBB Wang Min menuturkan,permusuhan kedua Korea itu hampir mendekati level pertarungan sebuah perang.

“Ketegangan antara Korsel dan Korut sangatlah tinggi, terutama dalam waktu dua hari terakhir.Permusuhan itu hampir mencapai pertempuran perang,”papar Wang. Menurut Wang, China dan semua anggota Dewan Keamanan (DK) PBB menginginkan akhir yang damai terhadap ketegangan itu.“Perselisihan mereka telah berlangsung selama puluhan tahun, bukan dimulai kemarin,”ujarnya. Sementara itu,Korut tetap meningkatkan kampanye propaganda yang ditujukan terhadap kelompok sipil dan perusahaan Korsel untuk membela penembakannya terhadap satu pulau perbatasan bulan lalu.

“Korut pada bulan ini banyak mengirim pesan faksimile ke kelompok-kelompok agama dan sipil serta perusahaan-perusahaan yang berbisnis di Korut,”kata Juru Bicara Kementerian Unifikasi Seoul,Lee Jong-joo.Menurut dia,pesan tersebut menyalahkan Korsel karena memprovokasi penembakan terhadap Pulau Yeonpyeong,23 November. Hingga saat ini,belum ada reaksi dari Korut terkait rencana latihan tempur Korsel itu.Kantor berita resmi KCNAjuga tidak menyinggung- nyinggung soal rencana Seoul tersebut.

Melunaknya sikap Korut yang tidak mereaksi provokasi tetangganya itu ternyata tetap dipandang skeptis oleh Korsel dan juga Amerika Serikat (AS).Washington memandang Pyongyang tidak siap untuk kembali ke perundingan perluncutan nuklir enam negara,meskipun ada konsesi yang ditawarkan kepada Gubernur New Mexico Bill Richardson yang baru-baru ini melakukan perjalanan pribadi ke negara komunis itu. (AFP/Rtr/CNN/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/371318/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford