Pemimpin NATO Sepakat Akhiri Perang Afghan
Para pemimpin Barat yang tergabung dalam NATO (Pakta Pertahanan Atlatik Utara) sepakat untuk mengakhiri perang Afghanistan dalam kurun waktu empat tahun. Mereka sepakat untuk menekan Kabul untuk mengatasi sendiri masalah keamanan pada 2014.
Namun demikian, beberapa pemimpin tersebut memiliki pandangan sendiri-sendiri mengenai jadwal penarikan pasukan dari medan tempur tersebut. Bagi Amerika Serikat (AS), Presiden Barack Obama yang pertama kali menyebut bahwa pasukannya akan berhenti bertempur pada 2014. “Tujuan saya adalah untuk menyakinkan pada 2014, kita telah melakukan transisi dan kita tidak lagi terlibat dalam operasi pertempuran,” ujar Obama.
Sedangkan Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan bahwa pasukan Inggris telah ckup dan akan kembali ke rumah pada 2015. “Itu jadwal pasti yang kita tentukan,” ujarnya.
Cameron menyebutkan pihaknya telah menjalin hubungan baik dengan Afghanistan. Inggris, kata dia, telah membelanjakan anggaran pembangunan di Afghanistan. “Pasukan kita melatih militer Afghanistan,” paparnya. “Dari 2015 nantinya, pasukan Inggris bukan lagi pasukan tempur,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan Taliban tidak akan dibiarkan hanya menunggu sampai pasukan asing meninggalkan negara itu. Meskipun sepakat pada pengalihan kekuasaan militer kepada Afghanistan tahun 2014, Rasmussen mengatakan hal ini bukan berarti pertanda Taliban bisa mengaku menang.
“Satu hal harus sangat jelas - NATO akan lama terlibat dalam hal ini,” kata Rasmussen. “Kami tidak akan melakukan peralihan sampai rekan kami dari Afghanistan siap. Kami akan tetap berada di sana setelah peralihan dengan peran pembantu. Jika musuh-musuh Afghanistan punya gagasan akan menunggu sampai kami pergi, mereka salah. Kami akan tinggal selama diperlukan untuk menyelesaikan tugas,” imbuhnya.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengatakan keputusan untuk menyerahkan kekuasaan militer akan memberi setiap penduduk Afghanistan saham dalam masa depan negara mereka.Dia berharap di masa datang, Afghanistan akan menjadi negara yang menyumbang pada keamanan dan ekonomi dunia dan bukannya sebagai beban. Karzai berterimakasih kepada NATO atas pengorbanan para tentaranya.
“Saya juga memberi tahu mereka mengenai kekhawatiran warga Afghanistan sehubungan dengan korban sipil, sehubungan dengan penahanan dan kadang-kadang mengenai sosok NATO,” kata Karzai. Pasukan Bantuan Keamanan Internasional NATO (ISAF) mempunyai 130.000 tentara yang ditempatkan di Afghanistan, sebagian besar dari Amerika Serikat.
NATO juga menyepakati pengembangan tameng pertahanan peluru kendali bersama bagi seluruh negara anggota. NATO juga menyetujui rencana baru perannya di dunia dalam 10 tahun. “Konsep strategis” tersebut memastikan NATO akan melindungi semua negara anggota, mengatasi ancaman baru dan berusaha menciptakan dunia bebas nuklir.
Sementara itu, Fogh Rasmussen menyatakan Rusia telah sepakat untuk bekerjasama dengan program NATO untuk pertahanan dari serangan rudal balistik. Rasmussen mengatakan dalam KTT NATO di Lisabon bahwa kedua pihak telah secara tertulis sepakat bahwa mereka tidak lagi menjadi ancaman satu sama lain.
“Untuk pertama kalinya kedua pihak akan bekerjasama untuk mempertahankan diri,” kata Rasmussen. KTT Lisabon merumuskan lagi fokus NATO untuk menghadapi tantangan-tantangan baru. Ini pertama kalinya Rusia hadir dalam KTT NATO sejak perang Rusia - Georgia dua tahun lalu. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
Namun demikian, beberapa pemimpin tersebut memiliki pandangan sendiri-sendiri mengenai jadwal penarikan pasukan dari medan tempur tersebut. Bagi Amerika Serikat (AS), Presiden Barack Obama yang pertama kali menyebut bahwa pasukannya akan berhenti bertempur pada 2014. “Tujuan saya adalah untuk menyakinkan pada 2014, kita telah melakukan transisi dan kita tidak lagi terlibat dalam operasi pertempuran,” ujar Obama.
Sedangkan Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan bahwa pasukan Inggris telah ckup dan akan kembali ke rumah pada 2015. “Itu jadwal pasti yang kita tentukan,” ujarnya.
Cameron menyebutkan pihaknya telah menjalin hubungan baik dengan Afghanistan. Inggris, kata dia, telah membelanjakan anggaran pembangunan di Afghanistan. “Pasukan kita melatih militer Afghanistan,” paparnya. “Dari 2015 nantinya, pasukan Inggris bukan lagi pasukan tempur,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan Taliban tidak akan dibiarkan hanya menunggu sampai pasukan asing meninggalkan negara itu. Meskipun sepakat pada pengalihan kekuasaan militer kepada Afghanistan tahun 2014, Rasmussen mengatakan hal ini bukan berarti pertanda Taliban bisa mengaku menang.
“Satu hal harus sangat jelas - NATO akan lama terlibat dalam hal ini,” kata Rasmussen. “Kami tidak akan melakukan peralihan sampai rekan kami dari Afghanistan siap. Kami akan tetap berada di sana setelah peralihan dengan peran pembantu. Jika musuh-musuh Afghanistan punya gagasan akan menunggu sampai kami pergi, mereka salah. Kami akan tinggal selama diperlukan untuk menyelesaikan tugas,” imbuhnya.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengatakan keputusan untuk menyerahkan kekuasaan militer akan memberi setiap penduduk Afghanistan saham dalam masa depan negara mereka.Dia berharap di masa datang, Afghanistan akan menjadi negara yang menyumbang pada keamanan dan ekonomi dunia dan bukannya sebagai beban. Karzai berterimakasih kepada NATO atas pengorbanan para tentaranya.
“Saya juga memberi tahu mereka mengenai kekhawatiran warga Afghanistan sehubungan dengan korban sipil, sehubungan dengan penahanan dan kadang-kadang mengenai sosok NATO,” kata Karzai. Pasukan Bantuan Keamanan Internasional NATO (ISAF) mempunyai 130.000 tentara yang ditempatkan di Afghanistan, sebagian besar dari Amerika Serikat.
NATO juga menyepakati pengembangan tameng pertahanan peluru kendali bersama bagi seluruh negara anggota. NATO juga menyetujui rencana baru perannya di dunia dalam 10 tahun. “Konsep strategis” tersebut memastikan NATO akan melindungi semua negara anggota, mengatasi ancaman baru dan berusaha menciptakan dunia bebas nuklir.
Sementara itu, Fogh Rasmussen menyatakan Rusia telah sepakat untuk bekerjasama dengan program NATO untuk pertahanan dari serangan rudal balistik. Rasmussen mengatakan dalam KTT NATO di Lisabon bahwa kedua pihak telah secara tertulis sepakat bahwa mereka tidak lagi menjadi ancaman satu sama lain.
“Untuk pertama kalinya kedua pihak akan bekerjasama untuk mempertahankan diri,” kata Rasmussen. KTT Lisabon merumuskan lagi fokus NATO untuk menghadapi tantangan-tantangan baru. Ini pertama kalinya Rusia hadir dalam KTT NATO sejak perang Rusia - Georgia dua tahun lalu. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
Komentar