Korsel Siap Balas Dendam

SEOUL(SINDO) – Komandan Marinir Korea Selatan (Korsel) Letnan JenderalYoo Nak-joon kemarin bertekad membalas dendam “ribuan kali”serangan Korea Utara (Korut) yang menewaskan dua prajuritnya.

Kedua anggota Marinir Korsel tewas akibat serangan artileri Korut pada Selasa (23/11) lalu.Pemakaman dua prajurit tersebut kemarin diiringi dengan penghormatan senjata dan dihadiri para pejabat militer serta pemerintahan setelah empat hari serangan paling mematikan sejak perang Korea 1950– 1953. Menurut Yoo Mal-joon, kematian Seo Jeong-woo dan Moon Kwang-wook tidak akan dilupakan begitu saja oleh semua personel marinir Negeri Ginseng tersebut. “Semua anggota Marinir, termasuk semua anggota Marinir yang masih bertugas dan pensiun, akan membalas dendam kematian dua anggota,apa pun biayanya.

Semua anggota Marinir pun menyimpan kemarahan dan kesedihan. Kita tetap akan menyimpan rasa marah dan dendam di tulang kita ini dan akan membalas dendam kepada Korut,”kata Yoo Mal-joon. Bertepatan dengan pemakaman dua anggota marinir itu, sekelompok pensiunan marinir Korsel anti-Korut kemarin menggelar aksi menentang serangan maut negara komunis itu di Seoul.“Ini saatnya beraksi.Ini waktunya pembalasan. Ayo saatnya menggempur istana presiden di Pyongyang,” teriak sekitar 1.000 anggota pensiunan marinir. Mereka juga membakar foto pemimpin Korut Kim Jong-il dan penggantinya,Kim Jong-un.

Protes tak hanya dilayangkan anggota pensiunan Marinir Korsel. Kelompok yang terdiri atas mantan anggota yang menamakan diri sebagai “Tim Penghancuran Bawah Air”juga memprotes serangan Korut. Dulu tim tersebut kerap melakukan sabotase ke Korut. Selain melancarkan protes terhadap Pyongyang, kelompok ini mengecam pemerintah yang mengabaikan pengorbanan mereka atas misi mata-mata.“Kita tidak dapat membantu mengekspresikan kemarahan kita terhadap sikap kementerian pertahanan dan pemerintah secara umum yang gagal melakukan aksi balasan,” demikian sikap kelompok tersebut.

Menteri Pertahanan baru Korsel Kim Kwan-jin juga telah menyerukan sikap tegas. Kim Kwan-jin ditunjuk Presiden Lee Myung-bak sebagai menteri pertahanan setelah Kim Tae-young mengundurkan diri karena menilai dirinya gagal dalam menanggapi serangan Korut. Media-media di Seoul melaporkan rencana pemerintah untuk meningkatkan anggaran belanja khusus militer tahun depan. Presiden Lee Myung-bak telah memberikan informasi kepada menteri dan penasihatnya untuk siap jika ada “provokasi” dari Korut selama latihan militer bersama dengan Amerika Serikat (AS). Latihan militer itu bakal dimulai hari ini.“Ada kemungkinan Korut akan melakukan aksi yang di luar perkiraan. Tolong siapkan dengan baik dalam latihan tempur AS dan Korsel” ujar Lee seperti yang dikemukakan oleh juru bicaranya.

Situs yang menjadi propaganda Korut, Uriminzokkiri, menyatakan bahwa latihan militer yang digelar oleh Korsel dan sekutunya merupakan provokasi militer yang tak dapat dimaafkan.“Korut akan membuat basis utama musuh menjadi lautan api jika mereka melanggar teritorial kita meski hanya 0,001mm,” demikian keterangan resmi mereka. Latihan militer itu tidak hanya dikecam Korut tetapi juga China. Negeri Tirai Bambu menganggap latihan militer itu turut mengancam negara tersebut.Namun,militer AS menyebutkan,latihan militer telah direncanakan sebelum terjadi serangan Selasa silam.Mereka juga menyatakan bahwa latihan itu sebagai latihan menghadapi Korut, bukan China.

“Kita secara rutin menggelar operasi di perairan semenanjung Korea selama beberapa tahun ini,” ungkap Kapten Darryn James,juru bicara Pentagon. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China memulai serangkaian pembicaraan dengan Washington,Seoul,dan Pyongyang untuk meredakan ketegangan antara kedua Korea. Sumber resmi mengatakan, prioritas pembicaraan adalah untuk mencegah terulangnya insiden penembakan artileri Korut ke Pulau Yeongpyeon. Selain bertemu Duta Besar Korea Utara, Menteri Luar Negeri (Menlu) Yang Jiechi juga melakukan pembicaraan telepon dengan Menlu AS dan Korsel. “Prioritas utama adalah menjaga situasi semenanjung Korea tetap terkendali dan memastikan insiden penembakan tidak akan terjadi lagi,” demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri China.

Meski sejumlah rincian dari pembicaraan antara China dan ketiga negara sudah dirilis,Kementerian Luar Negeri AS belum memberikan komentar apa pun.Amerika Serikat dan sejumlah negara telah berulang kali mendesak Beijing– satu-satunya sekutu Korea Utara–untuk menggunakan pengaruhnya demi mencegah krisis lebih lanjut. Tampaknya desakan dunia internasional ini didengar Pemerintah China.Pada Jumat (26/11) Yang Jiechi melakukan pembicaraan dengan Duta Besar Korea Utara di Beijing untuk membahas krisis di semenanjung Korea.

Dalam insiden penembakan artileri ke Pulau Yeongpyeon, setidaknya empat orang warga negara Korea Selatan tewas, belasan terluka, dan sejumlah bangunan di pulau tersebut hancur. (AFP/Rtr/BBC/ andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/366719/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford