AS Ancam Pendiri WikiLeaks
Amerika Serikat (AS) mengancam pendiri WikiLeaks Julian Assange agar tidak menerbitkan kumpulan informasi rahasia diplomatik.
Ancaman Washington itu diutaraka melalui sebuah surat kepada Assange. Disebutkan bahwa dalam surat tersebut, pembukaan ke publik dokumen rahasia Kementerian Luar Negeri bertentantang dengan Undang-Undang AS dan akan membahayakan banyak nyawa yang tak terhitung jumlahnya.
Wikileaks telah mengumumkan akan membocorkan satu set dokumen rahasia baru yang lebih besar daripada penerbitan sebelumnya mengenai Afghanistan dan Irak. Assange menuding pihak berwenang Amerika takut karena akan dituntut bertanggung jawab. Bocoran terbaru ini diperkirakan akan meliputi dokumen-dokumen mengenai tindakan AS dan pandangan-pandangan rahasia sejumlah diplomat dari sejumlah negara termasuk Australia, Inggris, Kanada, Israel, Rusia dan Turki.
Surat dari penasihat hukum Kementerian Luar Negeri AS, Harold Koh, itu merupakan tanggapan terhadap surat dari Assange kepada Duta Besar AS untuk Inggris, Louis Susman. Assange meminta diberitahu siapa saja yang akan terancam jiwanya bila dokumen itu dibeberkan.
Seorang pejabat senior Amerika mengatakan Assange menawarkan perundingan mengenai pembatasan penulisan. Sebagai tanggapan Koh menuntut agar Wikileaks mengembalikan dokumen-dokumen resmi kepada pemerintah Amerika. “Kami tidak akan bernegosiasi mengenai penerbitan lebih jauh atau membahas materi rahasia milik pemerintah Amerika yang didapat dengan cara ilegal,” tulis Koh dalam surat itu.
Koh menambahkan bahwa penerbitan dokumen rahasia milik Kementerian Luar Negeri itu melanggar undang-undang Amerika dan akan mengancam nyawa “yang tidak terhitung jumlahnya”. “Mulai dari wartawan sampai aktivis HAM dan blogger, dan memperbesar risiko operasi militer Amerika,” tulis Koh dalam surat tersebut.
Media massa AS melaporkan surat seperti itu merupakan langkah yang jarang dilakukan oleh pemerintah Amerika. Itu juga mencerminkan kekhawatiran pemerintah mengenai dampak pembocoran itu.
Sebelumnya WikiLeaks mengatakan bahwa dokumen rahasia ini volumenya tujuh kali lipat lebih besar daripada hampir 400.000 dokumen Pentagon terkait perang Irak yang diterbitkan situs itu bulan Oktober lalu. WikiLeaks pernah membeberkan penyiksaan oleh pasukan Irak dan bahwa jumlah warga sipil yang tewas 15.000 lebih banyak daripada yang dilaporkan
Wikileaks belum mengumumkan kapan dokumen-dokumen baru itu bakal dirilis. Para pengamat mengatakan Amerika dan sekutu-sekutunya berpotensi dipermalukan oleh publikasi penilaian jujur dari berbagai diplomat asing.
Dari Inggris, media-media lokal menyebutkan pemerintahan Inggris bakal menjadi korban penerbitan dokumen tersebut. Pasalnya, warga negara Inggris yang ada di negara-negara Muslim dijadikan sasaran balas dendam terhadap pandangan-pandangan yang dianggap “anti-Islam”.
Jika WikiLeaks membocorkan data tersebut, maka reputasi AS di mata sekutunya bakal merosot. Juru bicara departemen luar negeri PJ Crowley memperingatkan dokumen-dokumen tersebut dapat memperlemah kepercayaan kepada AS sebagai rekan diplomatik.
Hanya saja belum diketahui pasti dokumen yang dimiliki Wikileaks. Dugaannya adalah tiga juta dokumen terkait tentang pertolongan yang diberikan Turki kepada milisi al-Qaida di Irak dan bantuan AS kepada kelompok separatis Kurdi di Irak. Dokumen lain yang diperkirakan akan dibocorkan adalah pesan kabel hubungan Israel-Amerika.
Siapa pembocor utama dokumen rahasi AS tersebut. Adalah prajurit satu militer AS Bradley Manning, seorang pengamat militer yang ditahan bulan Juni lalu karena diduga membocorkan dokumen rahasia. Dia diduga membocorkan akses jaringan rahasia untuk mendapatkan puluhan ribu pesan kabel departemen luar negeri AS, sebagian dari pesan tersebut adalah kabel rahasia.
Panglima Militer AS Laksamanan Mike Mullen menyarankan WikiLeaks untuk menghentikan pengumuman dokumen yang “sangat berbahaya” itu. Kementrian Pertahanan Inggris mendesak media Inggris agar “selalu mengingat” dampak penerbitan bocoran itu terhadap keamanan nasional. (AFP/NYT/BBC/andika hm)
Ancaman Washington itu diutaraka melalui sebuah surat kepada Assange. Disebutkan bahwa dalam surat tersebut, pembukaan ke publik dokumen rahasia Kementerian Luar Negeri bertentantang dengan Undang-Undang AS dan akan membahayakan banyak nyawa yang tak terhitung jumlahnya.
Wikileaks telah mengumumkan akan membocorkan satu set dokumen rahasia baru yang lebih besar daripada penerbitan sebelumnya mengenai Afghanistan dan Irak. Assange menuding pihak berwenang Amerika takut karena akan dituntut bertanggung jawab. Bocoran terbaru ini diperkirakan akan meliputi dokumen-dokumen mengenai tindakan AS dan pandangan-pandangan rahasia sejumlah diplomat dari sejumlah negara termasuk Australia, Inggris, Kanada, Israel, Rusia dan Turki.
Surat dari penasihat hukum Kementerian Luar Negeri AS, Harold Koh, itu merupakan tanggapan terhadap surat dari Assange kepada Duta Besar AS untuk Inggris, Louis Susman. Assange meminta diberitahu siapa saja yang akan terancam jiwanya bila dokumen itu dibeberkan.
Seorang pejabat senior Amerika mengatakan Assange menawarkan perundingan mengenai pembatasan penulisan. Sebagai tanggapan Koh menuntut agar Wikileaks mengembalikan dokumen-dokumen resmi kepada pemerintah Amerika. “Kami tidak akan bernegosiasi mengenai penerbitan lebih jauh atau membahas materi rahasia milik pemerintah Amerika yang didapat dengan cara ilegal,” tulis Koh dalam surat itu.
Koh menambahkan bahwa penerbitan dokumen rahasia milik Kementerian Luar Negeri itu melanggar undang-undang Amerika dan akan mengancam nyawa “yang tidak terhitung jumlahnya”. “Mulai dari wartawan sampai aktivis HAM dan blogger, dan memperbesar risiko operasi militer Amerika,” tulis Koh dalam surat tersebut.
Media massa AS melaporkan surat seperti itu merupakan langkah yang jarang dilakukan oleh pemerintah Amerika. Itu juga mencerminkan kekhawatiran pemerintah mengenai dampak pembocoran itu.
Sebelumnya WikiLeaks mengatakan bahwa dokumen rahasia ini volumenya tujuh kali lipat lebih besar daripada hampir 400.000 dokumen Pentagon terkait perang Irak yang diterbitkan situs itu bulan Oktober lalu. WikiLeaks pernah membeberkan penyiksaan oleh pasukan Irak dan bahwa jumlah warga sipil yang tewas 15.000 lebih banyak daripada yang dilaporkan
Wikileaks belum mengumumkan kapan dokumen-dokumen baru itu bakal dirilis. Para pengamat mengatakan Amerika dan sekutu-sekutunya berpotensi dipermalukan oleh publikasi penilaian jujur dari berbagai diplomat asing.
Dari Inggris, media-media lokal menyebutkan pemerintahan Inggris bakal menjadi korban penerbitan dokumen tersebut. Pasalnya, warga negara Inggris yang ada di negara-negara Muslim dijadikan sasaran balas dendam terhadap pandangan-pandangan yang dianggap “anti-Islam”.
Jika WikiLeaks membocorkan data tersebut, maka reputasi AS di mata sekutunya bakal merosot. Juru bicara departemen luar negeri PJ Crowley memperingatkan dokumen-dokumen tersebut dapat memperlemah kepercayaan kepada AS sebagai rekan diplomatik.
Hanya saja belum diketahui pasti dokumen yang dimiliki Wikileaks. Dugaannya adalah tiga juta dokumen terkait tentang pertolongan yang diberikan Turki kepada milisi al-Qaida di Irak dan bantuan AS kepada kelompok separatis Kurdi di Irak. Dokumen lain yang diperkirakan akan dibocorkan adalah pesan kabel hubungan Israel-Amerika.
Siapa pembocor utama dokumen rahasi AS tersebut. Adalah prajurit satu militer AS Bradley Manning, seorang pengamat militer yang ditahan bulan Juni lalu karena diduga membocorkan dokumen rahasia. Dia diduga membocorkan akses jaringan rahasia untuk mendapatkan puluhan ribu pesan kabel departemen luar negeri AS, sebagian dari pesan tersebut adalah kabel rahasia.
Panglima Militer AS Laksamanan Mike Mullen menyarankan WikiLeaks untuk menghentikan pengumuman dokumen yang “sangat berbahaya” itu. Kementrian Pertahanan Inggris mendesak media Inggris agar “selalu mengingat” dampak penerbitan bocoran itu terhadap keamanan nasional. (AFP/NYT/BBC/andika hm)
Komentar