Putus Asa, Perempuan Nikahi Diri Sendiri
Menikah umumnya membutuhkan pasangan lawan jenis. Tetapi, pada pernikahan Chen Wei-yih, tak ada pasangan pria yang datang ketika upacara suci itu digelar. Ternyata, Chen menikah dengan dirinya sendiri.
Upacara pernikahan Chen nantinya pun tergolong meriah. Dia memakai gaun pengantin berwarna putih dengan dihadiri 30 orang temannya. Acara pernikahan itu pun diorganisir oleh panitia khusus. Khusus resepsi pernikahannya, Chen akan menggelarnya pada bulan depan.
“Pada usia 30 tahun adalah masa emas bagi saya. Pekerjaan dan pengalaman pada fase yang bagus, tetapi saya tidak memiliki pasangan. Terus, apa yang saya lakukan,” ujar Chen. “saya bukan orang yang anti-menikah. Saya berharap bahwa saya dapat mengekspresikan ide yang berbeda tetapi dengan batas-batas tradisi,” imbuhnya.
Dengan dukungan tersebut, Chen pun memantapkan niatnya. Setelah menikah menggelar resepsi, dia akan melanjutkan dengan perjalanan bulan madunya ke Australia. Dia bakal pergi sendirian. “Saya berharap semakin banyak orang yang akan mencintai dirinya sendiri,” ujarnya.
Namun demikian, pernikahan yang dilakukan Chen tak akan terdaftar di kantor pemerintah, dan tak dianggap sah. Tetapi, Chen berjanji jika kelak menemukan sang pria idaman, dia akan melangsungkan pernikahan lagi.
Selama ini Taiwan cemas melihat menurunnya tingkat kelahiran di negara tersebut, dan dampaknya terhadap produktivitas. Menurut laporan media setempat, hanya dua perlima perempuan Taiwan yang disurvei punya bayangan untuk menikah, lainnya lebih suka hidup melajang. Menurut survei Kementerian Pendidikan Taiwan di awal tahun 2010 ini, hanya 40% perempuan yang membayangkan bahwa orang menikah hidup lebih baik dibanding melajang.
Dana resepsi pernikahan Chen diperoleh dari sumbangan publik. Sedikitnya 1.800 orang memberikan bantuan senilai USD5.675. “Saya pikir akan banyak gadis seperti Anda,” ujar “divagirl” salah satu pendukung Chen. Pernikahan Chen ini dipublikasikan secara online dan mendapatkan komentar simpatik dari 1.800 pendukung.
Khusus di situs jejaring sosial Facebook, Chen telah mendapatkan penggemar sebanyak 3.004 orang. Dalam akun yang bertajuk Only&Only’s Wedding, Chen menggambarkan dirinya: “saya akan menikah dengan diri sendiri pada usia 30 tahun pada 6 November 2010. Kita harus mencintai diri kita sendiri sebelum mencintai yang lain. Saya harus menikah dengan diri sendiri sebelum menikah dengan seseorang yang spesial di kemudian hari.”
Dalam akun Facebook Chen, banyak orang yang mendukungnya. Salah satunya adalah Thao Ruoi. “Saya menyukai pernikahanmu. Saya menyukainya. Selamat ya. Semoga sukses,” demikian tulis Thao. Hal senada diungkapkan Nhung Dang. “Itu sangat mengasyikkan dan saya menyukainya. Kamu berbahagia itu karena kamu sendiri,” tulisnya di akun Facebook Chen.
Sedangkan dalam status Facebook Chen kemarin, dia menggambarkan aktivitasnya yang sedang sibuk mengurus resepsi pernikahannya. “Hari Minggu, pesan saat ini adalah hari untuk menyiapkan coklat pernikahan,” tulisnya. Dia juga menyatakan ibunya ikut membantunya dalam membuat kue coklat. (Rtr/Telegraph/andika hm)
Upacara pernikahan Chen nantinya pun tergolong meriah. Dia memakai gaun pengantin berwarna putih dengan dihadiri 30 orang temannya. Acara pernikahan itu pun diorganisir oleh panitia khusus. Khusus resepsi pernikahannya, Chen akan menggelarnya pada bulan depan.
“Pada usia 30 tahun adalah masa emas bagi saya. Pekerjaan dan pengalaman pada fase yang bagus, tetapi saya tidak memiliki pasangan. Terus, apa yang saya lakukan,” ujar Chen. “saya bukan orang yang anti-menikah. Saya berharap bahwa saya dapat mengekspresikan ide yang berbeda tetapi dengan batas-batas tradisi,” imbuhnya.
Dengan dukungan tersebut, Chen pun memantapkan niatnya. Setelah menikah menggelar resepsi, dia akan melanjutkan dengan perjalanan bulan madunya ke Australia. Dia bakal pergi sendirian. “Saya berharap semakin banyak orang yang akan mencintai dirinya sendiri,” ujarnya.
Namun demikian, pernikahan yang dilakukan Chen tak akan terdaftar di kantor pemerintah, dan tak dianggap sah. Tetapi, Chen berjanji jika kelak menemukan sang pria idaman, dia akan melangsungkan pernikahan lagi.
Selama ini Taiwan cemas melihat menurunnya tingkat kelahiran di negara tersebut, dan dampaknya terhadap produktivitas. Menurut laporan media setempat, hanya dua perlima perempuan Taiwan yang disurvei punya bayangan untuk menikah, lainnya lebih suka hidup melajang. Menurut survei Kementerian Pendidikan Taiwan di awal tahun 2010 ini, hanya 40% perempuan yang membayangkan bahwa orang menikah hidup lebih baik dibanding melajang.
Dana resepsi pernikahan Chen diperoleh dari sumbangan publik. Sedikitnya 1.800 orang memberikan bantuan senilai USD5.675. “Saya pikir akan banyak gadis seperti Anda,” ujar “divagirl” salah satu pendukung Chen. Pernikahan Chen ini dipublikasikan secara online dan mendapatkan komentar simpatik dari 1.800 pendukung.
Khusus di situs jejaring sosial Facebook, Chen telah mendapatkan penggemar sebanyak 3.004 orang. Dalam akun yang bertajuk Only&Only’s Wedding, Chen menggambarkan dirinya: “saya akan menikah dengan diri sendiri pada usia 30 tahun pada 6 November 2010. Kita harus mencintai diri kita sendiri sebelum mencintai yang lain. Saya harus menikah dengan diri sendiri sebelum menikah dengan seseorang yang spesial di kemudian hari.”
Dalam akun Facebook Chen, banyak orang yang mendukungnya. Salah satunya adalah Thao Ruoi. “Saya menyukai pernikahanmu. Saya menyukainya. Selamat ya. Semoga sukses,” demikian tulis Thao. Hal senada diungkapkan Nhung Dang. “Itu sangat mengasyikkan dan saya menyukainya. Kamu berbahagia itu karena kamu sendiri,” tulisnya di akun Facebook Chen.
Sedangkan dalam status Facebook Chen kemarin, dia menggambarkan aktivitasnya yang sedang sibuk mengurus resepsi pernikahannya. “Hari Minggu, pesan saat ini adalah hari untuk menyiapkan coklat pernikahan,” tulisnya. Dia juga menyatakan ibunya ikut membantunya dalam membuat kue coklat. (Rtr/Telegraph/andika hm)
Komentar