PBB Minta AS dan Irak Selidiki Temuan WikiLeaks

Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta Pemerintah Irak dan Amerika Serikat (AS) untuk menyelidiki temuan WikiLeaks mengenai penyiksaan di penjara-penjara. Seruan PBB ini menunjukkan perlunya tindak lanjut atas bocoran data dari WikiLeaks tersebut.

Komisaris Tinggi Dewan HAM PBB Navy Pillay mengatakan data-data yang dibongkar WikiLeaks menyatakan pasukan AS telah menyerahkan tahanan ke otoritas Irak. Namun demikian, bukan berarti pasukan AS lepas tanggungjawab mengenai hal tersebut. Dia pun menyatakan pembongkaran sekitar 400.000 data rahasia militer AS itu menunjukkan pelanggaran HAM yang terjadi di Irak.

“Pemerintah AS dan otoritas Irak harus mengambil langkah-langkah serius untuk menginvestigasi semua tuduhan yang ada di data rahasia tersebut. Selanjutnya, mereka harus membawa siapa yang bertanggungjawab terhadap pembunuhan tanpa dasar hukum, penyiksaan, dan pelanggaran HAM,” tegas Pillay.

Dalam data yang dirilis WikiLeaks menunjukkan, di antara sekitar 400 ribu dokumen yang dibocorkan diantaranya mengungkap kekerasan yang dilakukan tentara Irak terhadap para tahanan. Data itu yang menunjukkan pasukan AS mengetahui hal ini dan mendiamkannya. Dokumen ini juga menyebutkan bahwa pasukan AS tetap menyerahkan athanan ke pasukan keamanan Irak meski mengetahui tahanan itu akan disiksa. Pasukan AS juga terus melakukan interogasi atas tahanan Irak meski melihat bahwa tahanan belum sembuh dari luka-luka. Itu semua merupakan pelanggaran Konvensi Jenewa.

Juru bicara Departemen Pertahanan AS Kolonel Dave Lapan di Pentagon mencurigai bahwa Wikileaks bahkan lebih memiliki banyak dokumen rahasia yang belum diungkap ke publik. Meski Lapan tidak merinci dasar pernyataan tersebtu serta dokumen perang apalagi yang kemungkinan masih ditahan.

“WikiLeaks diyakini memiliki 15.000 laporan lain menegnai kondisi lapangan perang Afghanistan, serta 260 ribu kawat diplomatik dan video korban AS di Afghanistan,” ujar Lapan. “WikiLeaks juga memiliki sebuah video dari Afghanistan,” imbuhnya.

Sementara itu, penasehat PBB dalam hal penyiksaan, Manfred Novak, menyerukan penyidikan termasuk kekerasan yang dilakukan pasukan AS. Dia mengungkapkan data tersebut tidak cukup menyelidiki apa yang terjadi di Irak. Dia menyarakan Presiden AS Barack Obama untuk menluncurkan penyidikan penuh terhadap semua tuduhan penyiksaan yang dilakukan militer AS dan petugas intelejen.

“Penyidikan harus dilakukan terhadap sejumlah agen AS yang menangani tahanan di berbagai negara seperti Mesir, Maroko, dan Syiria,” ujar Novak.

Sedangkan militer AS membantah pihaknya menutup mata terhadap penyiksaan di Irak. Salah satu pejabat militer AS, Jenderal George Casey, yang pernah memimpin pasukan Irak pada 2004-2007, menyatakan semua pasukan diinstruksikan jika terjadi pelanggaran kekerasan terhadap tahanan. (AFP/BBC/CNN/andika hm)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford