Israel Periksa Penumpang Kapal Mavi Marmara
YERUSALEM (SINDO) – Panel Israel yang menyelidiki penyerangan terhadap kapal bantuan (flotilla) Mavi Marmara ke Gaza kemarin mengungkapkan keinginannya untuk menyelidiki seluruh penumpang kapal itu.
Kapal Mavi Marmara diserang pasukan Israel pada 31 Mei dan menyebabkan sembilan orang tewas. Niat baik dewan panel yang kerap disebut Komisi Tirkel itu setelah mereka mewawancarai dua penumpang Israel keturunan Arab. Dua penumpang itu menceritakan pengalaman mereka ketika menjadi penumpang kapal yang ditembaki tentara Israel tersebut.
“Komisi Tirkel akan menerima kesaksian dari seluruh penumpang yang berada di Kapal Mavi Marmara pada malam 31 Mei dan siapa yang memiliki informasi yang relevan dengan penyidikan,” demikian keterangan resmi komisi tersebut. Dalam keterangan tersebut dijelaskan, siapa pun yang ingin memberikan kesaksian dapat menghubungi juru bicara dewan panel Ofer Lefler.
Sementara itu, dua warga Arab Israel yang ditangkap saat marinir Israel menyerbu Kapal Mavi Marmara yakni Mohammed Zedan dan Sheikh Hamad Abu Daabis telah diperiksa komisi tersebut.Awalnya mereka menolak memberikan kesaksian. “Komisi Tirkel telah mengundang saya pada awal kesaksian, tapi saya tolak dan saya telah mengirim surat untuk menjelaskan penolakan saya,”ujar Zedan.
“Saya jelaskan bahwa saya tidak dapat bekerja sama dengan komisi itu karena komisi itu ditunjuk oleh pemerintah, yang merupakan pihak yang berkonflik. Saya menganggapnya tidak penting dan rekomendasinya tak dapat diterima.” Zedan dan Abu Daabis berubah pikiran setelah diperingatkan Pemerintah Israel bahwa mereka telah diminta undang-undang untuk hadir.Komisi yang didirikan Pemerintah Israel pada Juni silam memiliki mandat untuk menyelidiki insiden yang menewaskan sembilan aktivis Turki pada insiden Kapal Mavi Marmara. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/359773/
Kapal Mavi Marmara diserang pasukan Israel pada 31 Mei dan menyebabkan sembilan orang tewas. Niat baik dewan panel yang kerap disebut Komisi Tirkel itu setelah mereka mewawancarai dua penumpang Israel keturunan Arab. Dua penumpang itu menceritakan pengalaman mereka ketika menjadi penumpang kapal yang ditembaki tentara Israel tersebut.
“Komisi Tirkel akan menerima kesaksian dari seluruh penumpang yang berada di Kapal Mavi Marmara pada malam 31 Mei dan siapa yang memiliki informasi yang relevan dengan penyidikan,” demikian keterangan resmi komisi tersebut. Dalam keterangan tersebut dijelaskan, siapa pun yang ingin memberikan kesaksian dapat menghubungi juru bicara dewan panel Ofer Lefler.
Sementara itu, dua warga Arab Israel yang ditangkap saat marinir Israel menyerbu Kapal Mavi Marmara yakni Mohammed Zedan dan Sheikh Hamad Abu Daabis telah diperiksa komisi tersebut.Awalnya mereka menolak memberikan kesaksian. “Komisi Tirkel telah mengundang saya pada awal kesaksian, tapi saya tolak dan saya telah mengirim surat untuk menjelaskan penolakan saya,”ujar Zedan.
“Saya jelaskan bahwa saya tidak dapat bekerja sama dengan komisi itu karena komisi itu ditunjuk oleh pemerintah, yang merupakan pihak yang berkonflik. Saya menganggapnya tidak penting dan rekomendasinya tak dapat diterima.” Zedan dan Abu Daabis berubah pikiran setelah diperingatkan Pemerintah Israel bahwa mereka telah diminta undang-undang untuk hadir.Komisi yang didirikan Pemerintah Israel pada Juni silam memiliki mandat untuk menyelidiki insiden yang menewaskan sembilan aktivis Turki pada insiden Kapal Mavi Marmara. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/359773/
Komentar