Inggris Berencana Pangkas 17.000 Tentara
LONDON (SINDO) - Pemerintah Ing-gris kemarin mengumumkan pengurangan 17.000 tentara dan 25.000 pegawai sipil di Kementerian Pertahanan. Perdana Menteri David Cameron mengatakan,Angkatan Laut dan Angkatan Udara Inggris masing-masing akan mengalami pengurangan 5.000 personel, sedangkan Angkatan Darat akan kehilangan 7.000 personel.
Pengurangan ini akan berlangsung bertahap sampai tahun 2015 sebagai bagian dari tinjauan pertahanan strategis yang akan menyebabkan pengurangan anggaran pertahanan sebesar 8% dalam waktu empat tahun. Selain pengurangan personel, pemerintah Inggris memutuskan segera memensiunkan kapal induk Ark Royal, pesawat intai Nimrod dan semua skuadron pesawat tempur Harrier.
PM Cameron memulai keterangannya di parlemen dengan bantahan bahwa pemerintahnya hanya ingin menghemat uang dengan mengorbankan kemampuan pertahanan Inggris.“Keputusan ini merupakan perubahan dalam cara kita melindungi kepentingan pertahanan kita,”kata Cameron. Cameron mengungkapkan, pemerintahnya telah mewarisi 37 miliar poundsterling “lubang hitam” dalam anggaran pertahanan ketika mengambil alih kekuasaan pada bulan Mei.
“Kita tidak bisa terus seperti ini,” katanya. “Kita harus lebih bijaksana, lebih strategis, dan lebih terkoordinasi dalam cara kita memajukan kepentingan kita dan melindungi keamanan nasional kita dan itulah tujuan yang ditetapkan untuk dicapai.” Cameron mengatakan belanja pertahanan Inggris masih memenuhi patokan dua persen dari produk domestik bruto yang ditetapkan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), dan bahwa angkatan bersenjata Inggris masih merupakan yang terbesar keempat di dunia.
Cameron juga menegaskan bahwa anggaran untuk perang di Afghanistan tidak berkurang karena dibiayai lewat pos khusus di kementrian keuangan. Pemimpin oposisi Partai Buruh, Ed Miliband,menyatakan bahwa peninjauan tersebut sebagai persiapan yang terburu-buru dan tidak kredibel.
Sedangkan kepala profesional militer Inggris,Jock Stirrup,pemotongan anggaran jauh dari ideal. Tetapi,mereka lebih mementingkan situasi ekonomi negara.“Pastinya, kita akan mempertahankan kemampuan sebelumnya dengan segala cara,” ujar Stirrup.“Tetapi Anda akan membuat keputusan sulit ketika Anda terjebak dalam keuangan dan fokus kita di Afghanistan. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
Pengurangan ini akan berlangsung bertahap sampai tahun 2015 sebagai bagian dari tinjauan pertahanan strategis yang akan menyebabkan pengurangan anggaran pertahanan sebesar 8% dalam waktu empat tahun. Selain pengurangan personel, pemerintah Inggris memutuskan segera memensiunkan kapal induk Ark Royal, pesawat intai Nimrod dan semua skuadron pesawat tempur Harrier.
PM Cameron memulai keterangannya di parlemen dengan bantahan bahwa pemerintahnya hanya ingin menghemat uang dengan mengorbankan kemampuan pertahanan Inggris.“Keputusan ini merupakan perubahan dalam cara kita melindungi kepentingan pertahanan kita,”kata Cameron. Cameron mengungkapkan, pemerintahnya telah mewarisi 37 miliar poundsterling “lubang hitam” dalam anggaran pertahanan ketika mengambil alih kekuasaan pada bulan Mei.
“Kita tidak bisa terus seperti ini,” katanya. “Kita harus lebih bijaksana, lebih strategis, dan lebih terkoordinasi dalam cara kita memajukan kepentingan kita dan melindungi keamanan nasional kita dan itulah tujuan yang ditetapkan untuk dicapai.” Cameron mengatakan belanja pertahanan Inggris masih memenuhi patokan dua persen dari produk domestik bruto yang ditetapkan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), dan bahwa angkatan bersenjata Inggris masih merupakan yang terbesar keempat di dunia.
Cameron juga menegaskan bahwa anggaran untuk perang di Afghanistan tidak berkurang karena dibiayai lewat pos khusus di kementrian keuangan. Pemimpin oposisi Partai Buruh, Ed Miliband,menyatakan bahwa peninjauan tersebut sebagai persiapan yang terburu-buru dan tidak kredibel.
Sedangkan kepala profesional militer Inggris,Jock Stirrup,pemotongan anggaran jauh dari ideal. Tetapi,mereka lebih mementingkan situasi ekonomi negara.“Pastinya, kita akan mempertahankan kemampuan sebelumnya dengan segala cara,” ujar Stirrup.“Tetapi Anda akan membuat keputusan sulit ketika Anda terjebak dalam keuangan dan fokus kita di Afghanistan. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
Komentar