Tanpa Menang dan Kalah


NARKOBAtelah menjelma menjadi musuh semua negara di dunia. Namun,perang melawannya sangat sulit. Tiap satu kartel dimusnahkan, muncullah kartel-kartel baru. Ronald Reagan adalah Presiden Amerika Serikat (AS) yang bisa dikatakan paling berani dan tangguh dalam memerangi narkoba di negaranya. Saking cintanya dengan keselamatan generasi mudanya,Reagan memerintah pasukan AS untuk menyerang Panama pada 1989.

Pasukan AS berhasil menangkap pemimpin Panama Jenderal Manuel Noriega. Noriega dikenal sebagai diktator dan penyelundup narkoba dengan jaringan internasional. Pasar utama narkoba Noriega adalah AS. Washington pun mengadili dan menjatuhkan hukuman kepada Noriega. Namun, serangan dan penghukuman terhadap Noriega itu tidak begitu saja memutus perdagangan narkoba.

Bukannya berkurang, perdagangan narkoba masih tetap berjalan,bahkan lebih gencar daripada sebelumnya. Ibaratnya,mati satu tumbuh seribu. Washington telah berjuang berperang melawan kartel-kartel dan organisasi ilegal yang memperdagangkan narkoba lebih dari 40 tahun. Hingga kini, belum ada hasilnya. Anggaran yang dikeluarkan untuk perang terhadap narkoba relatif besar,yakni mencapai USD1 triliun.

Ratusan ribu tentara dan warga AS pun kehilangan nyawa. Perang narkoba juga merupakan salah satu agenda utama Presiden Barack Obama. Dia berjanji akan mengurangi penggunaan narkoba dan kerusakan besar yang disebabkannya. Dia membuat kebijakan nasional baru, yakni memperlakukan penggunaan narkoba lebih sebagai masalah kesehatan masyarakat.Fokus Obama adalah pada pencegahan dan pengobatan. Gedung Putih menganggarkan USD15,5 miliar untuk berperang melawan narkoba.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengungkapkan akar permasalahan narkoba di negaranya berasal dari negara-negara Amerika Latin seperti Meksiko, Kolombia, dan Venezuela. Jika negara- negara tersebut berhasil melumpuhkan perdagangan narkoba, AS pun cukup aman. Namun jika negara-negara Amerika Latin itu lemah dalam pemberantasan narkoba, bisa dipastikan AS bakal mati-matian memerangi kartelkartel itu.

Hillary menyerukan strategi yang lebih efektif dan pintar untuk mengatasi perdagangan narkoba. Dia menganggap Meksiko dan Amerika Tengah sebagai kawasan yang saat ini sedang menanggung beban masalah obat terlarang yang menurutnya merupakan ancaman besar terhadap pemerintahan, ekonomi,dan kualitas hidup. Pemimpin lembaga pengendalian narkoba AS Gil Kerlikowske menilai strategi perang terhadap narkoba tidak bekerja.

“Dalam skema besar belum berhasil,”kata Kerlikowske.“Empat puluh tahun kemudian, kekhawatiran tentang narkoba dan masalah narkoba semakin besar, semakin intensif,” katanya. Adapun mantan pemimpin lembaga pengendalian narkoba John P Walters menyatakan masyarakat akan jauh lebih buruk jika tidak ada perang terhadap narkoba. Penyalahgunaan narkoba nasional memuncak pada 1979 dan meskipun berfluktuasi tetap di bawah level tersebut.“Catatan menunjukkan ganja dan penyalahgunaan resep obat naik,”paparnya.

Ribuan Nyawa Melayang

“Siapa yang mendekati narkoba sama seperti mendekati kematian,” demikian petuah yang kerap diungkapkan orang tua kepada putra putrinya. Petuah itu ada benarnya. Narkoba menjadi momok penyebab kematian ribuan orang di dunia,bukan hanya karena overdosis, terjangkit HIV/AIDS, tetapi juga korban perang antarkartel narkoba dan perang kartel narkoba dengan pemerintah. Venezuela adalah negara yang paling banyak mengorbankan warganya akibat narkoba.

Sejak Presiden Hugo Chavez berkuas pada 1999, terjadi 118.541 pembunuhan. Pada tahun lalu saja, 16.000 nyawa melayang sia-sia karena perang antarkartel narkoba di Venezuela. Sejak 2007, sebanyak 43.792 orang tewas akibat pembunuhan yang dilakukan kelompok terorganisasi yang memperdagangkan narkoba. Sepanjang 2009,Pemerintah Venezuelamenyita60tonnarkobaatau 11% lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya.

Mereka mengklaim bahwa pemberantasan narkotik meningkat setelah negara ini memutuskan kerja sama dengan AS. Selain dipasarkan ke AS, narkoba asal Venezuela juga dijual ke Eropa. Tak mengherankan jika rakyat Venezuela lebih memilih hidup di Irak dengan anggapan jumlah korban kekerasan di sana lebih kecil dibandingkan di negara mereka sendiri. Bagi mereka, Baghdad lebih aman ketimbang Venezuela meskipun tiap hari ibu kota Irak itu senantiasa mendapatkan serangan bom bunuh diri.

Bagaimana tanggapan Hugo Chavez terhadap perang narkoba di negaranya? Dia tidak melakukan introspeksi dalam manajemen pemerintahannya. Dia justru menyalahkan AS dan Eropa.“Meningkatnya konsumsinarkobadi ASdanEropa adalah faktor utama yang mendorong perdagangan haram obatobatan terlarang itu,”kritik Chavez. Di Kolombia, perbandingan kematian akibat narkoba di Bogota adalah 22,7 per 100.000 orang.

Kolombia adalah produsen kokain terbesar di dunia dengan produksi sekitar 580 ton kokain per tahunnya, sebagian besar kokain tersebut beredar di pasar gelap AS. Meksiko adalah gudang perang narkoba. Selama empat tahun terakhir perang melawan kartel narkoba telah menewaskan 28.000 orang.Kawasan paling berbahaya terletak 3.200 km dari perbatasan AS, Negara Bagian Chihuahua, di mana 6.757 orang tewas.Lebih dari 121.000 tersangka ditahan sejak 2006.

Beberapa kuburan massal pun ditemukan. Ini menunjukkan bahwa perang narkoba sangat membahayakan di Meksiko. Perang melawan narkoba di negara itu meningkat sejak Presiden MeksikoFelipe Calderon mendeklarasikan perang terhadap kartel-kartel. Sedikitnya 45.000 tentara dan ribuan polisi federal dikerahkan untuk memerangi kartel-kartel yang menyelundupkan narkoba ke AS. “Saya tahubah wastrategi dipertanyakan, dan secara administrasi, saya bersedia untuk merevisi, menguatkan atau mengubahnya jika diperlukan,” kata Calderon.

“Apa yang saya tanyakan cukup untuk ide-ide yang jelas dan proposal yang tepat mengenai bagaimana memperbaiki strategi ini,”katanya. Calderon pun harus mengorbankan ribuan aparat keamanannya tewas di tangan para loyalis kartel narkoba. Selama kampanye perang narkoba ala Calderon,sedikitnya 915 polisi kota,698 polisi negara bagian, dan 463 agen federal telah dibunuh pengikut kartel narkoba. Pejabat pemerintahan kerap menjadi korban penculikan dan pembunuhan yang didalangi oleh kartel tersebut.Pada 20 Agustus silam, WaliKotaSantiagoEdelmiroCavazos dibunuh oleh kartel narkoba.

Siapa Pemenang Perang Narkoba?

Tak ada pihak yang berhasil menjadi pemenang dalam perang narkoba.Semuanya merugi.Pemerintah di mana pun berada tak ada yang berhasil dalam perang narkoba. Semuanya menderita. Perang narkoba yang digencarkan ter-hadap kartel bakal menemui kebuntuan selama tidak adanya persatuan dan konsolidasi. Selain itu, perang narkoba pun tidak akan ada pemenangnya selama narkoba itu tetap dikonsumsi banyak orang di belahan dunia. (andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/347604/
foto: news google

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford